Pemerintah Indonesia berencana mengalokasikan anggaran yang sangat besar, yaitu Rp 335 triliun untuk Program Makan Bergizi Gratis (MBG) pada tahun 2026. Ini adalah lonjakan yang sangat signifikan, lebih dari empat kali lipat dibandingkan dengan pagu anggaran tahun 2025 yang hanya sebesar Rp 71 triliun.

Kenaikan anggaran yang fantastis ini tentu saja menimbulkan banyak pertanyaan di kalangan publik, terutama ketika kita melihat bahwa serapan anggaran tahun ini belum sepenuhnya optimal. Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menyadari adanya keresahan ini.

Dirjen Perbendaharaan Kemenkeu, Astera Primanto Bhakti, mengungkapkan bahwa evaluasi anggaran akan dilakukan secara menyeluruh, tidak hanya untuk MBG tetapi juga untuk seluruh kementerian dan lembaga (K/L) lainnya. Dengan cara ini, setiap rupiah anggaran yang dialokasikan dapat dipertanggungjawabkan dengan baik.

Namun, perlu diingat bahwa kenaikan alokasi anggaran ini bukan tanpa alasan. Menurut Prima, hal ini sejalan dengan target yang semakin luas. "Yang namanya evaluasi ini kita akan lakukan bukan cuman MBG. Semua anggaran K/L itu semuanya dilakukan evaluasi. Nah cuman kalau tadi pertanyaannya, kok tahun depannya lebih banyak? Ya karena target dan kebutuhannya jadi lebih besar. Gitu," ujarnya dalam Media Briefing di Kantor Kemenkeu, Jakarta, pada Jumat (3/10/2025).

Sampai dengan September 2025, realisasi anggaran untuk MBG baru mencapai Rp 13 triliun atau sekitar 18,3 persen dari total pagu Rp 71 triliun. Meski angka tersebut tergolong kecil, Kemenkeu melihat adanya tren percepatan yang mulai terjadi sejak pertengahan tahun.

Kemenkeu juga menyoroti perkembangan positif dalam penyaluran MBG. Sejak bulan Juni hingga September 2025, realisasi anggaran meningkat pesat, bahkan mengalami lonjakan tiga kali lipat antara Agustus dan September. Ini menunjukkan bahwa administrasi dan tata kelola semakin baik.

"Kalau kita lihat, pergerakan daripada realisasi, ya, untuk MBG, itu sekarang udah mulai cepat. Jadi, sejak bulan Juni, Juli, Agustus. Terus Agustus ke September, ini naik tiga kali lipat. Dari bulan Agustus ke September itu naik tiga kali lipat realisasinya," ungkapnya.

Peningkatan ini tidak terlepas dari peran tim perbendaharaan yang diterjunkan langsung untuk memperkuat penyaluran di lapangan.

Presiden Prabowo Subianto sebelumnya telah menetapkan anggaran sebesar Rp 335 triliun dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2026 untuk program Makan Bergizi Gratis (MBG). Kenaikan ini disebabkan oleh jumlah penerima MBG yang diperkirakan mencapai 82,9 juta orang.

"Alokasi anggaran untuk MBG 2026 kita alokasikan sebesar Rp 335 triliun," kata Prabowo dalam Penyampaian RUU APBN 2026 dan Nota Keuangan pada Sidang Paripurna DPR RI, di Jakarta, Jumat (15/8/2025).

Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana, juga menjelaskan alasan di balik kenaikan anggaran untuk program prioritas ini. Utamanya karena jumlah penerima program MBG yang meningkat menjadi sebanyak 82,9 juta orang, dan angka ini akan berlaku sejak awal 2026.