Brilio.net - Dana darurat bukan sekadar angka di rekening, ia adalah bantalan keamanan finansial yang membuatmu tenang ketika hidup memberi kejutan. Penelitian menunjukkan bahwa keberadaan tabungan darurat berkaitan kuat dengan kesejahteraan finansial dan mengurangi stres saat terjadi guncangan ekonomi.
Praktik umum para ahli keuangan merekomendasikan menjaga dana darurat setara 3–6 bulan pengeluaran rutin, dan untuk beberapa profil (pekerja lepas, kepala rumah tangga dengan tanggungan) disarankan 6–12 bulan. Rekomendasi ini hadir karena jenis pekerjaan, tingkat utang, dan cakupan proteksi (asuransi) memengaruhi seberapa besar bantalan yang perlu disimpan.
Dihimpun brilio.net dari berbagai sumber, Sabtu (20/9) berikut ulasan lengkap mengenai prinsip dasar dana darurat + rumus sederhana, panduan besaran konkrit berdasarkan profil (contoh perhitungan IDR), cara praktis menyiapkan dan mengelolanya, plus checklist dan perbandingan instrumen likuid. Semua disusun ringkas dan praktis.
Prinsip dasar dana darurat
Definisi dan tujuan
Dana darurat adalah kas/liquid asset yang disimpan khusus untuk kejadian tak terduga: kehilangan pekerjaan, biaya medis mendadak, perbaikan besar, atau bencana. Tujuannya, menghindari utang konsumtif dan menjamin kelangsungan biaya hidup sementara.
Kapan dipakai vs kapan tidak
Gunakan dana darurat untuk kebutuhan mendesak yang bukan pilihan. Misalnya, perbaikan rumah pasca-banjir, biaya rumah sakit mendadak, atau pengganti penghasilan sementara. Jangan gunakan untuk tujuan investasi, liburan, atau DP yang bisa direncanakan, itu tugas tabungan lain atau investasi.
Rumus dasar
Dana darurat = Pengeluaran Bulanan × N (bulan)
Di mana N biasanya 3, 6, atau 12 sesuai profil risiko.
Contoh: pengeluaran bulanan Rp5.000.000 → dana darurat 3 bulan = Rp15.000.000.
Berapa besar dana darurat yang wajib disiapkan
Dana darurat yang wajib kamu siapkan
© 2025 brilio.net/Reve/AI
Asumsi contoh: untuk membuat contoh terukur, kita gunakan angka pengeluaran bulanan hipotesis. Jika ingin menggunakan angka riil wilayahmu, cek rata-rata pengeluaran BPS terbaru. (BPS, 2025).
Tabel contoh perhitungan (IDR)
- Karyawan tetap, lajang
Pengeluaran bulanan: Rp5.000.000
Rekomendasi: 3–6 bulan
3 bulan: Rp15.000.000
6 bulan: Rp30.000.000
12 bulan: Rp60.000.000
- Pekerja lepas / freelancer
Pengeluaran bulanan: Rp6.000.000
Rekomendasi: 6–12 bulan
3 bulan: Rp18.000.000
6 bulan: Rp36.000.000
12 bulan: Rp72.000.000
- Kepala keluarga (2 anak)
Pengeluaran bulanan: Rp12.000.000
Rekomendasi: 6–12 bulan
3 bulan: Rp36.000.000
6 bulan: Rp72.000.000
12 bulan: Rp144.000.000
- Pasangan tanpa anak
Pengeluaran bulanan: Rp7.000.000
Rekomendasi: 3–6 bulan
3 bulan: Rp21.000.000
6 bulan: Rp42.000.000
12 bulan: Rp84.000.000
- Pasangan dengan 1–2 anak
Pengeluaran bulanan: Rp10.000.000
Rekomendasi: minimal 6 bulan
3 bulan: Rp30.000.000
6 bulan: Rp60.000.000
12 bulan: Rp120.000.000
Angka pengeluaran diatas, sesuaikan dengan pengeluaran riil (tagihan, makan, transport, cicilan, biaya anak, asuransi).
Faktor yang menaikkan atau menurunkan angka
- Penghasilan tidak stabil / freelance: naikkan ke 6–12 bulan (lebih banyak variabilitas). (Bankrate).
Bankrate
- Utang dan cicilan besar: tambahkan buffer karena kewajiban tetap.
- Asuransi kesehatan/jiwa memadai: dapat menurunkan kebutuhan untuk beberapa risiko, tapi bukan menggantikan dana darurat penuh.
- Biaya medis tinggi / kondisi kesehatan: saran: tambah buffer (6–12 bulan).
