Brilio.net - Bekerja itu nggak selalu mudah. Ada kalanya kamu senang, tapi nggak jarang juga merasa stuck atau kurang nyaman di tempat kerja. Belakangan muncul tren unik di kalangan anak muda, yaitu "job hugging". Fenomena ini menggambarkan orang yang memilih tetap di pekerjaan yang sama, meski sebenarnya nggak terlalu nyaman, hanya karena rasa aman atau takut menghadapi risiko perubahan.

Fenomena ini berbeda dengan tren "job hopping" yang sempat populer, di mana pekerja muda sering berpindah-pindah pekerjaan untuk mencari pengalaman atau gaji lebih tinggi. Job hugging justru membuat banyak orang lebih memilih bertahan, meski sebenarnya mereka ingin berkembang lebih jauh. Dengan memahami fenomena ini, kamu bisa lebih sadar tentang pilihan kariermu, apakah bertahan karena takut, atau karena memang ingin terus berkembang.

Pengertian job hugging

Menurut penjelasan dari Korn Ferry, "job hugging" adalah perilaku di mana karyawan memilih bertahan di pekerjaan mereka saat ini, meski merasa kurang puas atau stagnan. Bukan karena loyalitas semata, tetapi lebih karena rasa aman dan takut menghadapi risiko perubahan. Fenomena ini banyak terjadi di kalangan pekerja muda yang merasa nyaman di zona aman, sehingga mereka cenderung menahan diri untuk mencoba peluang baru, meski sebenarnya ingin berkembang.

Contohnya, seorang pekerja muda yang ingin pindah ke bidang yang lebih sesuai passionnya tetap memilih bertahan di posisi saat ini karena merasa lebih aman di sini daripada menebak-nebak pekerjaan baru. Menurut artikel dari HR Source, tren ini dipicu oleh perlambatan pertumbuhan lapangan kerja serta kekhawatiran meningkatnya teknologi seperti AI yang bisa menggantikan pekerjaan. Kondisi ini membuat banyak orang lebih memilih bertahan daripada menghadapi risiko pekerjaan baru.

Ciri–ciri

Agar kamu bisa mudah mengenali apakah kamu atau temanmu sedang mengalami job hugging, berikut beberapa tanda khas:

1. Sudah lama di satu pekerjaan, tapi tak ada perkembangan yang terasa.

2. Rasa aman menjadi prioritas, hingga kamu enggan mencari peluang baru.

3. Motivasi kerja rendah, namun tetap "setia" hadir karena takut memilih jalan lain.

4. Rasa takut terhadap perubahan lebih besar daripada keinginan untuk bertumbuh.

Penyebab tren ini meningkat

Apa itu job hugging © 2025 brilio.net

Apa itu job hugging
freepik.com

Menurut laporan dari HR Dive menyebut bahwa kepercayaan pekerja terhadap pasar kerja kini berada di titik terendah, sehingga memilih bertahan jadi pilihan "aman". Fenomena job hugging makin muncul terutama di kalangan pekerja muda karena beberapa faktor:

1. Ketidakpastian ekonomi global dan pasar kerja yang tak sekuat sebelumnya.

2. Teknologi seperti AI yang menimbulkan kekhawatiran banyak orang bahwa pekerjaan mereka bisa “terancam”.

3. Perubahan budaya kerja: setelah era “job hopping”, sekarang banyak yang memilih titik aman dulu.

Risiko yang perlu diperhatikan

Menurut laporan dari Fast Company, tren ini juga bisa menghambat perkembangan karier karena "top performers" memilih tinggal hanya jika sangat terpaksa. Bertahan di pekerjaan karena rasa takut atau kenyamanan memang terlihat aman, tapi ada beberapa dampak negatif yang penting untuk kamu tahu:

1. Karier bisa stagnan karena sedikit perubahan atau tantangan baru.

2. Motivasi kerja bisa menurun dan akhirnya berdampak ke kualitas pekerjaan atau kesejahteraan mental.

3. Peluang baru bisa tertutup karena terlalu nyaman di satu zona.

Solusi untuk kamu dan pekerjaanmu

Kalau kamu merasa "oke aku nyaman tapi nggak berkembang", atau bertanya apakah kamu sedang job‑hugging, ini beberapa strategi yang bisa kamu coba:

1. Evaluasi diri: Tanyakan ke dirimu sendiri apakah kamu bertahan karena alasan positif (misalnya masih banyak potensi pengembangan) atau karena ketakutan (risiko, pasar, kenyamanan).

2. Tingkatkan skill: Gunakan waktu di pekerjaan sekarang untuk naik level seperti ambil pelatihan, sertifikasi, atau proyek baru. Ini bisa membuat posisi kamu lebih "bergerak" walau tetap di tempat saat ini.

3. Jalin jaringan dan cari peluang: Berkenalan dengan mentor, ikut komunitas, atau aktif di luar pekerjaan bisa membantu membuka pintu baru atau memberi perspektif lain.

4. Tentukan tujuan karier jangka panjang: Punya visi kamu mau ke mana bisa membantumu memutus siklus job hugging dan jadikan pekerjaan sekarang sebagai batu loncatan, bukan perangkap.

5. Komunikasi dengan atasan/tim(HR): Sampaikan aspirasi kamu, cari tahu ada bidang baru di perusahaan yang bisa kamu ambil, atau rotasi agar tetap tumbuh.

6. Siapkan rencana (B): Kadang hanya dengan tahu bahwa kamu punya pilihan membuat kamu lebih berani mengambil langkah kalau diperlukan.

Magang/Aji setyawan