Brilio.net - Hidup itu lucu, kadang yang kerja keras malah dikritik, yang santai justru dipuji. Dunia ini memang tidak selalu adil, tapi selalu punya cara untuk menghibur lewat sindiran halus yang menampar. Itulah mengapa pantun satir soal kehidupan menjadi favorit banyak orang: lucu, cerdas, tapi mengandung makna dalam yang bikin banyak orang merenung sambil senyum miris.

Pantun satir bukan sekadar kata berima. Di balik kelucuannya, tersimpan pesan tajam yang menggugah kesadaran. Lewat sindiran halus, pantun bisa mengkritik perilaku manusia yang sering absurd, dari yang sok tahu, doyan ngurusin hidup orang, sampai yang sibuk cari muka di mana-mana. Uniknya, sindiran lewat pantun terasa ringan dan menghibur, meski sebenarnya maknanya cukup “nampol.”

Dihimpun brilio.net dari berbagai sumber, Sabtu (1/11) berikut 50 pantun satir soal kehidupan yang penuh sindiran cerdas, lucu tapi pedas. Yuk, siap-siap senyum getir dan tertampar halus dengan kata-kata yang berima tapi sarat makna!

Pantun sindiran untuk realita kehidupan

1. Hidup di kota banyak drama,
Semua sibuk cari perhatian,
Yang jujur dibilang tak berguna,
Yang pura-pura malah dihormatin.

2. Jalan berdebu di tengah kota,
Orang sibuk cari sensasi,
Kadang hidup bukan soal nyata,
Tapi siapa yang paling beraksi.

3. Beli kopi di pinggir jalan,
Nongkrong sambil nyindir tetangga,
Kadang hidup bukan perjuangan,
Tapi siapa yang pandai berwacana.

4. Pagi cerah burung bernyanyi,
Tapi dompet masih sepi,
Katanya rezeki tak akan lari,
Tapi entah kenapa tak pernah ke sini.

5. Makan sate di pinggir kali,
Lihat langit penuh awan,
Kadang yang suci disalahpahami,
Yang salah malah dijadikan panutan.

6. Bawa ember penuh air jernih,
Tumpah kena kaki sendiri,
Orang bijak banyak dicibir,
Yang nyolot malah dicintai.

7. Naik sepeda ke arah timur,
Roda dua tapi semangat besar,
Dunia ini memang makmur,
Untuk mereka yang pandai bersabar.

8. Masak sambal terlalu asin,
Ditegur malah tersinggung,
Kadang hidup bukan soal bising,
Tapi siapa yang pandai menunduk.

9. Pergi ke sawah bawa cangkul,
Tanam padi biar berbuah,
Kadang yang jujur justru dibukul,
Yang curang malah dapat anugerah.

10. Jalan pagi ke arah taman,
Lihat bunga tumbuh mekar,
Dunia penuh orang ramah,
Asal kameranya menyebar.

11. Pagi cerah pergi ke pasar,
Lihat ibu tawar harga,
Banyak orang tampak sabar,
Tapi hatinya penuh drama.

12. Membaca buku sambil rebahan,
Lupa waktu karena enak,
Kadang hidup cuma pilihan,
Antara waras atau bertingkah.

13. Naik becak keliling kota,
Lihat orang pamer gaya,
Banyak yang tampak berbahagia,
Padahal cuma pura-pura.

14. Minum teh hangat di beranda,
Ditemani angin sore,
Hidup indah katanya,
Tapi cicilan masih berderet di kepala.

15. Lihat bulan di atas sana,
Sinarnya lembut menenangkan,
Banyak yang sibuk urus dunia,
Tapi lupa pada tujuan.

16. Makan bakso di bawah pohon,
Tiba-tiba hujan turun deras,
Kadang hidup penuh omongan,
Tapi jarang ada yang tulus ikhlas.

17. Jalan-jalan sore ke pantai,
Lihat ombak berkejaran,
Hidup ini memang lucu sekali,
Yang salah malah jadi panutan.

18. Nonton berita di televisi,
Banyak janji tanpa bukti,
Hidup ini penuh ambisi,
Tapi minim aksi yang berarti.

19. Duduk santai di kursi bambu,
Ngopi bareng kawan lama,
Dunia ini makin semu,
Karena topeng jadi norma.

20. Main gitar di depan rumah,
Suaranya bikin tetangga lari,
Kadang yang sok beretika,
Justru paling banyak menilai diri.

21. Naik perahu di tengah laut,
Melihat langit berubah warna,
Yang salah tetap disebut patut,
Karena dunia tak kenal logika.

22. Pergi ke pasar beli pepaya,
Ketemu teman yang suka pamer,
Hidup bukan soal siapa kaya,
Tapi siapa paling pintar nyamer.

