Brilio.net - Guru honorer merupakan tulang punggung pendidikan, terutama di daerah pelosok yang kekurangan tenaga pengajar tetap. Meski peran mereka sangat besar, kesejahteraan guru honorer masih jauh dari kata layak hingga kini.

Banyak dari mereka hanya menerima upah rendah dan harus menjalankan tugas mengajar di tengah keterbatasan fasilitas. Status sebagai guru honorer pun membuat mereka rentan terhadap ketidakpastian dan minimnya jaminan sosial.

Keresahan terhadap kondisi ini mencuat lewat unggahan viral dari akun TikTok @eentrianaawd, dikutip brilio.net pada Kamis (12/6). Seorang guru PJOK di SDN Negeri Grinting 03, Bulakamba, Brebes, Jawa Tengah, membagikan keluh kesahnya sebagai guru honorer.

"Mau tau keresahan guru di tahun 2025," tulisnya membuka video pendek tersebut.

Keresahan wanita ini sebagai pengajar di Indonesia © TikTok

foto: TikTok/@eentrianaawd

Dalam video tersebut, ia membuka amplop gaji yang baru diterima dan menunjukkan jumlah yang sangat minim. Ia menyebutkan bahwa gaji guru honorer masih banyak yang tidak mencapai Rp1 juta setiap bulannya.

"Gaji guru honorer yang sampe sekarang masih banyak gaji di bawah 1 juta," lanjutnya.

Hal ini menggambarkan kondisi nyata guru honorer di lapangan. Gaji di bawah Rp1 juta tentu tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup, apalagi jika harus menanggung keluarga.

Masalah kesejahteraan guru honorer sebenarnya bukan hal baru, tapi penyelesaiannya selalu berjalan lambat. Lembaga Riset Institute for Demographic and Affluence Studies (IDEAS) menyebut dana BOS belum mampu menopang gaji guru honorer secara layak.

Keresahan wanita ini sebagai pengajar di Indonesia © TikTok

foto: TikTok/@eentrianaawd

Direktur Advokasi Kebijakan IDEAS, Agung Pardini, menyatakan bahwa negara belum sepenuhnya hadir dalam memberikan jaminan kesejahteraan bagi guru honorer. Padahal, Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 dan UU No. 14 Tahun 2005 sudah jelas mengatur soal penghasilan layak bagi guru.

Survei yang dilakukan IDEAS dan GREAT Edunesia Dompet Dhuafa pada Mei 2024 memperkuat temuan tersebut. Dari 403 guru di 25 provinsi yang disurvei, sebanyak 74 persen mengaku hanya mendapat gaji di bawah Rp2 juta, dan sebagian bahkan di bawah Rp500 ribu.

Angka itu jauh dari standar Upah Minimum Kabupaten-Kota (UMK) terendah pada 2024, yang seharusnya menjadi acuan dasar kelayakan upah. Ketimpangan inilah yang menjadikan profesi guru honorer masih penuh tantangan dan jauh dari kesejahteraan.

Dalam video yang sama, sang guru juga mencurahkan keluhan lain yang menggambarkan rumitnya aturan terhadap profesi mereka. Hal itu merujuk pada larangan menerima bentuk apresiasi dari siswa atau wali murid.

"Guru dilarang nerima karena dianggap gratifikasi," ucapnya.

Keresahan wanita ini sebagai pengajar di Indonesia © TikTok

foto: TikTok/@eentrianaawd

Ia pun menyoroti realita pendidikan di daerah terpencil yang kerap luput dari perhatian. Fasilitas yang terbatas dan akses sulit membuat banyak anak masih kesulitan untuk bisa bersekolah dengan layak.

"Anak-anak di pelosok yang sampe sekarang masih kesulitan sekolah," katanya.

Keresahan wanita ini sebagai pengajar di Indonesia © TikTok

foto: TikTok/@eentrianaawd

Unggahan tersebut langsung dibanjiri komentar netizen yang ikut merasakan keresahan serupa. Banyak dari mereka mengungkapkan bahwa kondisi yang dialami guru honorer memang nyata dan menyedihkan.

"Jangankan di bawah 1 juta mbaaa, masih di bawah 500 ribu," tulis akun @nis4ul.

"Guru adalah pekerjaan yang dituntut tinggi tetapi apresiasinya tidak seberapa," sahut @nnaayyiel.

"Masih bingung kenapa gaji guru di kita kecil banget padahal jasa guru tuh besar," komentar @ftmah550.

"Secara logika gaji di bawah 1 juta tidak akan cukup," tambah akun @ayuthea17.