Pada semester pertama tahun 2025, Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) mencatat bahwa sebanyak 42.385 orang mengalami pemutusan hubungan kerja (PHK). Angka ini menunjukkan peningkatan signifikan sebesar 32% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, di mana 32.064 pekerja ter-PHK.

Menteri Ketenagakerjaan, Yassierli, menjelaskan bahwa data PHK ini diambil dari laporan bulanan yang dirilis oleh Kemnaker. "Iya, datanya kan sudah kita sampaikan, sudah ada datanya. Bisa dilihat di Satu Data Kemnaker. Itu sudah ada di situ, itu ada data bulanan," ujarnya saat ditemui di Plaza BPJamsostek, Jakarta, pada Kamis (24/7).

Selama enam bulan pertama tahun ini, bulan dengan jumlah PHK tertinggi adalah Februari 2025 dengan 17.796 orang ter-PHK, sedangkan jumlah terendah terjadi pada Juni 2025 dengan hanya 1.609 orang.

Yassierli menegaskan bahwa pihaknya telah menyiapkan strategi untuk menghadapi gelombang PHK yang terjadi di industri lokal. "Kan sudah disampaikan. Kita dari hulu ke hilir strategi kita," tegasnya.

Gelombang PHK Ancam Industri Otomotif

 

Menurut informasi dari Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO), industri otomotif di Indonesia saat ini menghadapi tantangan berat akibat penurunan penjualan dan produksi kendaraan dalam dua tahun terakhir. Sekretaris Umum GAIKINDO, Kukuh Kumara, mengungkapkan bahwa penurunan ini tidak hanya berdampak pada performa pasar, tetapi juga mengancam keberlangsungan tenaga kerja di sektor tersebut.

"Kapasitas kita sekitar 2,2 juta unit produksi mobil roda 4 ke atas setahun yang melibatkan seluruh ekosistemnya sekitar 1,5 juta pekerja. Ini yang perlu kita pertahankan dalam kondisi yang sulit; kita tidak ingin terjadi PHK," kata Kukuh dalam Rapat Panja Perlindungan Konsumen dengan Komisi VI DPR RI, pada Kamis (10/7).

Penjualan Mobil Anjlok

 

Sejak pandemi COVID-19, industri otomotif mengalami penurunan yang cukup tajam. Produksi mobil sempat anjlok hingga hanya 500 ribu unit pada puncak krisis. Meskipun sempat pulih dan kembali ke angka 1 juta unit pada tahun 2022, tren penurunan kembali terjadi pada tahun 2023.

GAIKINDO mencatat bahwa sepanjang tahun 2023, penjualan kendaraan roda empat hanya mencapai sekitar 865 ribu unit. Padahal, sejak tahun 2013, Indonesia sudah masuk kategori "One Million Club", yaitu negara yang mampu memproduksi dan menjual kendaraan lebih dari 1 juta unit per tahun.

"Namun kondisi ekonomi belakangan ini memang cukup menjadi tantangan tersendiri. Dua tahun belakangan kita terus turun. Jadi tahun lalu penjualan hanya 865 ribu, tidak bisa mencapai 1 juta. Ini menjadi kekhawatiran kita tersendiri," ungkap Kukuh.