Cara praktis menyiapkan da mengelola dana darurat
Strategi menabung (praktis & terbukti)
- Autodebet/transfer otomatis: setel transfer tiap gajian ke rekening khusus. Bukti riset program tabungan menunjukkan autodebet meningkatkan akumulasi tabungan. (CFPB, 2020 synthesis).
Consumer Financial Protection Bureau
- Aturan persentase: mulai dari 10%–20% penghasilan bulanan untuk dana darurat sampai target tercapai. Jika target agresif (mis. 6 bulan dalam 6 bulan), hitung target/6 sebagai nilai tabungan bulanan.
- Potong pengeluaran diskresioner: targetkan pengurangan 10–20% di pos makan di luar, langganan, dan belanja impulsif sementara. Salurkan selisih ke dana darurat.
Contoh rencana 6 bulan (kasus hipotesis)
- Target: dana darurat 6 bulan = Rp48.000.000 (pengeluaran Rp8.000.000/bulan).
- Bulan per bulan: simpan Rp8.000.000/bulan (target/6).
- Strategi: autodebet Rp4.000.000 tiap gajian + tambah pemasukan/hemat Rp4.000.000 (freelance/kurangi pengeluaran).
Instrumen likuid yang cocok
- Rekening tabungan khusus: sangat likuid, aman, suku bunga rendah. Cocok untuk tahap awal.
- Deposito on-call / deposito berjangka likuid: bunga lebih tinggi daripada tabungan biasa, tetapi akses bisa ada syarat.
- Reksa dana pasar uang / Money Market Funds: likuid (pencairan cepat), potensi imbal sedikit lebih tinggi, risiko rendah—cocok bagi dana darurat yang sudah penuh dan ingin sedikit tumbuh.
Kapan memindahkan ke instrumen lain?
Jika dana darurat sudah penuh (target tercapai), pindahkan sebagian ke reksa dana pasar uang untuk sedikit pertumbuhan sambil menjaga likuiditas. Jangan taruh dana darurat di saham atau instrumen volatile.
Mini-case study (hipotetis)
- Sukses: Rina (karyawan), gaji tetap Rp8 juta, target 6 bulan. Ia autodebet 15% gaji tiap bulan ke rekening khusus. Dalam 8 bulan ia mencapai target 6 bulan karena konsistensi. Saat PHK sementara, ia masih bisa hidup tanpa meminjam.
- Kesalahan umum: Ari (freelancer) menempatkan “tabungan darurat” di saham yang volatil. Saat pasar jatuh bersamaan dengan penurunan proyek, ia harus menjual aset pada harga rendah - kerugian dan tetap membutuhkan bantuan keluarga.
Pertanyaan yang sering diajukan
1. Apakah dana darurat boleh dipakai untuk DP rumah?
Tidak ideal — DP rumah adalah tujuan terencana; dana darurat sebaiknya untuk kebutuhan mendesak. Jika menggunakan dana darurat untuk DP, siapkan kembali buffer pengaman terlebih dahulu.
2. Berapa % penghasilan yang ideal ditabung tiap bulan untuk dana darurat?
Mulai dari 10%–20% penghasilan; jika ingin cepat tercapai (mis. 6 bulan), hitung target lalu bagi dengan periode (target/6). Autodebet terbukti efektif. (CFPB, 2020).
Consumer Financial Protection Bureau
3. Apakah asuransi menggantikan dana darurat?
Tidak sepenuhnya. Asuransi membantu menutup risiko tertentu (mis. biaya medis besar), tetapi premi, klaim, dan cakupan bisa berbeda. Dana darurat tetap diperlukan untuk biaya hidup sehari-hari dan situasi non-asuransi.
Recommended By Editor
- Cara jitu atur uang belanja harian, Rp 20 ribu bisa jadi menu lezat dan bergizi untuk keluarga
- Capai financial freedom di usia 27, wanita tukang sapu ini berpenghasilan Rp27 juta/bulan, kok bisa?
- Bukan cuma kata nenek, bidan juga setuju pentingnya jamu terstandar pasca persalinan
- Irit dengan beli baju Rp15 ribuan setahun sekali, frugal living ala tukang nasgor ini tuai pro kontra
- Bujet bulanan Rp4 juta maksa nabung Rp1 juta, ibu 3 anak ini kapok frugal living dan utamakan mental
- Gaji suami Rp3,5 juta berani ambil KPR, IRT bagikan trik atur uang agar hidup tak seperti akhir bulan
- Belajar frugal living dari orang tuanya yang berjualan kue, wanita ini bisa pergi keliling dunia


