Brilio.net - Dalam dunia bahasa dan komunikasi, kata-kata bukan hanya sekadar alat penyampai pesan. Pemilihan kata yang tepat bisa membuat pesan lebih hidup, indah, dan menyentuh hati. Nah, inilah yang disebut dengan diksi. Bagi penulis, penyair, pembicara publik, hingga pelajar, memahami diksi adalah hal yang sangat penting karena akan menentukan seberapa efektif pesan tersampaikan kepada audiens.

Diksi tidak hanya berbicara soal “kata yang indah”, tetapi juga soal kecocokan, konteks, dan kekuatan makna. Pemilihan kata yang kurang tepat bisa membuat pesan menjadi ambigu atau bahkan disalahpahami. Sebaliknya, dengan diksi yang pas, sebuah kalimat sederhana bisa terasa lebih kuat, meyakinkan, bahkan berkesan mendalam bagi pembaca atau pendengar.

Itulah mengapa diksi menjadi salah satu kunci utama dalam menulis dan berbicara. Baik dalam karya sastra, artikel, iklan, hingga percakapan sehari-hari, penggunaan diksi yang tepat dapat membangun nuansa, emosi, serta pesan yang jelas. Lalu, apa sebenarnya diksi itu? Apa ciri-cirinya, jenisnya, hingga contohnya dalam kehidupan sehari-hari? Mari simak ulasan berikut ini yang dihimpun brilio.net dari berbagai sumber, Kamis (18/9).

Apa itu diksi?

Diksi adalah pemilihan kata yang tepat dan sesuai dengan tujuan komunikasi. Istilah ini berasal dari bahasa Latin dictio yang berarti “cara berbicara” atau “ungkapan”. Dalam bahasa Indonesia, diksi merujuk pada bagaimana seseorang memilih kata agar kalimatnya efektif, indah, dan sesuai konteks.

Secara sederhana, diksi bukan hanya tentang memilih kata yang “bagus”, tetapi juga kata yang paling cocok untuk menggambarkan maksud, suasana, dan audiens yang dituju.

Pengertian diksi

Menurut para ahli bahasa, diksi adalah kemampuan menggunakan kata dengan tepat sesuai makna, situasi, dan gaya bahasa. Misalnya, dalam karya sastra, penulis menggunakan diksi yang lebih puitis, sementara dalam pidato resmi digunakan diksi yang formal.

Jadi, diksi adalah seni memilih kata agar pesan tersampaikan dengan jelas sekaligus menarik.

Ciri-ciri diksi

Beberapa ciri utama diksi yang baik antara lain:

- Ketepatan makna – kata yang dipilih tidak menimbulkan salah tafsir.

- Kesesuaian konteks – pilihan kata sesuai dengan situasi, audiens, dan tujuan komunikasi.

- Keindahan bahasa – terutama dalam karya sastra, diksi membuat kalimat lebih estetik dan hidup.

- Efektivitas – kata yang dipilih mampu menyampaikan pesan tanpa bertele-tele.

Jenis-jenis diksi

Diksi memiliki berbagai jenis berdasarkan penggunaannya, antara lain:

- Diksi formal – digunakan dalam tulisan ilmiah, pidato resmi, atau dokumen penting.

- Diksi nonformal – digunakan dalam percakapan sehari-hari.

- Diksi denotatif – kata yang memiliki makna lugas sesuai kamus.

- Diksi konotatif – kata yang memiliki makna kiasan atau tambahan makna emosional.

- Diksi populer – kata-kata yang mudah dipahami masyarakat luas.

- Diksi ilmiah – kata-kata teknis yang sering digunakan dalam dunia akademik atau sains.

Fungsi diksi

Mengapa diksi begitu penting? Berikut beberapa fungsinya:

- Menyampaikan pesan dengan jelas sehingga tidak disalahartikan.

- Menciptakan kesan tertentu, misalnya serius, santai, humoris, atau romantis.

- Membangun keindahan bahasa, terutama dalam puisi, novel, atau iklan.

- Menyesuaikan bahasa dengan audiens agar komunikasi lebih efektif.

Contoh diksi dalam kalimat

- “Ia gugur di medan perang.” (diksi puitis, konotatif)

- “Ia meninggal karena sakit.” (diksi lugas, denotatif)

- “Harga cabai melambung di pasar.” (diksi konotatif untuk menekankan kenaikan drastis)

- “Profesor itu memaparkan hipotesis baru dalam penelitian.” (diksi ilmiah)

Contoh kalimat dengan diksi yang benar

Apa itu diksi © 2025 brilio.net

Apa itu diksi
© 2025 brilio.net/Reve/AI

1. Diksi formal

“Kami akan menyelenggarakan rapat koordinasi pada hari Senin mendatang.”
(Penggunaan kata menyelenggarakan lebih tepat dibanding ngadain dalam konteks resmi.)

2. Diksi nonformal

“Besok gue nggak bisa ikut nongkrong, ada kerjaan numpuk.”
(Pemilihan kata santai sesuai konteks percakapan sehari-hari.)

3. Diksi denotatif (makna lugas)

“Air mendidih pada suhu 100 derajat Celcius.”
(Kata mendidih digunakan sesuai makna ilmiah dalam kamus.)

4. Diksi konotatif (makna kiasan)

“Cintanya bersemi kembali setelah lama terpendam.”
(Kata bersemi di sini bukan arti sebenarnya, tetapi kiasan.)

5. Diksi puitis

“Mentari pagi menyapa lembut dedaunan yang basah oleh embun.”
(Pemilihan kata membangun nuansa indah dan puitis.)

6. Diksi ilmiah

“Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi variabel yang memengaruhi produktivitas tanaman padi.”
(Menggunakan istilah ilmiah seperti variabel dan produktifitas.)

7. Diksi populer

“Smartphone ini lagi viral banget di media sosial.”
(Kata viral dipakai sesuai tren bahasa masyarakat.)

8. Diksi efektif

“Silakan isi formulir sebelum memasuki ruangan.”
(Singkat, jelas, dan langsung pada tujuan.)

9. Diksi sopan

“Mohon maaf, apakah Anda bisa membantu saya sebentar?”
(Kata-kata dipilih dengan santun untuk menghormati lawan bicara.)

10. Diksi emosional

“Hatinya hancur mendengar kabar duka itu.”
(Kata hancur memperkuat nuansa emosional dalam kalimat.)

Pertanyaan seputar diksi

1. Apa bedanya diksi dengan gaya bahasa?

Diksi adalah pemilihan kata, sedangkan gaya bahasa adalah cara mengolah kata-kata tersebut agar terdengar indah atau menarik.

2. Mengapa diksi penting dalam menulis?

Karena diksi yang tepat membuat tulisan lebih jelas, efektif, serta sesuai dengan tujuan dan audiens.

3. Apa contoh penggunaan diksi dalam kehidupan sehari-hari?

Contohnya saat berbicara dengan guru, kita memilih diksi formal seperti “izin” atau “permisi”, sementara dengan teman sebaya bisa menggunakan diksi nonformal seperti “bentar ya” atau “ntar dulu”.