Menteri Pariwisata, Widiyanti Putri Wardhana, baru-baru ini memberikan klarifikasi mengenai isu yang beredar di media sosial. Isu tersebut menyebutkan bahwa ia meminta perlakuan khusus, termasuk disiapkan air galon untuk mandi saat kunjungan kerja di daerah. Menurutnya, ini adalah sebuah karangan belaka.

"Saya mesti luruskan bahwa tidak ada saya mandi pakai ari galon. Itu hanya karangan saja," ungkap Menpar Widi dalam sebuah wawancara di chanel Youtube Helmy Yahya pada Sabtu, 27 September 2025.

Ia menambahkan bahwa isu ini tampaknya sengaja diciptakan untuk mencoreng nama baik hotel-hotel di Indonesia. "Kalau ada isu harus mandi air galon, berarti hotel-hotel di Indonesia tidak ada air bersih dong. Padahal tidak begitu. Jadi, itu mencoreng nama baik hotel-hotel di Indonesia," jelasnya.

Widi mengaku tidak merasa terganggu dengan kabar tersebut dan menganggapnya sebagai risiko yang harus dihadapi oleh seorang pejabat publik. "Saya terima dengan baik. Kritikan... biasa itu kritikan, yang lain ada yang lebih parah. Selama itu bukan dari kinerja saya, saya rasa enggak masalah," tambahnya.

Pakai Uang Pribadi untuk Perjalanan

Tak ambil pusing, klarifikasi Menpar Widiyanti soal isu mandi pakai air galon saat kunker ke daerah

foto: Biro Komunikasi Publik Kemenpar

Widi juga menegaskan bahwa ia tidak berburuk sangka pada ASN di Kementerian Pariwisata. "Kemungkinan orang-orang di luar barangkali, membuat-buat cerita atau mungkin ada pengalihan isu dari beberapa orang di luar sana, saya kurang tahu," katanya.

Dalam kesempatan tersebut, ia menyatakan bahwa jarang merepotkan jajaran kementerian untuk urusan perjalanan, termasuk kunjungan kerja. "Biasanya kami lakukan sendiri. Saya kan punya karyawan lama dari kantor," ujarnya.

Ia juga mengonfirmasi bahwa ia jarang meminta disiapkan sesuatu kepada pemerintah daerah. "Bayar sendiri?" tanya Helmy, yang langsung diiyakan oleh Widi.

Ia menolak anggapan bahwa dirinya sering membatalkan jadwal. Jika itu terjadi, biasanya karena ada panggilan mendadak dari presiden atau DPR. "Seringkali harus mengejar penerbangan terdekat agar bisa memenuhi undangan presiden atau DPR, terutama jika saya sudah berada di daerah," tambahnya.

Kunjungan ke Luar Kota Usahakan PP

Tak ambil pusing, klarifikasi Menpar Widiyanti soal isu mandi pakai air galon saat kunker ke daerah

foto: Biro Komunikasi Publik Kemenpar

Widi juga mengungkapkan bahwa ia jarang menginap saat kunjungan kerja. Sebisa mungkin, ia menyelesaikan seluruh agenda dalam satu hari agar bisa pulang pada hari yang sama. "Bisa dandan dari jam 3 pun saya jabanin, Pak. jam 3 dandan, berangkat jam 6, sampai di sana kegiatan-kegiatan, pulang jam 6," ujarnya.

"Tapi kalau saya memang harus menginap, saya menginap di hotel. Tentu saya juga harus mendukung industri perhotelan, jadi saya memilih hotel-hotel, saya me-review," imbuhnya.

Dengan masa jabatan hampir genap dua tahun, Widi meyakini kinerjanya cukup memuaskan Presiden Prabowo Subianto. Ia menyebutkan bahwa capaian target kunjungan wisatawan mancanegara menunjukkan tren positif hingga Juli 2025, yakni tumbuh 10 persen menurut data BPS.

"Akhir tahun kita proyeksikan mencapai target. Target kita baru direvisi oleh Pak Presiden. 14--15 juta kunjungan, jadi kita optimis mencapai target," ucapnya.

Belajar Banyak Jadi Menteri

Tak ambil pusing, klarifikasi Menpar Widiyanti soal isu mandi pakai air galon saat kunker ke daerah

foto: Biro Komunikasi Publik Kemenpar

Widi mengaku tidak pernah terbayangkan menjadi seorang pejabat publik. Dukungan dari suaminya, Wisnu Wardhana, yang merupakan pendiri PT Indika Energy, lah yang meyakinkannya untuk menerima tawaran menteri dari Prabowo.

"Bapak (Prabowo) bilang jangan nolak, saya tidak bisa nolak. Jadi saya pikir, ini waktunya berbakti pada negeri. Lima tahun itu kan tidak lama dan saya bisa berikan ide-ide bagi kebaikan pariwisata Indonesia," ujarnya.

Meski begitu, ia mengakui butuh waktu beradaptasi mengingat iklim kerja yang berbeda antara menjadi pengusaha dan pejabat publik. Saat menjadi pengusaha, ia baru bisa bicara ke publik setelah seluruh rencana kerja terealisasi. Namun, kebalikannya berlaku di kementerian.

Widi mengaku bahagia dengan tantangan yang dijalaninya sekarang. "I'm happy. I'm learning a lot. Beda dengan Widi yang dulu. Karena dulu tidak boleh menceritakan kalau belum realized, sekarang harus ekstrovert. PR-ing," tutupnya.