Brilio.net - Pernah nggak sih kamu ngerasa semua hal dalam hidupmu harus selalu sesuai aturan dari orang tua? Mulai dari jam tidur, cara berpakaian, sampai pertemanan pun diawasi ketat. Kalau iya, besar kemungkinan kamu sedang tumbuh dalam pola asuh strict parents alias orang tua yang sangat disiplin dan keras dalam menerapkan aturan.

Pola asuh ini seringkali muncul karena niat baik. Orang tua ingin anaknya berjalan di jalan yang benar dan terlindungi dari hal-hal negatif. Tapi, meski punya niat baik, cara yang terlalu ketat kadang bisa bikin hubungan anak dan orang tua jadi renggang.

Apa itu strict parents?

Apa itu strict parents © 2025 brilio.net

Apa itu strict parents
© 2025 brilio.net/freepik.com

Secara sederhana, strict parents adalah orang tua yang punya aturan tegas dan mengharapkan kepatuhan penuh dari anak-anaknya. Mereka seringkali tidak memberi banyak ruang untuk berdiskusi atau mengekspresikan pendapat anak. Menurut penjelasan dari American Psychological Association, pola asuh otoriter seperti ini cenderung fokus pada kontrol dan kepatuhan, bukan pada komunikasi dua arah yang terbuka.

Meskipun sekilas terlihat disiplin, pola asuh seperti ini bisa berdampak besar terhadap perkembangan emosi dan cara anak membangun kepercayaan diri.

Ciri-ciri strict parents

foto:Freepik.com

Menurut Child Mind Institute, pola asuh yang terlalu ketat biasanya punya ciri-ciri yang mudah dikenali:

1. Menetapkan aturan yang sangat kaku dan jarang berubah.

2. Jarang mendengarkan pendapat anak.

3. Sering memberi hukuman ketika anak melanggar aturan.

4. Fokus pada hasil, bukan perasaan anak.

5. Menuntut kepatuhan tinggi tanpa kompromi.

Dampak strict parents pada anak

Penelitian dari Harvard Graduate School of Education menyebutkan bahwa anak-anak dengan strict parents cenderung mengalami stres lebih tinggi dan kesulitan membangun kepercayaan diri.

Dampak negatif lainnya yang sering muncul antara lain:

1. Anak merasa tertekan dan sulit terbuka.

2. Muncul perasaan takut berbuat salah.

3. Anak cenderung berbohong untuk menghindari hukuman.

4. Tumbuh menjadi pribadi yang tidak percaya diri.

Cara membangun komunikasi yang sehat

Menurut saran dari Verywell Family, kunci untuk memperbaiki hubungan dengan strict parents adalah komunikasi terbuka dan konsisten.

Beberapa cara yang bisa dicoba:

1. Ajak bicara dengan tenang dan jujur.

Pilih waktu yang tepat untuk bicara. Sampaikan isi hatimu dengan nada tenang supaya mereka tahu kamu serius dan ingin didengar, bukan berdebat.

2. Jelaskan perasaanmu tanpa menyalahkan.

Gunakan kalimat yang fokus pada perasaanmu, bukan menyalahkan mereka. Ini membantu orang tua lebih memahami sudut pandangmu.

3. Tunjukkan tanggung jawab atas keputusanmu.

Orang tua akan lebih percaya jika kamu menunjukkan sikap bertanggung jawab. Mulailah dari hal kecil, seperti menepati janji atau jujur soal rencana.

4. Bangun kepercayaan sedikit demi sedikit.

Kepercayaan butuh waktu. Tunjukkan lewat tindakan, bukan hanya kata-kata. Jika kamu konsisten, mereka akan lebih longgar dan terbuka.

 

Magang/Aji setyawan