Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan, Hasan Nasbi, baru-baru ini menanggapi proyeksi dari Dana Moneter Internasional (IMF) yang memperkirakan bahwa tingkat pengangguran di Indonesia akan mencapai 5 persen pada tahun 2025. Menurut Hasan, data terbaru dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa angka pengangguran justru mengalami penurunan menjadi 4,76 persen per Juni 2025.

"Berdasarkan data BPS, angka pengangguran terbuka turun dari 4,8 menjadi 4,76 persen. Ini menunjukkan bahwa jumlah orang yang benar-benar menganggur berkurang," ungkap Hasan saat konferensi pers di Kantor PCO Jakarta pada Selasa (3/6).

Lebih lanjut, Hasan menjelaskan bahwa persentase pekerja penuh waktu meningkat dari 65,6 persen menjadi 66,2 persen. Sementara itu, angka setengah pengangguran juga menunjukkan penurunan dari 8,5 persen menjadi 8 persen. "Ini adalah data yang jelas, dan kita bisa melihat gambaran yang lebih utuh tentang pasar kerja kita," tambahnya.

Walaupun ada banyak pemutusan hubungan kerja (PHK) yang terjadi belakangan ini, Hasan menegaskan bahwa penciptaan lapangan kerja baru justru lebih banyak. "Memang ada indikasi PHK, tetapi penciptaan lapangan kerja baru juga meningkat, dan itu lebih signifikan," ujarnya.

Dia juga menjelaskan bahwa pengangguran absolut tidak hanya disebabkan oleh PHK, tetapi juga karena bertambahnya kelompok usia angkatan kerja, terutama mereka yang baru lulus dari sekolah atau perguruan tinggi dan belum mendapatkan pekerjaan. "Pengangguran absolut meningkat 83 ribu orang karena ada banyak yang baru masuk ke usia kerja," jelasnya.

Hasan menilai bahwa angka pengangguran di Indonesia masih dalam kategori baik. Dia menyatakan bahwa analisis dari IMF akan menjadi masukan berharga bagi pemerintah untuk menjaga pertumbuhan ekonomi nasional.

"Masukan dari lembaga seperti IMF sangat penting untuk kita antisipasi dan menjaga agar ekonomi kita tetap stabil dan tumbuh lebih baik lagi," tutup Hasan.

Sebelumnya, IMF memproyeksikan bahwa tingkat pengangguran di Indonesia akan naik menjadi 5 persen pada tahun 2025, meningkat dari 4,9 persen tahun lalu, menurut laporan World Economic Outlook Edisi April 2025. Tingkat pengangguran versi IMF dihitung berdasarkan persentase angkatan kerja yang menganggur atau masih mencari pekerjaan.

Menurut BPS, pengangguran didefinisikan sebagai penduduk berusia 15 tahun ke atas yang tidak bekerja tetapi sedang mencari pekerjaan, mempersiapkan usaha baru, atau merasa tidak mungkin mendapatkan pekerjaan (putus asa). Sementara itu, tingkat pengangguran terbuka (TPT) adalah indikator yang digunakan BPS untuk mengukur tenaga kerja yang tidak terserap oleh pasar kerja.