23. Jalan kaki ke ujung gang,
Ketemu ibu sedang marah,
Kadang hidup terasa senang,
Kalau kita berhenti cari salah.

24. Duduk di taman sambil menulis,
Angin sore mulai berhembus,
Banyak yang tampak manis,
Tapi hatinya keras dan halus.

25. Menatap langit penuh bintang,
Hati terasa damai sekali,
Dunia ini tak lagi tenang,
Saat ketulusan jadi materi.

Pantun satir untuk kelakuan manusia zaman sekarang

Pantun satir soal kehidupan © 2025 brilio.net

Pantun satir soal kehidupan
© 2025 brilio.net/Reve/AI

26. Scroll TikTok tengah malam,
Ketawa lihat orang berjoget,
Dunia penuh orang sok dalam,
Padahal isinya cuma quotes nyesek.

27. Makan ramen di kafe hits,
Foto dulu sebelum makan,
Hidup sekarang serba edit,
Yang nyata kalah dengan pencitraan.

28. Buka story pagi-pagi,
Semua bilang lagi healing,
Padahal hatinya sepi,
Cuma bungkus biar terlihat chilling.

29. Nongkrong di mall tiap minggu,
Pamer gaya biar keren,
Gaya mahal tapi utang menumpuk,
Tetap posting “hidupku damai, men.”

30. Dapat like langsung senyum,
Komentar pujian bikin bangga,
Padahal hati sedang muram,
Tapi caption-nya “bahagia selamanya.”

31. Ngopi mahal di sudut kota,
Update story biar dilihat,
Banyak yang lupa makna nyata,
Asal tampil, semua dianggap hebat.

32. Beli tas baru hasil kredit,
Tapi bilang “rejeki gak nyangka”,
Dunia sekarang makin rumit,
Banyak gaya, isi dompetnya luka.

33. Sering bilang hidup sederhana,
Tapi outfit tiap hari beda,
Dunia sekarang aneh jadinya,
Slogan irit tapi foya-foya.

34. Update status tiap lima menit,
Katanya sibuk tapi on terus,
Kadang lucu lihat begitu,
Sibuk drama, lupa serius.

35. Selfie sambil pura-pura baca,
Padahal buku cuma properti,
Dunia maya memang luar biasa,
Bisa bikin palsu jadi prestasi.

36. Bikin konten motivasi,
Padahal hidupnya kusut,
Banyak yang jago berfilosofi,
Tapi lari dari tanggung jawab.

37. Posting quote soal sabar,
Padahal dikit-dikit marah,
Dunia ini makin aneh benar,
Banyak nasihat tanpa teladan.

38. Ngomong bijak di depan umum,
Tapi di belakang menusuk kawan,
Dunia ini sudah maklum,
Banyak topeng lebih tebal dari dinding tembok zaman.

39.Katanya sahabat selamanya,
Tapi abis ribut langsung hilang,
Dunia pertemanan kini berubah,
Semua diukur dari kepentingan.

40. Bikin video lucu-lucuan,
Katanya demi konten positif,
Tapi malah nyebar keaiban,
Demi views yang lebih massif.

41. Ngaku cinta bumi,
Tapi buang sampah sembarangan,
Dunia ini penuh ironi,
Katanya peduli, tapi cuma ucapan.

42. Ngaku dermawan di media,
Tapi di dunia nyata pelit,
Banyak yang cari pahala sosial,
Bukan pahala yang hakiki dan legit.

43. Katanya jujur nomor satu,
Tapi ujian masih nyontek juga,
Dunia ini memang lucu,
Sadar dosa tapi tak mau berubah.

44. Ngaku bahagia tiap hari,
Padahal hati hancur berkeping,
Banyak yang pandai menutupi,
Demi tampak tak menyedihkan di posting.

45. Katanya fokus ibadah,
Tapi update tiap selesai shalat,
Tuhan mungkin diam saja,
Tapi manusia cepat bersilat lidah.

46. Katanya cinta tanpa syarat,
Tapi minta bukti tiap hari,
Dunia sekarang penuh syarat,
Sampai kasih pun butuh bukti materi.

47. Katanya kerja ikhlas,
Tapi marah tak disanjung,
Banyak yang bicara tulus,
Tapi niatnya selalu dihitung.

48. Katanya rendah hati,
Tapi tiap bicara sombong halus,
Dunia ini memang lucu sekali,
Semua ingin terlihat tulus.

49. Ngaku sibuk cari nafkah,
Tapi nongkrong tiap malam,
Banyak yang bilang kerja keras,
Tapi hasilnya cuma salam.

50. Katanya cinta damai,
Tapi ribut di kolom komentar,
Dunia maya memang ramai,
Tempat logika sering terbakar.