Mengenal fenomena lazy girl job, tren kerja santai ala Gen Z
  1. Home
  2. »
  3. Ragam
4 November 2025 19:30

Mengenal fenomena lazy girl job, tren kerja santai ala Gen Z

Pekerjaan ini biasanya memberikan kebebasan untuk menentukan jam kerja atau memilih sistem kerja hybrid/remote. Cisilia Perwita Setyorini
foto: freepik.com

Brilio.net - Di zaman sekarang, banyak gen Z mulai mempertanyakan kembali makna "kerja ideal". Tidak semua orang ingin menghabiskan waktu kerja berjam-jam, lembur, dan mengorbankan kehidupan pribadi. Tren lazy girl job muncul sebagai jawaban alternatif, pekerjaan yang tetap memberi penghasilan layak, tapi memungkinkan keseimbangan hidup yang lebih baik.

Apa itu lazy girl job?

Menurut penjelasan dari Forbes, istilah "lazy girl job" merujuk pada pekerjaan kantoran yang menawarkan gaji layak tetapi beban kerja yang relatif ringan dan fleksibilitas tinggi (Forbes, 2023). Selain itu, Distinct Recruitment menambahkan bahwa pekerjaan jenis ini sering kali minim lembur dan tingkat stres yang rendah, sehingga karyawan bisa memisahkan waktu kerja dan kehidupan pribadi dengan lebih baik (Distinct Recruitment, 2023).

BACA JUGA :
Backburner adalah hubungan ‘cadangan’ yang kerap tak disadari, arti dan tandanya dalam hubungan cinta


Ciri-ciri umum lazy girl job

Beberapa ciri khas pekerjaan yang dikategorikan sebagai lazy girl job antara lain:

1. Jam kerja fleksibel atau sistem hybrid/remote

Pekerjaan ini biasanya memberikan kebebasan untuk menentukan jam kerja atau memilih sistem kerja hybrid/remote. Artinya, karyawan bisa menyesuaikan waktu bekerja sesuai kebutuhan dan tetap bisa pulang tepat waktu tanpa merasa terburu-buru. Fleksibilitas ini juga memungkinkan lebih banyak waktu untuk istirahat, mengurus keluarga, atau menjalani hobi.

2. Beban tugas relatif ringan atau tekanan tidak ekstrem

Tugas-tugas di pekerjaan ini umumnya cukup jelas dan tidak menimbulkan stres berlebihan. Tidak ada tuntutan lembur yang sering, sehingga karyawan bisa fokus menyelesaikan pekerjaan tanpa merasa kewalahan. Beban kerja yang ringan membantu menjaga energi, konsentrasi, dan kesehatan mental tetap stabil sepanjang hari.

BACA JUGA :
Dry text adalah: Kenali arti dan penyebab chat kamu terlihat ‘dingin’ saat ngobrol online

3. Prioritas pada keseimbangan hidup dan kerja (work life balance)

Pekerjaan jenis ini menempatkan keseimbangan antara kehidupan pribadi dan profesional sebagai hal penting. Karyawan didorong untuk tetap produktif di kantor, tapi juga punya waktu untuk keluarga, teman, dan diri sendiri. Fokusnya bukan hanya pada karier naik terus tanpa henti, melainkan bagaimana hidup tetap bermakna dan sehat secara fisik maupun mental.

Mengapa tren ini muncul?

foto: freepik.com

Penelitian dari The Guardian menyebut bahwa generasi Z mulai menolak budaya kerja yang "hustle nonstop" karena dapat berdampak buruk pada kesehatan mental. Selain itu, menurut Livemint, pandemi COVID-19 membuat banyak orang menyadari kalau pekerjaan tetap bisa dilakukan secara fleksibel, sehingga tuntutan kerja pun berubah.

Tren ini menunjukkan pergeseran cara pandang tentang sukses, sekarang tidak hanya diukur dari jabatan tinggi atau kerja terus-menerus, tapi juga dari keseimbangan hidup dan makna pekerjaan sehari-hari.

Manfaat dan tantangan yang perlu diketahui

Manfaat

1. Lebih banyak waktu dan energi untuk kehidupan pribadi, keluarga, atau hobi

Dengan beban kerja yang lebih ringan dan jam kerja yang fleksibel, karyawan bisa lebih mudah menyeimbangkan pekerjaan dan kehidupan pribadi. Waktu ekstra ini bisa digunakan untuk berkumpul dengan keluarga, menjalani hobi, atau sekadar istirahat agar tubuh dan pikiran tetap segar.

2. Mengurangi risiko burnout

Beban kerja yang tidak terlalu berat dan tekanan yang minim membantu menjaga kesehatan mental. Dengan demikian, risiko kelelahan kronis atau burnout akibat pekerjaan yang menumpuk bisa dikurangi, sehingga karyawan tetap produktif tanpa merasa stres berlebihan.

Tantangan

1. Promosi atau jenjang karier bisa lebih lambat

Karena pekerjaan ini tidak menuntut kinerja ekstra atau kerja lembur, perkembangan karier bisa lebih lambat dibandingkan gaya kerja naik terus tanpa henti.

2. Label "lazy" sering disalah artikan

Meski disebut "lazy girl job", istilah ini tidak berarti malas. Sayangnya, sebagian orang bisa menilai negatif, mengira karyawan kurang ambisi, padahal ini adalah pilihan sadar untuk keseimbangan hidup.

3. Tidak semua bidang kerja menyediakan model ini

Beberapa industri atau perusahaan masih menuntut komitmen tinggi dan kerja lembur. Jadi, tidak semua jenis pekerjaan bisa dijalani dengan gaya lazy girl job, sehingga penting memilih jenis pekerjaan yang sesuai.

Tips jadi lazy girl job

1. Pilih pekerjaan yang tetap punya nilai dan potensi berkembang

Meskipun pekerjaan ini tergolong santai, pastikan tetap bisa memberikan manfaat jangka panjang. Pilih pekerjaan yang memungkinkan mengembangkan keterampilan (skill), menambah pengalaman, atau membuka peluang di masa depan. Dengan begitu, pekerjaan tidak hanya nyaman tetapi juga mendukung pertumbuhan karier.

2. Buat batas jelas antara waktu kerja dan waktu bebas

Salah satu kunci keberhasilan lazy girl job adalah fleksibilitas. Namun, fleksibilitas yang salah bisa membuat pekerjaan terasa menumpuk. Tentukan batasan yang jelas antara jam kerja dan waktu pribadi, sehingga waktu bebas benar-benar untuk istirahat, keluarga, atau hobi, bukan sekadar perpanjangan jam kerja.

3. Evaluasi secara berkala

Tidak ada salahnya mengecek rutin apakah pekerjaan yang sedang dijalani masih mendukung tujuan hidup dan kesejahteraanmu. Jangan sampai nyaman sesaat membuat karier stagnan atau membuatmu kehilangan peluang untuk berkembang. Evaluasi ini membantu memastikan pekerjaan tetap seimbang antara santai, produktif, dan bermanfaat untuk masa depan.

Penulis: Magang/Aji Setyawan

SHARE NOW
RELATED
MOST POPULAR
Today Tags