Rahayu Saraswati, yang akrab disapa Sara, baru saja mengumumkan pengunduran dirinya sebagai anggota DPR RI melalui akun Instagramnya pada Rabu, 10 September 2025. Keputusan ini mengejutkan banyak pihak, terutama karena Sara dikenal sebagai sosok yang vokal dalam memperjuangkan hak perempuan dan anak.
Salah satu alasan utama di balik keputusan Sara untuk mundur adalah video yang ia unggah, yang mengajak anak muda untuk berwirausaha dan tidak hanya bergantung pada pemerintah. Dalam video tersebut, Sara merasa pernyataannya telah dipotong dan disalahartikan, sehingga memicu kemarahan masyarakat saat demonstrasi besar berlangsung pada Agustus lalu.
BACA JUGA :
Rahayu Saraswati keponakan Prabowo mundur dari DPR RI usai banjir kritikan, sampaikan permintaan maaf
Sebelum mundur, Sara yang menjabat sebagai Wakil Ketua Komisi VII DPR RI, juga meminta maaf atas pernyataannya yang dianggap kontroversial.
"Dengan ini, saya menyatakan pengunduran diri saya sebagai anggota DPR RI kepada fraksi Partai Gerindra. Saya berharap masih dapat diberikan kesempatan untuk menyelesaikan satu tugas terakhir, yaitu pembahasan dan pengesahan RUU Keparwisataan," ungkapnya dalam pernyataan resmi.
Politisi dengan Latar Belakang Keluarga Terkenal
Rahayu Saraswati adalah keponakan Presiden Prabowo Subianto dan dikenal sebagai aktivis hak asasi manusia. Rahayu Saraswati Dhirakanya Djojohadikusumo, yang kini berusia 39 tahun, adalah putri dari Hashim Djojohadikusumo, adik Prabowo.
BACA JUGA :
32 Barang yang dijarah kini telah dikembalikan, begini respons legawa pihak Sahroni, tak tempuh jalur
Sejak kecil, Sara sudah menunjukkan minat yang besar dalam pendidikan dan seni. Dia menempuh pendidikan di beberapa sekolah internasional dan melanjutkan kuliah di University of Virginia dengan fokus pada Drama dan Peradaban Kuno.
Karirnya di dunia hiburan dimulai dengan peran dalam trilogi film "Merah Putih" dan berlanjut dengan menjadi presenter di berbagai program televisi. Sara juga aktif dalam politik, memulai karirnya di Satuan Relawan Indonesia Raya (SATRIA) dan kemudian bergabung dengan Partai Gerindra.
Jejak Karir Politik
Sara memulai karir politiknya dengan menjadi wakil ketua umum di SATRIA pada tahun 2008. Setelah bergabung dengan Partai Gerindra, Sara berhasil terpilih sebagai anggota legislatif pada Pemilu 2014 dan menjabat di Komisi VIII. Meskipun gagal dalam Pemilu 2019, dia tetap aktif di dunia politik dengan mencalonkan diri sebagai Wakil Wali Kota Tangerang Selatan pada Pilkada 2020, meski tidak berhasil.
Sara kembali ke DPR untuk periode 2024-2029 dan menjabat sebagai Wakil Ketua Komisi VII yang membidangi energi dan teknologi. Dia juga aktif di TKN Prabowo-Gibran dan terpilih kembali sebagai Ketua Umum TIDAR.
Aktivisme Sosial
Di bidang sosial, Sara aktif dalam Kaukus Perempuan Politik Indonesia, Yayasan Peduli Down Syndrome Indonesia, dan Jaringan Nasional Anti Tidak Pidana Perdagangan Orang. Dia dikenal karena komitmennya dalam memberantas perdagangan manusia dan memperjuangkan hak-hak perempuan dan anak.
Sara pernah terlibat dalam kasus pemecatan Ipda Rudy Soik yang membongkar kasus mafia BBM di NTT, dan ia melaporkan situasi tersebut kepada Presiden Prabowo Subianto. Dengan segala pengalamannya, Sara tetap berkomitmen untuk memperjuangkan keadilan sosial di Indonesia.