Brilio.net - Aksi demonstrasi menuntut pertanggungjawaban DPR dan kematian Affan Kurniawan meluas ke berbagai kota, termasuk Surabaya. Puncaknya terjadi pada Sabtu malam, 30 Agustus, ketika Gedung Negara Grahadi terbakar hebat.

Sejak sore, ribuan massa memenuhi Jalan Gubernur Suryo sambil menekan Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, agar membebaskan rekan mereka yang ditahan. Meski Khofifah bersama Pangdam V/Brawijaya sudah menyatakan kesediaan, kericuhan tetap pecah hingga api melalap sisi barat gedung sekitar pukul 22.00 WIB.

Ledakan petasan terdengar dari kerumunan sebelum api menyambar ruang-ruang penting di Grahadi. Bangunan berstatus cagar budaya itu kini hanya menyisakan puing berserakan dan dinding hitam hangus terbakar.

“Ini tempat saya melayani masyarakat. Habis semua," ujarnya dikutip dari Instagram @emildardak, Rabu (3/9).

Momen Emil Dardak bertemu pelaku © Instagram

Momen Emil Dardak bertemu pelaku
© Instagram/@emildardak

Meski begitu, Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Elestianto Dardak menegaskan tidak ingin terjebak dalam amarah atas kerusakan yang ditinggalkan. Ia mengatakan bahwa keselamatan para demonstran, khususnya anak-anak muda, jauh lebih penting.

“Saya kalau masalah fasilitas atau begitu, itu nomor berapa. Tapi keselamatan adik-adik semua, jadi hati-hati betul,” lanjutnya lagi.

Emil juga sudah bertemu dengan orang tua para terduga pelaku di Polrestabes Surabaya. Dari pertemuan itu, ia menemukan fakta mengejutkan bahwa lebih dari 50 orang terlibat ternyata masih berusia di bawah umur.

“Kami di Polrestabes Surabaya bertemu dengan orang tua dari 50-an. Jadi, dari kejadian yang terjadi di Surabaya ini, ternyata 50 lebih ini adalah anak di bawah umur,” ucap Emil.

Momen Emil Dardak bertemu pelaku © Instagram

Momen Emil Dardak bertemu pelaku
© Instagram/@emildardak

Ternyata setelah didalami, aksi yang dilakukan para remaja itu bukanlah bagian dari agenda politik. Mereka hanya ikut-ikutan tanpa benar-benar memahami konsekuensi dari tindakan yang dilakukan.

“Setelah didalami, mereka tidak punya motif politik sama sekali, hanya ikut-ikutan,” jelas Emil.

Alih-alih meluapkan amarah, suami aktris Arumi Bachsin itu justru menunjukkan sikap adem. Ia memilih memeluk para remaja yang terlibat dan memberi nasihat agar mereka tidak mudah terprovokasi lagi.

Emil Dardak juga menilai para remaja itu tidak memiliki kemampuan teknis untuk membuat bom molotov maupun senjata lainnya. Kondisi tersebut membuat mereka sangat rawan dimanfaatkan oleh pihak yang tak bertanggung jawab.

“Sehingga bahaya sekali anak-anak ini ada di luar dalam situasi yang bisa berhadapan dengan api, lemparan batu, dan kemudian diperalat oleh orang yang kemudian mempersenjatai mereka. Ini yang harus diwaspadai,” terangnya.

Momen Emil Dardak bertemu pelaku © Instagram

Momen Emil Dardak bertemu pelaku
© Instagram/@emildardak

Emil lantas mengajak para orang tua agar lebih memperhatikan pergaulan putra-putrinya di tengah situasi sosial yang memanas. Ia menegaskan bahwa anak-anak bisa saja dimanfaatkan pihak tak bertanggung jawab untuk melakukan hal-hal yang berbahaya.

“Maka tadi, orang tua-orang tua telah kami ajak bicara, mereka semua tentu sedih, tetapi kami tetap memberikan semangat bahwa orang tua tidak boleh menyerah dalam membina anak-anaknya,” ungkap Emil. 

Pria 41 tahun itu menutup pesannya dengan peringatan agar orang tua lebih waspada terhadap aktivitas anak-anak mereka. Ia mengingatkan bahwa remaja yang turun ke jalan rawan dimanfaatkan pihak tak bertanggung jawab untuk dikorbankan bahkan dijadikan tumbal.