Brilio.net - Rieke Diah Pitaloka menyoroti isu pemberhentian dua rekannya di DPR RI, Uya Kuya dan Eko Patrio. Ia menyampaikan hal itu saat hadir sebagai bintang tamu di podcast Curhat Bang Denny Sumargo yang diunggah pada Jumat, 5 September 2025.

Menurut Rieke, seorang wakil rakyat tidak cukup hanya menyandang jabatan, melainkan juga perlu menghadirkan hati untuk rakyat. Ia menekankan, pengalaman dalam politik bukan satu-satunya hal yang menentukan keberhasilan seorang anggota DPR.

Pemeran Oneng dalam sitkom Bajaj Bajuri ini kemudian menyinggung peristiwa penjarahan rumah Uya Kuya yang sempat memicu sorotan publik. Ia mengakui gaya komunikasi rekannya tersebut memang kerap menuai kritik, tetapi tetap menyayangkan peristiwa itu bisa terjadi.

Dalam penjelasannya, Rieke menilai adanya kekeliruan pada cara Uya Kuya mengekspresikan diri saat berinteraksi dengan masyarakat. Namun, ia menegaskan hal tersebut tidak bisa dijadikan pembenaran atas tindak penjarahan yang dialami Uya.

Rieke Diah Pitaloka kehilangan Uya Kuya dan Eko Patrio di DPR © 2025 brilio.net

foto: YouTube/CURHAT BANG Denny Sumargo

"Ada salah gestur atau komunikasi oleh teman kita mas Uya ya, lalu terjadi penajarahan dan itu sesuatu yang wajar. Dia baru 10 bulan lho jadi DPR, itu bukan hasil dari DPR," kata Rieke Diah Pitaloka dalam podcast Denny Sumargo pada Sabtu (6/9).

Rieke menambahkan, dirinya merasa kehilangan Uya sebagai rekan kerja di Komisi IX DPR RI. Selama ini mereka bekerja sama dalam memperjuangkan isu-isu yang berkaitan dengan tindak pidana perdagangan orang dan juga persoalan kesehatan masyarakat.

"Aku kehilangan Uya. Mas Uya itu partnerku di Komisi 9 untuk mengadvokasi kasus-kasus tindak pidana perdagangan orang dan masalah kesehatan," ucapnya.

Selain Uya Kuya, Rieke juga menyinggung sosok Eko Patrio yang menurutnya tulus meski kerap tampil konyol. Ia menekankan bahwa gaya komunikasi memang perlu diperbaiki, tetapi ketulusan Eko dalam menjalankan tugas patut diapresiasi.

"Mas Eko tentu interaksi kami sering. Saya anggota, Mas Eko wakil ketua dan lama kita di Komisi 6. Mas Eko itu tulus orangnya memang konyol, bukan untuk pembelaan. Tentu gestur dan cara komunikasi harus diperbaiki," ungkap Rieke.

Rieke Diah Pitaloka kehilangan Uya Kuya dan Eko Patrio di DPR © 2025 brilio.net

foto: YouTube/CURHAT BANG Denny Sumargo

Lebih lanjut, Rieke mengingatkan pengalamannya ketika mendapat dukungan penuh dari Eko Patrio dalam menangani sejumlah persoalan pelik. Ia menilai sikap Eko sebagai pimpinan memberi ruang yang luas bagi anggota untuk bersuara dalam sidang maupun pembahasan isu penting.

"Kasusnya Bang Juri itu, aku disupport banget sama Mas Eko. Pelunasan tanah dan beberapa kasus ya. Membongkar mafia tanah, membongkar mafia timah, sebagai pimpinan memberi ruang kami," tutur Rieke.

Ia juga menekankan bahwa dalam kasus-kasus besar seperti persoalan di tubuh Pertamina, Eko tidak pernah membatasi anggota untuk menyampaikan pendapat. Rieke menilai hal itu menjadi bukti bahwa ada sisi positif yang patut dihargai dari rekannya tersebut.

"Akhirnya kasus-kasus termasuk Pertamina, Mas Eko tidak pernah membatasi kami bicara dalam persidangan dan segala macem. Dia memberikan ruang untuk itu. Jadi ada plus dan minus, tidak bisa kemudian kita pukul rata," kata Rieke menutup pernyataannya.