Brilio.net - Mantan Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan sekaligus Cawapres 2024, Mahfud MD, ikut bersuara mengenai kasus keracunan massal dalam Program Makan Bergizi Gratis (MBG). Ia mengungkapkan bahwa dua cucunya menjadi salah satu korban di Yogyakarta.

Hal itu ia sampaikan melalui sebuah video berjudul “Bereskan Tata Kelola MBG” yang diunggah di kanal YouTube miliknya, Rabu (1/10). "Cucu saya juga keracunan. Ya, MBG di Jogja," kata Mahfud. 

Mahfud menjelaskan, kasus keracunan terjadi setelah anak-anak memakan makan siang gratis yang disediakan melalui program MBG di sekolah. Ia menyebut bahwa satu kelas sekaligus terdampak.

"Cucu ponakan ya. Saya punya ponakan, ponakan saya tuh punya anak namanya Iksan. Makan siang gratis, ya masakan bergizi gratis, lalu satu kelas itu delapan orang langsung muntah-muntah," kata Mahfud.

Dari insiden itu, Mahfud menyebut dua cucunya mengalami kondisi berbeda. Salah satunya hanya muntah-muntah sebentar lalu diizinkan pulang, sementara satu lagi harus menjalani perawatan lebih lanjut di rumah sakit.

"Nah yang enam itu, enam dan kakaknya gitu, kakak yang masih dirawat di rumah sakit itu, habis muntah-muntah sehari disuruh pulang, bisa dirawat di rumah. Tapi yang ini (cucu kedua) sampai empat hari di rumah sakit. Ada 2, iya bersaudara, beda kelas. Di sekolah yang sama," jelasnya.

Mahfud menegaskan bahwa meski ada perbedaan tingkat keparahan, kasus ini sudah jelas membuktikan adanya masalah serius dalam distribusi dan pengawasan makanan program MBG.

Ia juga menyinggung pernyataan Presiden Prabowo Subianto yang sebelumnya menyebut bahwa kasus keracunan MBG hanya 0,0017 persen dari total 30 juta porsi yang telah disalurkan.

Menurut Mahfud, pernyataan itu tidak bisa dijadikan alasan untuk meremehkan peristiwa yang menyangkut kesehatan dan keselamatan anak-anak.

"Dan memang itu menjadi isu nasional juga ya, meskipun betul itu hanya 0,0017 persen, kata Presiden, dan kecil sekali kan memang. Tapi kan juga jutaan pesawat terbang di dunia ini lalu lalang setiap hari, kecelakaan satu aja tidak sampai 0,001 persen, orang ribut. Karena itu menyangkut nyawa, menyangkut kesehatan. Ini bukan persoalan angka, ini harus diteliti lagi apa masalahnya," tegas Mahfud.