Brilio.net - Pria berusia 60 tahun yang dilaporkan hilang saat mendaki Gunung Salak, Bogor, akhirnya ditemukan meninggal dunia setelah pencarian intensif oleh Tim SAR gabungan. Korban bernama Ayom ini ditemukan di dasar jurang dengan ketinggian sekitar 120 meter dan kemiringan tebing mencapai 80 derajat, tepat di jalur Sungai Citiis yang menjadi fokus pencarian.
"Awalnya survivor terlihat 60 meter dari tengah sungai kering Citiis. Setelah menggunakan visualisasi drone, ternyata benar," kata Kepala Kantor SAR Jakarta, Desiana Kartika Bahari, Rabu (25/6/), dikutip brilio.net dari liputan6.com
"Tim menginformasikan telah ditemukan dalam keadaan meninggal dunia di tepi jurang," lanjutnya.
Kronologi hilangnya Ayom bermula saat dia mendaki bersama seorang teman pada tanggal 22 Juni 2025. Saat menuruni lereng Gunung Salak, mereka terpisah karena teman korban tidak mampu melanjutkan turun dan memilih menunggu di atas. Setelah satu jam tidak kunjung bertemu, teman Ayom memutuskan pulang, namun korban tidak kembali sampai malam hari sehingga keluarga melaporkan kejadian tersebut ke Tim SAR. Pencarian dilakukan dengan membagi tim menjadi tiga unit yang menyisir jalur-jalur berbeda, termasuk penggunaan drone untuk mempercepat pencarian.
Penemuan jenazah Ayom pada tanggal 24 Juni 2025 menjadi titik akhir pencarian yang penuh ketegangan. Karena kondisi cuaca yang kurang mendukung dan waktu yang sudah larut, evakuasi jenazah baru bisa dilakukan keesokan harinya menuju Posko Polsek Tamansari.
Kasus ini menjadi pengingat bagi para pendaki untuk selalu menjaga komunikasi dan tidak mendaki sendirian, serta pentingnya kesiapan fisik dan mental saat menjelajahi medan berat seperti Gunung Salak.
Profil Gunung Salak
Gunung Salak merupakan salah satu gunung populer di Jawa Barat yang memiliki medan cukup berat dan rawan kecelakaan. Ketinggian dan kondisi jalur yang curam membutuhkan kesiapan fisik dan pengalaman pendakian yang memadai.
Proses dan strategi pencarian SAR
Tim SAR gabungan membagi pencarian menjadi tiga Search and Rescue Unit (SRU) yang menyisir jalur Sungai Citiis, jalan setapak dari simpang Kapin ke Pohpohan, serta area Leuweung Bobojong hingga lokasi kejadian. Penggunaan drone juga dimanfaatkan untuk menjangkau area sulit dan mempercepat pencarian.
Cuaca buruk dan medan terjal Gunung Salak menjadi tantangan besar dalam proses evakuasi korban. Faktor ini menyebabkan evakuasi jenazah Ayom harus ditunda hingga kondisi memungkinkan.
Tips keselamatan pendakian untuk lansia
Pendaki lansia disarankan melakukan pemeriksaan kesehatan sebelum mendaki, membawa alat komunikasi yang memadai, tidak mendaki sendirian, dan selalu memberitahu rencana pendakian kepada keluarga atau petugas setempat.
Recommended By Editor
- Skema evakuasi pendaki asal brasil yang jatuh di Gunung Rinjani, 3 helikopter canggih diterjunkan
- 10 Potret Juliana Marins turis Brasil yang jatuh di Gunung Rinjani, hobi olahraga dan traveling
- Bukan cuma kata nenek, bidan juga setuju pentingnya jamu terstandar pasca persalinan
- Instagram Prabowo diserbu netizen Brasil soal turis jatuh di Gunung Rinjani, ini respons Istana
- Kemenpar sebut pendaki Brasil jatuh di Gunung Rinjani terpantau dalam kondisi tidak bergerak
- Kronologi turis Brasil jatuh ke bawah tebing Gunung Rinjani, sorotan lampu senter jadi penyelamat

