Brilio.net - Penyanyi Ashanty baru-baru ini mengumumkan bahwa ia telah menutup seluruh gerai toko kuenya, Lu'miere, yang telah berjalan selama enam tahun. Penutupan serentak 15 gerai ini pun memunculkan spekulasi bahwa bisnisnya mengalami kemunduran.

Namun, Ashanty langsung membantah dugaan bahwa bisnisnya tutup karena merugi atau tak laku. Ia menekankan bahwa penjualan justru masih tinggi hingga hari-hari terakhir operasionalnya. Menurutnya, hal itu justru membuat keputusan untuk menutup gerai menjadi jauh lebih berat. Ia menyatakan bahwa minat konsumen tetap tinggi bahkan hingga menjelang penutupan.

Penutupan Lu'miere sama sekali bukan karena kebangkrutan ataupun minimnya pembeli. Ashanty menegaskan bahwa semua outlet, terutama yang berada di pusat perbelanjaan, tetap menunjukkan penjualan yang memuaskan.

"Alhamdulillah. Bahkan, ini demi Allah boleh ditanya ke semua karyawanku, 2 bulan ini semua yang ke Lumier di PIM atau di mal-mal ya. Pokoknya kita tuh lakunya di mal saja, semua mal tuh kita tuh laku banget, gitu," ujar Ashanty saat diwawancarai di kawasan Pondok Indah, dilansir dari Kapanlagi, Minggu (3/8).

Ia bahkan menyebutkan bahwa karena banyaknya permintaan, beberapa varian kue sering habis, membuat pelanggan sempat menyangka bahwa Ashanty sudah tidak lagi serius dalam mengelola usahanya. Ia mengingat bagaimana keluhan-keluhan itu disampaikan secara langsung kepadanya.

"Jawabannya gini, 'Bunda sudah enggak niat jualan, ya, Mbak? Kok cuma jualannya sisa crispy puff sama roti sama bolu?' Nah, gitu. 'Bunda, Bunda sudah enggak niat, ya?' Ngomong gitu," ceritanya sambil menirukan ucapan para pelanggan.

Ashanty kemudian menjelaskan bahwa keterbatasan varian yang dijual bukan karena ia sudah tidak berniat menjual, melainkan karena dirinya enggan menurunkan standar kualitas. Ia menolak untuk mengganti bahan dengan kualitas lebih rendah meski harga bahan baku melonjak.

"Padahal bukan enggak niat. Harga beberapa harga, ya, ininya ada yang naik, terus aku enggak mau ganti, gitu. Intinya gitulah. Jadi aku enggak jual," tegasnya.

Ia juga mengisahkan bagaimana bisnis Lu'miere mampu bertahan di masa pandemi COVID-19. Bahkan, toko kuenya sempat mengalami lonjakan permintaan saat kembali dibuka setelah sempat ditutup sementara.

"Aku COVID buka 2 bulan, 2 bulan aku buka, tutup sebulan karena COVID. Pas buka lagi, orang ngantrinya ngelingker-ngelingker. Orang, waktu itu online juga gila-gilaan," kenangnya.

Menurut Ashanty, dalam perjalanan bisnisnya dari 2019 hingga 2025, Lu'miere terus mencatatkan hasil yang baik. Meski tak langsung meledak di awal, tiga tahun terakhir justru menjadi masa-masa yang kuat dalam hal penjualan.

"Pokoknya 2019 sampai 2025 ini, ya walaupun enggak mungkin 3 tahun pertama tuh wow banget, ya. Tapi di 3 tahun terakhir ya, orang kalau lihat penjualan yang Lumier, orang, inilah. Wah, gitu lah. Bisa Lumier tuh laku lah, gitu. Tapi ya, ya gitu," pungkasnya.

Ashanty memastikan bahwa keputusan menutup gerai-gerai Lu'miere bukan karena kerugian, melainkan karena faktor internal yang tidak dijelaskan secara detail. Ia mengakui keputusan ini sangat berat karena berdampak langsung pada sekitar 200 karyawannya. Ashanty mengaku keputusan ini diambil dengan berat hati, terutama memikirkan nasib para karyawan.