Brilio.net - Politikus Malaysia, Syerleena Rashid, menyuarakan kekecewaannya terkait nasib film produksi negaranya yang kurang mendapat sambutan di Indonesia. Melalui akun TikTok pribadinya, ia menyoroti film Sheriff yang sukses besar di Malaysia namun gagal mencuri perhatian publik Indonesia.
Film Sheriff berhasil mencetak rekor dengan lebih dari 4 juta penonton di negaranya dan menjadi film terlaris di bioskop Malaysia. Sebaliknya, di Indonesia film ini justru sepi peminat dan tidak mampu menarik perhatian besar.
Syerleena mengungkapkan kekecewaannya melihat film Malaysia yang tak diapresiasi di luar negeri meski memiliki kualitas. Ia menilai kurangnya dukungan justru datang dari enggannya penonton asing menonton karya negaranya.
"Sedih kan bila tahu hakikat, ya orang asing tak tengok film kita. Ni sebabnya bukan tak ada kualiti, tapi tak nak support negara kita kan," ungkapnya seperti dilansir oleh brilio.net dari akun TikTok @syerleena_rashid.
Syerleena Rashid kecewa film Malaysia tak laris
© TikTok/@syerleena_rashid
Syerleena menegaskan bahwa fenomena ini bukan hal baru dan sudah berlangsung cukup lama. Ia pun menyebut saatnya Malaysia bersikap tegas terhadap dominasi hiburan asing di negaranya.
"Jadi benda ni dah berlaku sejak dulu, jadi sekarang senang kata, 'enough is enough', ya ini pengajaran buat kita untuk tidak dengan mudahnya bagi peluang pada filem, lagu dan drama asing masuk ke negara kita," ujar Syerleena.
Ia mendorong agar karya anak bangsa tak hanya berjaya di negeri sendiri, tapi juga bisa menembus pasar global. Menurutnya, memperkuat konten lokal adalah langkah penting demi keberlangsungan industri kreatif nasional.
"Sebaliknya, kita perlu perkasakan filem, lagu, drama tempatan kita, dan yang penting usaha untuk membawa hasil karya anak-anak tempatan kita ni ke peringkat antarabangsa," lanjutnya.
Syerleena Rashid kecewa film Malaysia tak laris
© TikTok/@syerleena_rashid
Pernyataan Syerleena tidak hanya sekadar luapan emosi sesaat, tapi juga akan dibawa ke ranah politik. Ia menyatakan bahwa masalah ini akan diajukan dalam sesi debat di Parlemen.
"Saya akan cuba bawa perkara ni ke perbahasan saya di parlimen nanti," tegasnya.
Syerleena menilai ada ketimpangan perlakuan terhadap karya asing dan lokal di Malaysia. Ia menekankan pentingnya keadilan timbal balik dalam industri hiburan antarnegara demi menjaga martabat karya lokal.
"sebab saya rasa tak adil apabila banyak filem ataupun hasil karya orang luar dengan mudahnya boleh bertapak dalam negara kita meskipun tidak begitu berkualiti. Ya namun karena negara tersebut tidak memberi timbal balas yang sama pada kita," pungkas wanita 44 tahun tersebut.
Recommended By Editor
- Di Sebatik, uang Rp 100 lawas malah baru dikenal, miris!
- Selain Munafik, ini 6 film horor Malaysia yang bisa bikin merinding
- Bukan cuma kata nenek, bidan juga setuju pentingnya jamu terstandar pasca persalinan
- Viral, topi 'ajaib' nan trendi dipercaya sembuhkan berbagai penyakit
- Aslinya bukan orang sembarangan, ternyata ini profesi orang tua Upin & Ipin sebelum meninggal
- Bukan karena digantikan oleh Susanti, ini kisah di balik hilangnya Fathiah di serial Upin & Ipin



