Brilio.net - Lulusan S1 umumnya berharap bisa segera bekerja agar tidak terlalu lama menganggur setelah wisuda. Harapan untuk cepat mandiri kerap menjadi dorongan utama bagi banyak anak muda yang baru menyelesaikan pendidikan tinggi.

Pencarian kerja ternyata tidak selalu berjalan mulus, apalagi ketika lapangan pekerjaan di kampung halaman terasa terbatas. Banyak orang akhirnya memilih merantau jauh dari keluarga demi mengejar peluang yang dianggap lebih besar.

Kehidupan di kota rantau sering digambarkan penuh kesempatan, namun realitasnya tidak selalu seindah ekspektasi. Harapan mendapat gaji layak tidak jarang berbenturan dengan kondisi lapangan yang jauh berbeda.

Situasi itulah yang dialami seorang wanita yang membagikan kisahnya lewat akun TikTok @kalunaaa.je. Ia mengaku sempat kebingungan menentukan masa depan setelah lulus kuliah.

“Lulusan S1 nanti keterima kerja dimana ya?” tulisnya.

Curhatan wanita lulusan sarjana nekat rantau © TikTok

Curhatan wanita lulusan sarjana nekat rantau
© TikTok/@kalunaaa.je

Kebingungan itu berujung pada keputusan berat untuk meninggalkan kampung halaman. Ia pun memilih pergi merantau dari Medan ke Jakarta.

“ternyata harus ngerantau dari Medan ke Jakarta,” curhatnya.

Perjuangannya berlanjut setelah ia akhirnya mendapat pekerjaan pertama sebagai social media specialist. Mirisnya, tugasnya mengurus konten, menjawab pesan, hingga memantau performa media sosial itu justru dibayar jauh di bawah UMR Jakarta.

“jadi socmed specialist dengan gaji 2jt/bulan,” terangnya.

Curhatan wanita lulusan sarjana nekat rantau © TikTok

Curhatan wanita lulusan sarjana nekat rantau
© TikTok/@kalunaaa.je

Gaji Rp2 juta itu langsung terpecah untuk kebutuhan hidup sehari-hari sampai tidak tersisa banyak. Ia merinci pengeluaran bulanannya mulai dari kos dekat kantor Rp1 juta, makan Rp500 ribu, hingga kirim uang ke orang tua Rp150 ribu.

Gaji sebesar itu jelas tidak mencukupi kebutuhan hidup di kota sebesar Jakarta. Ia akhirnya mulai mencari peluang tambahan untuk menambal penghasilannya.

Keberuntungannya datang ketika sebuah wedding organizer menawarkan pekerjaan sampingan. Ia diminta membantu packing souvenir dengan upah Rp100 ribu per hari, sebuah peluang kecil yang cukup menolongnya bertahan di tengah kerasnya ibu kota.

Curhatan wanita lulusan sarjana nekat rantau © TikTok

Curhatan wanita lulusan sarjana nekat rantau
© TikTok/@kalunaaa.je

Beberapa warganet langsung menanggapi curhatannya dengan rasa kaget dan prihatin. Komentar mereka menggambarkan realitas keras hidup di ibu kota bagi para perantau.

"Kerja kantoran di jkt serius ada yg gajinya 2jt???" @berlianafee

"ga bisa nabung nih pasti," @septian_ell

"Sambil cari kerjaan yg lain mba, jauh2 ngerantau utk gaji sgitu hidup di jkt tuh berat mba," @3rlynell