Brilio.net - Niat awalnya cuma mau cek notifikasi. Tapi begitu layar kebuka, mendadak dunia terasa terlalu menarik untuk ditinggalkan. Ada video yang baru trending. Ada gosip seleb yang belum tamat. Ada thread panjang yang entah kenapa harus dibaca sampai habis. Begitu sadar, waktu udah melayang lebih dari satu jam. Ini bukan kasus langka. Itu namanya doomscrolling.

Doomscrolling jadi kebiasaan yang akrab banget buat mahasiswa, karyawan, bahkan yang katanya sibuk tapi tetap sempat scroll. Aktivitas ini biasanya terjadi diam-diam, di malam hari, pas lampu kamar udah dimatikan tapi HP masih menyala terang. Rasanya menyenangkan, tapi setelahnya sering datang rasa capek, nyesel, atau malah anxious tanpa sebab. Ironisnya, doomscrolling yang awalnya mau ngilangin stres malah bikin stres tambah numpuk.

Untungnya, Android nggak cuma pintar bikin layar kinclong. Di dalamnya ada fitur bawaan bernama Digital Wellbeing. Fungsinya simpel tapi dalem: bantu pengguna memahami kebiasaan digital yang sering diabaikan. Bukan buat nge-judge, cuma ngasih gambaran yang jujur soal hidup di balik layar.

Diungkap brilio.net, Jumat (7/8) fitur ini punya dashboard yang bisa nunjukin seberapa lama waktu habis di tiap aplikasi. Termasuk berapa kali HP dibuka dan berapa notifikasi mampir hari itu. Ada juga App Timers, buat ngasih batas waktu harian ke aplikasi yang paling nyedot perhatian. Kalau waktunya habis, aplikasinya bakal otomatis “pause”. Lalu ada Focus Mode, cocok buat yang pengen kerja tanpa diganggu notifikasi atau pengingat dari sosmed.

Digital Wellbeing juga nyimpen data screen time mingguan dan harian. Jadi nggak cuma nebak-nebak, ada angka dan grafik yang bisa jadi bahan renungan. Dan buat orang tua, fitur ini bisa dihubungkan ke Family Link untuk atur akses HP anak-anak.

Android Android

foto: istimewa

Coba lihat data di screenshot di atas yang baru diambil brilio.net di malam hari. Total waktu layar tercatat 3 jam 5 menit dalam satu malam. Porsi paling besar dihabiskan buat aplikasi X atau Twitter, disusul Instagram, Firefox, LinkedIn, Mihon (aplikasi pembaca komik), dan kategori “Other”. Data ini ditampilkan dalam bentuk lingkaran warna-warni yang gampang dibaca. Semakin besar porsinya, makin lama waktu yang dihabiskan di aplikasi tersebut.

Dalam data di atas, bisa dibaca jadi seperti ini. Pertama, scroll Instagram selama 45 menit, lanjut buka X buat baca cuitan random 1 jam, terus cek LinkedIn biar tetap terlihat profesional. Di sela-sela itu, buka Firefox buat cari info yang entah kenapa jadi penting tengah malam. Dan tanpa sadar, layar dibuka 17 kali dalam semalam. Kadang cuma mau ngecek jam, tapi akhirnya terjebak doom scrolling lagi. Semua itu bisa dicek, dibaca, dan dievaluasi lewat Digital Wellbeing.

Bedtime Mode: sinyal halus buat stop scroll di malam hari

istimewa istimewa

foto: istimewa

Dari semua fitur Digital Wellbeing, ada satu yang bisa jadi penyelamat malam: Bedtime Mode. Fitur ini didesain buat bantu tidur lebih cepat dan lepas dari godaan layar. Begitu aktif, layar berubah jadi abu-abu, cahaya layar diredupkan, dan semua notifikasi otomatis diam. Tampilan jadi membosankan. Dan justru di situlah kekuatannya. Saat warna-warna mencolok dan suara notifikasi hilang, keinginan buat terus scroll ikut turun. Bedtime Mode kayak temen yang baik hati.

Nggak maksa tidur, cuma bilang pelan, “Udah cukup ya buat hari ini.”

Fitur ini bisa diatur otomatis sesuai jam tidur yang diinginkan. Jadi nggak perlu ingat-ingat atau pencet manual tiap malam. Tinggal aktifkan, lalu biarkan sistem yang bekerja. Pelan-pelan, doomscrolling yang tadinya jadi kebiasaan bisa mulai diredam. Bukan dengan paksaan, tapi lewat sinyal halus yang bikin otak dan mata sadar: waktunya istirahat.

Doomscrolling memang tricky. Kadang terasa menyenangkan, tapi efeknya nggak selalu ramah buat tubuh dan pikiran. Digital Wellbeing bukan solusi instan, tapi bisa jadi titik awal buat lebih sadar diri. Dan kalau bingung harus mulai dari mana, Bedtime Mode bisa jadi langkah pertama yang simpel tapi berdampak.

Karena kadang, yang dibutuhkan cuma satu pengingat kecil untuk benar-benar berhenti dan rehat.