Brilio.net - Kanker hingga kini masih menjadi salah satu penyakit paling mematikan di dunia. Data dari World Health Organization (WHO) menyebutkan bahwa lebih dari 10 juta orang meninggal setiap tahun akibat kanker. Meski teknologi medis semakin maju, pencegahan tetap menjadi langkah terbaik untuk mengurangi risiko penyakit ini. Sayangnya, masih banyak orang yang menyepelekan kebiasaan-kebiasaan sederhana yang tanpa disadari justru bisa memicu kanker.

Banyak yang mengira kanker hanya disebabkan oleh faktor genetik atau paparan bahan kimia berbahaya. Padahal, penelitian menunjukkan bahwa gaya hidup sehari-hari turut berperan besar dalam meningkatkan risiko kanker. Hal-hal kecil seperti pola makan, kurang aktivitas fisik, hingga kebiasaan tidur ternyata bisa menjadi pemicu. Karena sering dianggap sepele, faktor-faktor ini kerap diabaikan begitu saja.

Dihimpun brilio.net dari berbagai sumber, Sabtu (16/8) berikut 5 penyebab kanker yang sering diremehkan, namun memiliki dampak besar terhadap kesehatan. Dengan memahami risikonya, diharapkan masyarakat bisa lebih waspada dan mulai menerapkan gaya hidup sehat untuk mencegah kanker sejak dini.

5 Penyebab kanker yang sering diremehkan

1. Pola makan tidak sehat

Makanan tinggi gula, lemak jenuh, dan olahan berlebihan dapat meningkatkan risiko kanker. Menurut penelitian dari American Cancer Society, konsumsi daging olahan (seperti sosis, nugget, dan ham) berkaitan dengan meningkatnya risiko kanker usus besar. Sementara itu, asupan buah dan sayur yang rendah membuat tubuh kekurangan antioksidan yang berfungsi melawan radikal bebas pemicu kanker.

2. Kurang aktivitas fisik

Gaya hidup sedentari atau jarang bergerak juga berperan besar dalam perkembangan kanker. Riset dari National Cancer Institute (NCI) menunjukkan bahwa kurangnya aktivitas fisik dapat meningkatkan risiko kanker payudara, usus besar, dan endometrium. Olahraga rutin membantu menjaga metabolisme, meningkatkan sistem imun, serta mengurangi peradangan yang bisa menjadi awal terbentuknya sel kanker.

3. Kurang tidur dan stres kronis

Tidur yang tidak cukup dapat menurunkan fungsi sistem kekebalan tubuh. Sebuah studi dari University of Chicago menemukan bahwa orang yang tidur kurang dari 6 jam per malam memiliki risiko lebih tinggi terkena kanker dibandingkan mereka yang tidur cukup. Stres berkepanjangan juga bisa memicu peradangan kronis, yang berhubungan erat dengan perkembangan berbagai jenis kanker.

4. Paparan polusi dan bahan kimia sehari-hari

Tanpa disadari, tubuh kita sering terpapar polusi udara, asap kendaraan, hingga zat kimia dari produk rumah tangga. International Agency for Research on Cancer (IARC) mengklasifikasikan polusi udara sebagai karsinogen bagi manusia. Selain itu, penggunaan pestisida, plastik sekali pakai, dan bahan kimia tertentu juga bisa menjadi pemicu kanker jika digunakan secara berlebihan.

5. Konsumsi alkohol dan merokok pasif

Banyak orang sadar bahwa merokok aktif berbahaya, tapi sering meremehkan efek rokok pasif. Padahal, Centers for Disease Control and Prevention (CDC) menyebutkan bahwa perokok pasif memiliki risiko lebih tinggi terkena kanker paru-paru dibandingkan mereka yang tidak terpapar sama sekali. Selain itu, konsumsi alkohol berlebihan juga terbukti meningkatkan risiko kanker hati, mulut, tenggorokan, dan payudara.

Cara mencegah kanker sejak dini

Penyebab kanker ini sering diremehkan © 2025 brilio.net

Penyebab kanker ini sering diremehkan
© 2025 brilio.net/Reve/AI

Mencegah kanker bukanlah hal yang mustahil. Meski faktor genetik tidak bisa diubah, gaya hidup sehat dapat menurunkan risiko secara signifikan. Berikut beberapa langkah pencegahan yang bisa dilakukan:

1. Konsumsi makanan sehat dan seimbang

Perbanyak sayur, buah, kacang-kacangan, serta biji-bijian yang kaya serat dan antioksidan. Kurangi daging olahan, makanan tinggi gula, serta gorengan yang dapat memicu peradangan. Penelitian dalam Journal of Clinical Oncology menegaskan bahwa diet berbasis nabati dapat membantu menurunkan risiko kanker.

