Brilio.net - Menjelang Hari Raya Idul Adha 1446 H yang jatuh pada pertengahan tahun 2025, umat Islam kembali diingatkan akan makna mendalam dari ibadah kurban, keteladanan Nabi Ibrahim, dan pentingnya membangun kepedulian sosial. Momen ini menjadi waktu yang tepat untuk memperkuat pesan keimanan dan ketakwaan lewat khutbah Jumat yang mengena, menggugah hati, serta relevan dengan kondisi masyarakat saat ini.
Khutbah Jumat menjelang Idul Adha bukan hanya menjadi media penyampaian nilai-nilai agama, tapi juga wadah untuk mengajak jamaah merenungi esensi pengorbanan sejati. Di tengah realita sosial yang penuh tantangan, umat diajak untuk merefleksikan arti ikhlas, saling peduli, serta pentingnya memberi yang terbaik bagi sesama. Semangat berbagi yang diwujudkan dalam bentuk kurban adalah simbol nyata dari ketundukan kepada Allah dan kasih sayang terhadap sesama.
Dihimpun brilio.net dari berbagai sumber, Selasa (3/6) berikut contoh khutbah Jumat terbaru menjelang Idul Adha 2025 yang memadukan pesan spiritual dan sosial, disusun dengan bahasa yang mudah dipahami dan sesuai dengan konteks kekinian.
Contoh khutbah Jumat jelang Idul Adha 2025
© 2025 brilio.net/AI
Khutbah pertama
Muqaddimah:
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar walillahil hamd.
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah yang telah memberikan kita nikmat iman, Islam, dan kesempatan hidup hingga hari ini. Shalawat serta salam semoga tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat, dan seluruh umatnya hingga akhir zaman.
Amma ba'du,
Ushikum wa iyyaya bitaqwallah, faqad fazal muttaqun.
Isi khutbah:
Jama’ah Jumat yang dirahmati Allah,
Hari Raya Idul Adha 1446 H sudah di ambang pintu. Di bulan Dzulhijjah ini, Allah mengajarkan kepada kita makna ketundukan dan keikhlasan melalui kisah agung Nabi Ibrahim AS dan putranya, Nabi Ismail AS. Sebuah kisah pengorbanan yang luar biasa: seorang ayah yang rela menyembelih anak tercintanya demi taat kepada perintah Allah.
Allah berfirman dalam QS. Ash-Shaffat ayat 102:
"Ya bunayya inni araa fil-manaami anni adzbahuka fanzhur madzaa taraa..."
(“Wahai anakku, sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu, maka pikirkanlah apa pendapatmu...”)
Apa jawaban Ismail?
“Wahai ayahku, lakukanlah apa yang diperintahkan kepadamu. InsyaAllah engkau akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar.”
Inilah puncak taqwa dan kepatuhan. Inilah teladan pengorbanan.
Namun, jama’ah sekalian, pengorbanan hari ini tidak selalu dalam bentuk darah atau hewan. Kita bisa berkorban dengan waktu, tenaga, harta, dan perhatian terhadap sesama. Terlebih di tengah zaman sulit, banyak saudara kita hidup dalam kekurangan, membutuhkan kepedulian, bukan hanya kata-kata. Maka, mari jadikan Idul Adha tahun ini sebagai momen membumikan nilai empati sosial, bukan sekadar ritual.
Khutbah kedua
(Setelah duduk sejenak)
Alhamdulillah, segala puji hanya milik Allah. Semoga khutbah ini menjadi pengingat yang menguatkan iman dan ketakwaan kita.
Jama’ah yang dimuliakan,
Mari jadikan kurban tahun ini bukan hanya soal menyembelih hewan, tapi menyembelih ego, menyembelih rasa kikir, dan menyembelih sifat individualis yang makin menguat di tengah masyarakat.
Kita bantu tetangga yang membutuhkan. Kita hibur anak yatim yang kesepian. Kita buka hati dan tangan untuk berbagi.
Sebagaimana firman Allah dalam QS. Al-Hajj ayat 37:
"Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak akan sampai kepada Allah, tetapi yang sampai kepada-Nya adalah ketakwaan kalian..."
Akhirnya, mari kita perbanyak doa, amal, dan istighfar. Semoga Allah menerima amal ibadah kita, mempertemukan kita dengan Idul Adha, dan menjadikan kita hamba-Nya yang berjiwa sosial dan bertaqwa.
Doa penutup:
Allāhumma-ghfir lil-muslimīna wal-muslimāt, wal-mu’minīna wal-mu’mināt, al-aḥyā’i minhum wal-amwāt.
(Yā Allah, ampunilah kaum Muslimin dan Muslimat, Mukminin dan Mukminat, yang hidup maupun yang telah wafat.)
Allāhummaj-‘alnā mina al-muttaqīn, wa mina alladhīna yuḥibbūna al-khayr, wa yu’thirūna al-ākharīna walaw kāna bihim khaṣāṣah.
(Yā Allah, jadikanlah kami termasuk hamba-hamba-Mu yang bertakwa, yang mencintai kebaikan, dan yang mendahulukan kepentingan orang lain meskipun mereka sendiri dalam kekurangan.)
Rabbana taqabbal minnā, innaka anta as-samī‘ul-‘alīm, wa tub ‘alainā, innaka anta at-tawwābur-raḥīm.
(Wahai Rabb kami, terimalah amalan kami. Sungguh Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. Terimalah tobat kami. Sungguh Engkaulah Yang Maha Penerima Tobat lagi Maha Penyayang.)
Wa ṣallallāhu ‘alā nabiyyinā Muḥammad, wa ‘alā ālihi wa ṣaḥbihi ajma‘īn, wal-ḥamdu lillāhi Rabbil-‘ālamīn.
(Semoga shalawat tercurah kepada Nabi kami Muhammad, kepada keluarganya, dan seluruh sahabatnya. Segala puji bagi Allah, Tuhan seluruh alam.)
Recommended By Editor
- Tata cara mandi Hari Raya Idul Adha sesuai sunnah Rasulullah SAW, lengkap dengan keutamaannya
- Doa Hari Raya Idul Adha 2025, dari malam takbiran hingga setelah sholat Ied
- Bagaimana sih atlet tarkam Bekasi atasi nyeri otot cuma pakai minyak urut herbal? Ternyata ini triknya
- Puasa sunnah sebelum Idul Adha tarwiyah dan arafah, lengkap dengan niat dan keutamaannya
- 7 Resep tumis daging sapi praktis dan enak, pas banget buat Idul Adha
- 7 Ide masakan daging sapi lezat untuk rayakan Idul Adha, dijamin empuk dan bikin ketagihan
- 100 Ucapan selamat menjelang Hari Raya Idul Adha 2025 untuk keluarga terdekat yang menyentuh hati


