Brilio.net - Impulsif adalah kecenderungan seseorang untuk bertindak secara spontan tanpa berpikir panjang tentang akibatnya. Perilaku ini sering muncul dalam kehidupan sehari-hari, seperti membeli barang yang tidak direncanakan, memotong pembicaraan orang lain, atau bereaksi berlebihan saat emosi memuncak. Meski terlihat sepele, perilaku impulsif dapat berdampak negatif jika tidak dikendalikan dengan baik.

Impulsif bukan sekadar kebiasaan tidak sabaran, tapi juga berhubungan dengan cara otak memproses dorongan dan pengambilan keputusan. Karena itu, memahami makna dan penyebab impulsif sangat penting agar seseorang dapat belajar mengelolanya, bukan sekadar menahannya.

Pengertian impulsif

Menurut penjelasan dari WebMD, impulsif adalah perilaku atau kecenderungan untuk bertindak cepat tanpa mempertimbangkan konsekuensi dari tindakan tersebut. Ini bisa terjadi dalam berbagai bentuk, mulai dari keputusan kecil seperti membeli makanan berlebihan, hingga tindakan besar seperti membuat keputusan hidup tanpa pertimbangan matang.

Penelitian dari American Psychiatric Association juga menjelaskan bahwa impulsif bukan sekadar sifat bawaan, melainkan bisa berkaitan dengan aktivitas di bagian otak yang mengatur pengendalian diri (prefrontal cortex). Ketika bagian ini tidak aktif secara optimal, seseorang lebih rentan mengambil keputusan spontan yang berisiko.

Ciri-ciri orang impulsif

Apa itu impulsif © 2025 brilio.net

Apa itu impulsif
freepik.com

Menurut penjelasan dari Healthline, orang yang memiliki kecenderungan impulsif biasanya memperlihatkan pola perilaku tertentu yang bisa dikenali sejak dini. Berikut beberapa ciri umum:

1. Sering bertindak terburu-buru tanpa berpikir panjang.

2. Sulit menunda keinginan atau dorongan sesaat.

3. Gampang menyesal setelah mengambil keputusan spontan.

4. Cenderung mengikuti emosi sesaat, terutama saat marah, sedih, atau stres.

5. Sulit mempertimbangkan risiko dan dampak jangka panjang.

Penyebab perilaku impulsif

Menurut penjelasan dari National Institutes of Health (NIH), perilaku impulsif dapat disebabkan oleh beberapa faktor, baik biologis maupun lingkungan.

1. Faktor biologis

Impulsif berkaitan dengan aktivitas otak, terutama bagian prefrontal cortex yang mengatur pengambilan keputusan. Ketika bagian ini tidak berfungsi optimal, dorongan spontan lebih sulit dikendalikan.

2. Faktor psikologis dan lingkungan

Pola asuh, stres berkepanjangan, atau pengalaman masa kecil tertentu dapat memperkuat kecenderungan impulsif.

3. Faktor kesehatan mental

Menurut Mayo Clinic, perilaku impulsif juga sering ditemukan pada individu dengan kondisi seperti Attention deficit hyperactivity disorder (ADHD), gangguan suasana hati, atau gangguan kontrol impuls.

4. Faktor kebiasaan

Kebiasaan membiarkan dorongan spontan tanpa evaluasi dapat membuat impulsif menjadi pola perilaku jangka panjang.

Cara mengendalikan impuls agar tidak merugikan diri sendiri

Menurut penjelasan dari American Psychological Association (APA), impulsif bukan sesuatu yang tidak bisa diubah. Dengan kesadaran dan latihan, siapa pun dapat belajar mengendalikan dorongan sesaat ini. Berikut beberapa langkah efektif:

1. Berhenti sejenak sebelum bertindak

Ambil napas dalam dan beri waktu beberapa detik sebelum bereaksi. Cara sederhana ini memberi ruang bagi otak untuk berpikir lebih jernih.

2. Kenali pemicu impulsif

Sadari situasi, emosi, atau kebiasaan yang sering membuatmu bertindak terburu-buru. Dengan mengenal pemicu, kamu lebih siap menghadapinya.

3. Alihkan energi impulsif

Jika dorongan sulit dikendalikan, alihkan ke aktivitas positif seperti olahraga ringan, menulis, atau berbicara dengan orang terpercaya.

4. Latih kesadaran diri (mindfulness)

Teknik mindfulness terbukti efektif membantu menenangkan pikiran dan meredam dorongan spontan.

5. Konsultasi dengan profesional bila perlu

Jika impulsif sudah mengganggu hubungan, pekerjaan, atau keuangan, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan psikolog atau psikiater.

 

Magang/Aji setyawan