2. Lakukan aktivitas fisik rutin

Olahraga minimal 30 menit sehari, 5 kali seminggu, dapat menjaga berat badan ideal dan memperkuat sistem imun. Aktivitas sederhana seperti jalan kaki, bersepeda, atau yoga juga sudah cukup efektif dalam mengurangi risiko kanker.

3. Tidur cukup dan kelola stres

Pastikan tidur 7–8 jam per malam agar tubuh memiliki waktu untuk memperbaiki sel dan memperkuat daya tahan tubuh. Selain itu, kelola stres dengan meditasi, journaling, atau sekadar melakukan hobi yang menyenangkan.

4. Hindari rokok dan batasi alkohol

Berhenti merokok adalah salah satu langkah paling efektif mencegah kanker paru-paru, mulut, dan tenggorokan. Sementara itu, membatasi alkohol hingga kurang dari dua gelas per hari (untuk pria) dan satu gelas (untuk wanita) dapat menurunkan risiko kanker hati dan payudara.

5. Lindungi diri dari polusi dan radiasi

Gunakan masker saat berada di lingkungan berpolusi tinggi, pilih produk rumah tangga yang ramah lingkungan, serta hindari paparan radiasi berlebihan, termasuk dari sinar matahari. Gunakan tabir surya untuk melindungi kulit dari kanker kulit akibat sinar UV.

6. Rutin melakukan skrining kesehatan

Pemeriksaan kesehatan secara rutin dapat membantu mendeteksi kanker lebih dini. Misalnya, Pap smear untuk wanita, mamografi, kolonoskopi, hingga cek darah untuk mendeteksi kelainan sel. Deteksi dini terbukti meningkatkan peluang kesembuhan hingga lebih dari 90%.

Cara mendeteksi kanker sejak dini

Deteksi dini sangat penting karena semakin cepat kanker ditemukan, semakin besar peluang keberhasilan pengobatannya. Banyak kasus kanker baru diketahui ketika sudah stadium lanjut, padahal pemeriksaan rutin bisa membantu mengenalinya lebih awal. Berikut beberapa cara mendeteksi kanker sejak dini:

1. Mengenali gejala awal kanker

Beberapa tanda yang perlu diwaspadai antara lain:

- Benjolan yang tidak biasa pada tubuh

- Perubahan pada kulit atau tahi lalat

- Batuk atau suara serak yang tidak kunjung sembuh

- Perubahan pola buang air besar atau kecil

- Berat badan turun drastis tanpa sebab yang jelas

- Meski gejala tersebut tidak selalu berarti kanker, pemeriksaan medis tetap sangat dianjurkan jika berlangsung lebih dari 2 minggu.

2. Melakukan skrining rutin

Skrining medis membantu mendeteksi sel kanker sebelum berkembang lebih jauh. Beberapa skrining yang disarankan:

- Pap smear & HPV test → untuk mendeteksi kanker serviks pada wanita.

- Mamografi → untuk mendeteksi kanker payudara sejak tahap awal.

- Kolonoskopi → untuk kanker usus besar.

- Tes darah & imaging (CT scan, MRI, USG) → untuk melihat tanda-tanda kanker tertentu.

Menurut American Cancer Society, skrining rutin terbukti dapat menurunkan angka kematian akibat kanker karena pasien bisa segera mendapatkan perawatan tepat.

3. Pemeriksaan genetik

Bagi mereka yang memiliki riwayat keluarga dengan kanker, tes genetik bisa membantu mengetahui apakah terdapat mutasi gen yang meningkatkan risiko, misalnya BRCA1 dan BRCA2 pada kanker payudara dan ovarium. Dengan begitu, langkah pencegahan bisa dilakukan lebih cepat.

4. Konsultasi rutin dengan dokter

Jangan menunggu sakit untuk melakukan check-up. Konsultasi kesehatan secara berkala memungkinkan dokter memantau kondisi tubuh dan memberikan saran pemeriksaan sesuai faktor risiko pribadi, seperti usia, riwayat keluarga, dan gaya hidup.

Pertanyaan seputar penyebab kanker

1. Apakah faktor genetik lebih berpengaruh dibanding gaya hidup dalam memicu kanker?

Tidak selalu. Menurut penelitian, hanya sekitar 5–10% kasus kanker yang dipicu faktor genetik. Sisanya lebih banyak dipengaruhi oleh gaya hidup dan lingkungan.

2. Apakah kanker bisa dicegah dengan pola hidup sehat?

Ya. WHO memperkirakan bahwa lebih dari 30% kasus kanker dapat dicegah dengan menerapkan gaya hidup sehat, seperti menjaga pola makan, berolahraga rutin, tidak merokok, dan membatasi konsumsi alkohol.

3. Apakah benar stres bisa menyebabkan kanker?

Stres tidak langsung menyebabkan kanker, namun dapat melemahkan sistem imun dan memicu peradangan kronis. Kondisi ini menciptakan lingkungan yang mendukung pertumbuhan sel kanker.