Belajar dari pengalaman tetangga, Anwar Sanjaya, yang lebih dikenal sebagai Anwar BAB, tidak hanya fokus pada persiapan pernikahan, tetapi juga memikirkan bekal untuk akhirat. Ia telah membeli satu set kain kafan lengkap dengan uang tunai untuk biaya pemakamannya kelak.

Bagi Anwar, tindakan ini adalah pengingat bahwa kematian adalah hal yang pasti akan dihadapi setiap orang. Ini bukan soal mendahului takdir, melainkan tentang kesiapan agar tidak merepotkan orang lain di kemudian hari.

"Itu benar, sudah beli. Sebenarnya, ini karena ada yang ngasih aku kayak endorse gitu. Jadi, aku mempersiapkan kain kafan satu kotak," ungkap Anwar BAB di Kawasan Tendean, Jakarta Selatan, kemarin. 

Ia melanjutkan, "Aku beli itu, diomelin bapak aku. 'Lu nyumpahin gue mati!' katanya. Padahal maksudku bukan nyumpahin, tapi persiapan saja."

Anwar merasa dengan persiapan ini, setidaknya ia tidak akan menjadi beban bagi orang-orang yang ditinggalkan. Ia menjelaskan, pemicu untuk mempersiapkan kain kafan datang setelah melihat tetangganya yang meninggal tanpa ada yang mengurus.

"Itu gara-gara aku, maaf ya, tetanggaku meninggal, enggak ada yang urusin. Terus kayak Pak RT, 'Eh ini kain kafannya belum beli.' Keluarganya enggak ada. Apalagi orang-orang yang kekurangan. Jadi aku mikir, ya sudah, ketika memang Allah kasih, bukan menjadi hal ketakutan, jadi kayak persiapan saja dah," jelasnya.

Tak hanya kain kafan, Anwar BAB juga telah menyisihkan uang tunai sebesar Rp7 juta dalam kotak penyimpanan kain kafan tersebut. Uang ini ia niatkan untuk berbagai biaya yang mungkin timbul saat prosesi pemakaman.

"Aku masukin uang ada Rp7 juta. Kan Rp7 juta enggak tahu ya bisa buat bayar yang mandiin, ustaz, atau apa gitu. Jadi ada uang tunai di dalam tas itu. Maaf buat orang yang, mandiin, harus bayar orang yang gali kubur, terus beli kuburan kalau di kampung kan kayak beli tanah kubur," urai Anwar BAB.

Anwar berpandangan bahwa persiapan ini menjadi pengingat yang kuat agar dirinya senantiasa berbuat baik dan menjauhi larangan agama. "Kalau dulu ya, dulu takut mati. Kalau sekarang enggak. Gimana caranya, ya pasti tenang kayak, oh pasti semua bakal mati. Mengingatkan. Jadi kita, maaf ya, enggak melakukan hal-hal yang buruk," ujarnya.

Kain kafan dan uang tersebut disimpan Anwar BAB di rumah ibunya di kawasan Pondok Ranggon. Ia tidak berani menyimpan di rumahnya sendiri karena mengakui sebagai pribadi yang takut hal-hal mistis.

"Aku taruh di rumah mama aku saja. Aku juga takut taruh di rumah aku mah. Entar gue tidur kan aku takut sama pocong, sama kuntilanak," pungkas Anwar BAB.