Brilio.net - Fenomena parenting di media sosial kembali mencuri perhatian publik. Seorang ibu muda viral setelah mengunggah video yang menunjukkan aksinya memberi sambal dalam jumlah banyak di makanannya sendiri. Alasannya sederhana: supaya makanan itu tidak diminta oleh sang anak.

Video yang dibagikan lewat akun TikTok @ikakaikai_ itu langsung menuai reaksi keras dari warganet. Sebagian menilai tindakannya terlalu egois dan tidak pantas dilakukan oleh seorang ibu, sementara sebagian lain justru membela, menganggap hal tersebut adalah bentuk sederhana dari self care.

Meski aksinya tampak sepele, perdebatan di kolom komentar menunjukkan betapa sensitifnya topik seputar peran ibu, pengasuhan anak, dan hak pribadi seorang perempuan. Dalam waktu singkat, video itu viral dan jadi bahan diskusi hangat di berbagai platform media sosial.

Ingin Menikmati Makanan Sendiri Tanpa Gangguan

makan diganggu anak © TikTok

foto: TikTok/@ikakaikai_

Dalam video berdurasi singkat tersebut, Ika, sang pemilik akun, menjelaskan bahwa tujuannya bukan untuk menyakiti anak. Ia hanya ingin menikmati makanannya dengan tenang, tanpa diganggu atau harus berbagi.

"Aku pernah naro sambel di makananku yang banyak biar anakku ga minta," tulisnya dalam keterangan video, dilansir brilio.net dari TikTok @ikakaikai_ Senin (13/10).

Ika menegaskan bahwa sebelum ia makan, anaknya sudah lebih dulu diberi makanan yang disukai. Jadi, tidak ada yang dirugikan dalam situasi itu.

"Tapi sebelum nya anakku aku kasih dulu makanan yang dia suka supaya gada seorang pun yang ganggu makananku," katanya.

Alasan Menaruh Sambal di Piringnya

makan diganggu anak © TikTok

foto: TikTok/@ikakaikai_

Bukan bermaksud buruk, Ika menjelaskan alasannya adalah karena dia ingin menikmati makanannya itu supaya tidak diganggu seorang pun, termasuk anaknya.

"kenapa? Karna aku berhak untuk makan makanan yang aku suka tanpa di ganggu seorang pun," jelasnya.

Bagi Ika, menikmati waktu makan sendirian adalah bentuk sederhana untuk menghargai diri sendiri setelah seharian mengurus rumah tangga. Ia mengaku bahagia bisa punya waktu kecil untuk diri sendiri, meski hanya lewat sepiring makanan pedas yang tak bisa dimakan anaknya.

Pro dan Kontra Warganet di Kolom Komentar

makan diganggu anak © TikTok

foto: TikTok/@ikakaikai_

Setelah videonya viral, ribuan warganet langsung memberikan reaksi beragam. Sebagian besar menganggap tindakan Ika terlalu berlebihan hanya demi menikmati makanan sendiri.

"Dari awal child free aja,” kata @Crimea St.

"aku lebih mentingin anak dulu baru diriku di mana pun makannya lebih mendahulukan anak baru aku makan," komentar @Rini gemini♊.

"Kasi makan anak dulu sampe kenyang, kalo udah kenyang ga bakal culamitan minta makanan orang, aku selalu pesan 3 porsi makanan," ujar @sri.rahmadani.

Namun, tidak sedikit juga yang memberikan dukungan. Mereka berpendapat bahwa seorang ibu juga berhak menikmati waktu pribadi, termasuk saat makan.

"Memang harus gitu.. ibu harus kenyang dulu.. ibu juga berhak dapat yang terbaik, terenak, terbagus, karna ngurus keluarga itu butuh tenaga.." timpal @Ghendis.

FAQ: Parenting dan Etika Makan untuk Anak

1. Kapan anak sebaiknya mulai diajarkan etika makan?
Biasanya anak mulai bisa belajar etika makan sejak usia 2–3 tahun, seperti menunggu giliran, tidak merebut makanan, dan menghargai orang lain yang sedang makan.

2. Apakah anak boleh ikut makan makanan orang tua?
Boleh, asalkan porsinya disesuaikan dan tidak mengandung bahan yang belum aman untuk anak, seperti makanan terlalu pedas atau tinggi garam.

3. Bagaimana cara agar anak tidak merebut makanan orang tua?
Biasakan memberi anak makanan lebih dulu dan ajarkan konsep berbagi. Jika anak sudah kenyang dan puas, biasanya mereka tidak akan minta makanan orang lain.

4. Apakah wajar orang tua ingin makan sendiri tanpa anak?
Sangat wajar. Orang tua, terutama ibu, juga butuh ruang pribadi. Selama anak sudah makan dan diperhatikan kebutuhannya, makan tenang tanpa gangguan bukanlah hal yang salah.

5. Apa dampak baik mengajarkan etika makan sejak dini?
Anak belajar menghormati orang lain, mengenali batasan, dan memahami konsep sopan santun sosial sejak kecil — nilai penting yang akan terbawa hingga dewasa.