Sosok Seto Mulyadi, lebih dikenal sebagai Kak Seto, menunjukkan ketangguhan luar biasa saat menghadapi cobaan kesehatan. Meskipun mengalami stroke ringan yang memengaruhi sisi kognitifnya, Kak Seto tetap memancarkan aura positif dan semangat yang tak tergoyahkan.
Dalam penjelasannya, Kak Seto mengungkapkan bahwa stroke yang dialaminya sempat membuatnya merasa bingung. Namun, semangatnya untuk pulih jauh lebih besar dibandingkan rasa sakit yang dirasakannya.
BACA JUGA :
Mengenal stroke ringan yang dialami Kak Seto, pahami penyebab, gejala, dan cara mencegahnya
Dokter menyarankan agar ia beristirahat total selama satu hingga dua bulan. Namun, bagi Kak Seto, bergerak dan berkegiatan adalah sumber energi. Ia pun mencoba menyesuaikan anjuran dokter dengan caranya sendiri.
"Malah disarankan istirahat 1 bulan sampai 2 bulan ya. Tapi saya kadang apa, ya, kalau nggak bergerak, kalau nggak berkegiatan, nggak nendang rasanya. Jadi ya terus berusaha, dipadukan antara istirahat lalu ada kegiatan," jelasnya.
Namun, ujian yang dihadapinya tidak hanya datang dari kesehatan fisik. Di tengah masa pemulihan, Kak Seto juga harus menghadapi komentar negatif dari warganet. "Saya juga dinyinyirin, di-bully. Kok saya juga heran, kenapa gitu loh," ungkapnya.
BACA JUGA :
Alami gejala pusing, 9 potret Kak Seto dirawat di rumah sakit karena stroke ringan di usia 74 tahun
Meski begitu, Kak Seto memilih untuk tidak membalas dan menganggap nyinyiran tersebut sebagai bentuk perhatian yang unik dari masyarakat.
"Selalu berpikir positif saja. Mungkin apa ya, mungkin sayang malah, jadi penuh persahabatan. Jadi, dipancing dengan hal-hal yang negatif ya, tapi saya menghadapi semuanya dengan positif saja," tuturnya.
Kak Seto juga menjelaskan bahwa ia sempat terlambat mendapatkan penanganan medis. "Dan saya memang agak terlambat, ya. Masa kritisnya itu 4,5 jam, saya terlambat 4 hari baru diperiksa, di-MRI, dan ternyata harus dirawat selama ya, 3-4 hari begitu," ujarnya.
Saat ini, Kak Seto sedang dalam masa pemulihan setelah pulang dari rumah sakit. Ia diminta untuk menghindari olahraga ekstrem atau kompetitif demi mempercepat pemulihannya.
"Oh, iya, olah raga yang pertandingan, apa saja, tidak bisa, disarankan dicegah saja. Jadi, paling kalau bisa jalan kaki saja dulu selama lebih kurang 1 bulanlah begitu," ucap Kak Seto.