Sembilan jenazah telah berhasil ditemukan dari reruntuhan bangunan Pondok Pesantren Al Khoziny yang terletak di Kecamatan Buduran, Kabupaten Sidoarjo. Dengan penemuan ini, total korban meninggal kini mencapai 14 orang.

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Suharyanto, mengungkapkan bahwa penemuan tersebut merupakan hasil kerja keras tim gabungan yang terus beroperasi hingga malam hari pada tanggal 3 Oktober 2025.

"Hingga hari ini, sudah ditemukan enam jenazah. Jadi, totalnya ada sembilan," jelas Suharyanto dalam konferensi pers yang disiarkan langsung melalui YouTube @BNPB Indonesia pada Sabtu (4/10/2025).

Menurut Suharyanto, dari total 167 orang yang berada di lokasi saat kejadian, sebanyak 118 orang telah ditemukan. Dari jumlah tersebut, 104 orang dinyatakan selamat, sementara 49 orang lainnya masih dinyatakan hilang.

Kesulitan dalam Identifikasi Jenazah

Proses identifikasi jenazah menjadi tantangan tersendiri karena banyaknya korban yang merupakan anak-anak yang tidak memiliki data identitas resmi.

"Kesulitannya adalah banyak korban yang masih anak-anak, mereka belum memiliki KTP dan belum pernah disidik jari. Oleh karena itu, salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan pemeriksaan DNA," tambah Suharyanto.

Selain faktor usia, kondisi jenazah yang sudah terjebak di bawah reruntuhan selama tiga hari juga membuat pengenalan secara visual menjadi semakin sulit.

"Tanda-tanda pengenalan secara visual sudah banyak berubah, sehingga proses identifikasi memang memerlukan waktu," ungkap Suharyanto.

Pencarian Korban Dilanjutkan

Hingga hari keenam pascakejadian, tim gabungan dari BNPB, Basarnas, TNI, Polri, dan pemerintah daerah masih terus bekerja tanpa henti.

Suharyanto menyampaikan bahwa pencarian korban masih berlangsung dengan fokus pada pembersihan material bangunan menggunakan alat berat untuk mempercepat proses evakuasi.

"Tim sudah mengidentifikasi titik-titik yang berpotensi ada korban. Setelah dibersihkan secara menyeluruh, mudah-mudahan hari ini akan ada lagi yang ditemukan," harapnya.

Kronologi Kejadian Ambruknya Ponpes

Pada Senin sore, 29 September 2025, musala di Pondok Pesantren Al Khoziny ambruk saat santri sedang menunaikan salat Ashar berjamaah.

Musala yang digunakan tiba-tiba runtuh. Bangunan tersebut masih dalam tahap pembangunan. KH Abdul Salam Mujib, pengasuh pondok, menjelaskan bahwa bagian pengecoran bangunan baru saja selesai dikerjakan pada pagi harinya. Diduga, struktur lantai atas belum sepenuhnya stabil dan kualitas konstruksinya belum teruji.

Ketika bangunan runtuh, bagian atas langsung menimbun lantai bawah tempat jamaah berada. Suara gemuruh yang keras terdengar hingga ke luar ruangan, dan para jamaah yang belum masuk langsung melompat menjauh untuk menyelamatkan diri.