Aktivis kemanusiaan Wanda Hamidah baru saja kembali ke Indonesia setelah menjalankan misi kemanusiaan yang penuh tantangan di Gaza. Dalam perjalanan selama 35 hari bersama Global Sumud Flotilla, Wanda menghadapi banyak dilema batin sebagai seorang ibu.

Dalam wawancara dengan tim Hot Shot, Wanda menceritakan bagaimana ia berjuang antara keinginan untuk membantu sesama dan rasa rindu yang mendalam terhadap anak-anaknya. "Selama di Sicilia atau Tunisia, anak-anak saya selalu bertanya, 'Kapan ibu pulang?'" ungkapnya.

Ia merasa terjebak antara harapan untuk berangkat ke Gaza dan kerinduan yang tak tertahankan. Wanda berusaha menjelaskan kepada anak-anaknya bahwa ia sedang membantu anak-anak di Gaza, namun jawaban polos dari mereka justru membuat hatinya semakin berat.

"Tapi kan ibu juga punya anak," kata salah satu anaknya, membuat Wanda merasa sangat sedih.

Di hari-hari terakhir, Wanda mengurangi komunikasi dengan anak-anaknya karena ia tahu mereka akan meminta pulang. Meskipun hatinya berat, ia tetap melanjutkan misinya dengan tekad yang kuat, berharap agar anak-anaknya memahami perjuangannya.

Wanda juga membagikan bahwa untuk mengikuti misi ini, ia harus mempersiapkan fisik dan mental dengan matang. Perjalanan laut yang panjang, cuaca ekstrem, dan ketidakpastian situasi menjadi ujian tersendiri. Ia melakukan berbagai latihan fisik seperti yoga dan panjat tebing untuk mempersiapkan diri.

"Persiapan mental juga sangat penting, karena selama pelayaran, kamu akan bertemu dengan banyak orang dengan karakter yang berbeda-beda," tambahnya.

Para relawan harus siap menghadapi tantangan, termasuk bertahan hidup dengan makanan seadanya dan tetap beribadah di tengah ombak besar. Meskipun menghadapi berbagai rintangan, Wanda menyadari bahwa perjuangannya tidak sebanding dengan apa yang dialami oleh rakyat Palestina. "Berat, tapi ini tidak seberat perjuangan mereka," ujarnya. 

Namun, perjalanan Wanda dan relawan lainnya terpaksa harus diakhiri setelah 35 hari karena kendala teknis dan blokade yang menghalangi mereka untuk melanjutkan perjalanan ke Gaza. Dalam momen kepulangannya, Wanda menceritakan liku-liku saat berusaha menembus Gaza dan membawa bantuan kemanusiaan berupa makanan, minuman, dan obat-obatan.