Brilio.net - Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) DPR RI menggelar sidang pembacaan putusan terhadap lima anggota DPR nonaktif di Ruang Sidang MKD DPR, Senayan, Jakarta, pada Rabu (5/11). Sidang tersebut digelar untuk menindaklanjuti polemik yang muncul akibat sikap dan ucapan sejumlah anggota dewan yang sempat menjadi sorotan publik.

Lima nama yang menjalani sidang tersebut adalah Ahmad Sahroni, Uya Kuya atau Surya Utama, Eko Patrio atau Eko Hendro Purnomo, Nafa Urbach, dan Adies Kadir. Dari kelima teradu, Uya Kuya dinyatakan tidak terbukti melanggar kode etik. Keputusan ini sekaligus mengakhiri masa nonaktifnya sebagai anggota DPR.

Wakil Ketua MKD DPR, Adang Darojatun, menyampaikan keputusan tersebut dalam sidang terbuka. Putusan itu menandai kembalinya Uya Kuya ke jabatannya di parlemen setelah beberapa waktu menunggu hasil sidang etik.

"Menyatakan teradu tiga, Surya Utama, tidak terbukti melanggar kode etik," ujar Adang Darojatun saat membacakan putusan dalam sidang MKD DPR, Rabu (5/11), dikutip dari Liputan6.

Uya Kuya lolos dari pelanggaran etik © 2025 brilio.net

foto: Liputan6.com

"Menyatakan teradu tiga, Surya Utama, diaktifkan sebagai anggota DPR RI terhitung sejak keputusan ini dibacakan," sambung Adang.

Di balik kabar kembalinya Uya Kuya sebagai anggota DPR aktif, tersimpan kisah haru yang datang dari keluarganya. Setelah mengalami berbagai tekanan publik dan insiden yang menimpa rumahnya, sang anak, Cinta Kuya, sempat menyampaikan pesan yang membuat Uya terenyuh.

Insiden itu terjadi pada 30 Agustus 2025, ketika rumah Uya Kuya di kawasan Duren Sawit, Jakarta Timur, dijarah oleh massa. Rumah tersebut rusak akibat amukan ratusan orang yang mendatangi lokasi pada malam hari. Kejadian itu menjadi momen berat bagi keluarganya, terutama bagi sang putri.

Dalam sebuah podcast bersama Denny Sumargo, Uya Kuya mengungkapkan bahwa Cinta Kuya pernah memintanya untuk berhenti dari dunia politik. Pesan itu disampaikan dengan nada tulus setelah peristiwa perampokan rumah yang meninggalkan trauma mendalam bagi keluarga.

"Papa tapi jangan berhenti berbuat baik ya, jangan kapok. Terus malah papah kalau bisa aku cepet-cepet lulus kuliah, cepet-cepet lulus S2, mau kerja, bikin papa bangga, dan papa nanti pensiun aja," kata Uya Kuya, dikutip brilio.net dari Podcast Denny Sumargo pada Kamis (6/11).

Uya Kuya lolos dari pelanggaran etik © 2025 brilio.net

foto: YouTube/CURHAT BANG Denny Sumargo

Pesan itu disampaikan Cinta karena tidak tega melihat sang ayah terus menjadi sasaran hujatan publik. Ia berharap bisa segera mandiri agar ayahnya bisa beristirahat dari dunia politik yang penuh tekanan.

"Aku nggak mau papa dikata-katain terus, dihujat-hujat. Biar aku yang kerja papa pensiun aja," katanya.

Mendengar ucapan itu, Uya Kuya tak mampu menahan air mata. Ia merasa tersentuh sekaligus bangga karena anaknya mampu berpikir dewasa dan ingin melindungi keluarganya dari tekanan publik.

"Gue nangis, terus bilang ya udah nanti Cinta kerja, papa buat yayasan aja buat bantu TKI, tapi Cinta support bantu dananya. 'Iya pa' dia bilang gitu," ujar Uya mengenang momen tersebut.

Uya juga menceritakan bagaimana anak-anaknya tumbuh dengan mental kuat dan terbiasa mandiri. Ia mengaku sejak lama tidak memberikan uang jajan kepada anak-anaknya agar mereka belajar menghargai kerja keras.

Uya Kuya lolos dari pelanggaran etik © 2025 brilio.net

foto: YouTube/Uya Kuya TV

"Jadi gue ngelihat anak-anak gue justru waktu gue sempet telpon 'Cin maaf Cin barang-barang kamu hilang'. Karena anak-anak gue dari SMP udah nggak dapet uang jajan sama sekali, demi Allah, sampe lulus SMA," ungkapnya.

Ia mengingat masa ketika Cinta begitu berhati-hati dalam membeli sesuatu. Semua barang yang dimiliki anaknya diperoleh dari hasil jerih payah sendiri, sehingga kehilangan akibat insiden itu terasa sangat berat.

"Pas waktu SMP-SMA itu anak-anak gue kalau beli barang tuh terutama Cinta ya, mikir bisa sebulan mikirnya," ujar Uya.

Perasaan sedih semakin dalam saat menyadari bahwa sebagian besar uang untuk rumah juga berasal dari tabungan Cinta. Uya mengaku terpukul karena jerih payah putrinya ikut hilang dalam peristiwa perusakan itu.

"Dan gue yang bikin sedih adalah jerih payah mereka ikut hilang gitu lho di rumah, karena uang rumah itu juga sebagian uangnya Cinta," tutupnya.