Proses pembersihan puing reruntuhan musala Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny di Buduran, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, terus berlanjut. Hingga malam Minggu, 5 Oktober 2025, tim gabungan melaporkan bahwa progres pembersihan material telah mencapai 80 persen. Sayangnya, jumlah korban meninggal dunia juga bertambah menjadi 53 orang, termasuk lima korban berupa potongan tubuh.
Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, menjelaskan bahwa fokus pembersihan saat ini masih pada sektor utama reruntuhan untuk memudahkan tim SAR menemukan jasad para korban.
"Tujuannya adalah untuk mengangkat dan membersihkan semua puing agar memudahkan tim pencarian dan pertolongan (SAR) menemukan jenazah para korban," ungkapnya dikutip dari Liputan6.com pada Senin (6/10).
Identifikasi Korban di RS Bhayangkara, Sebagian Masih Dalam Pencarian
foto: Instagram/@kantorsar_surabaya
Sepanjang hari Minggu, 5 Oktober 2025, tim berhasil menemukan 24 jenazah, termasuk empat potongan tubuh manusia.
"Dengan temuan terbaru ini, total korban dalam peristiwa tersebut mencapai 157 orang. Dari jumlah itu, 104 orang dinyatakan selamat dan 53 meninggal dunia, termasuk lima korban berupa body part," tulis akun Instagram @kantorsar_surabaya, dikutip Senin (6/10).
Seluruh jenazah dan bagian tubuh telah dievakuasi ke RS Bhayangkara Surabaya untuk proses identifikasi oleh tim Disaster Victim Identification (DVI). Berdasarkan data terbaru, jumlah korban yang masih dalam pencarian kini menyusut menjadi 14 orang. Sementara itu, 104 orang telah ditemukan selamat, dengan 6 di antaranya masih dirawat intensif, dan 97 lainnya sudah pulang.
Proses pembersihan material sempat mengalami kendala karena sebagian puing terhubung dengan gedung lama yang berada di sisi selatan bangunan utama.
"Tim SAR tidak mau gegabah mengambil keputusan tanpa perhitungan, apalagi kondisi bangunan lama terlihat miring. Jika dipaksakan, bisa memicu robohnya gedung di sebelahnya," jelas Abdul.
Tim SAR Waspadai Struktur Gedung Lama, Ahli ITS Diterjunkan
foto: Instagram/@kantorsar_surabaya
Untuk mengantisipasi risiko tersebut, tim ahli dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya diterjunkan untuk memberikan rekomendasi teknis. Hasil kajian menunjukkan bahwa tim diminta untuk membuat penahan sementara pada gedung lama agar proses pemotongan (cutting) bisa dilakukan dengan aman tanpa menimbulkan kerusakan tambahan.
Fokus utama tim SAR saat ini tetap pada pembersihan material di sektor selatan, lokasi yang masih berpotensi menyimpan jenazah korban. Jika semua jenazah telah ditemukan, berikutnya akan dilakukan peomotongan bagian yang terhubung dengan gedung lain.
Seluruh anggota tim SAR gabungan bekerja selama 24 jam bergantian dan mendapat dukungan penuh untuk menjaga stamina dan keselamatan.
"Diharapkan seluruh pekerjaan dapat diselesaikan dalam tempo sesingkat-singkatnya," tutup Abdul.
Recommended By Editor
- Viral 9 potret perubahan Ponpes Al Khoziny dari tahun 2015-2024, tiang penyangga bikin salfok
- Petugas kesulitan identifikasi jenazah korban ambruknya Ponpes di Sidoarjo
- Bagaimana sih atlet tarkam Bekasi atasi nyeri otot cuma pakai minyak urut herbal? Ternyata ini triknya
- Keluarga santri korban musala Al Khoziny tolak santunan, demi dapat rida dan berkah kiai di pesantren
- Update evakuasi korban ambruknya Ponpes Al Khoziny di Sidoarjo: 91 santri tertimbun reruntuhan
- Tragedi ambruknya musala di Ponpes Al Khoziny Sidoarjo: 3 korban meninggal
- Detik-detik musala Ponpes Al-Khoziny Sidoarjo ambruk saat santri salat, 1 orang meninggal



