Brilio.net - Mendengar kata ultrasound, bayangan yang muncul seringkali adalah layar hitam-putih yang menampilkan janin di dalam kandungan. Tapi kini, teknologi gelombang suara ini punya peran baru yang jauh lebih gahar: menjadi senjata presisi untuk menghancurkan sel kanker tanpa pisau bedah.
Bagaimana ceritanya? Yuk simak bersama brilio.net, Jumat (10/10).
BACA JUGA :
ChatGPT sekarang bisa buka dan interaksi langsung dengan Spotify & Canva, ini caranya
Berisik di Lab, Lahirlah Terobosan
foto: Shutterstock.com
Diungkap brilio.net dari BBC, cerita ini dimulai dari sebuah ketidaksengajaan di sebuah laboratorium University of Michigan pada awal tahun 2000-an. Seorang mahasiswi PhD bernama Zhen Xu sedang meneliti cara menghancurkan jaringan penyakitan pakai ultrasound. Masalahnya, eksperimennya pada jantung babi menghasilkan suara bising yang bikin pusing rekan-rekan satu labnya.
BACA JUGA :
Mengintip standar kecepatan memori HP terbaru UFS 5.0, bisa baca data 10.8 GB per detik
Untuk meredam protes, sebuah keputusan diambil. Laju pulsa ultrasound dinaikkan agar frekuensinya tidak lagi terdengar oleh telinga manusia. Tak disangka, solusi sederhana ini justru membuahkan hasil yang luar biasa. Di depan matanya, sebuah lubang terbentuk di jaringan jantung babi dalam waktu kurang dari satu menit. Sebuah penemuan besar lahir dari keluhan soal kebisingan.
Bukan Sihir, Begini Cara Suara Melumat Sel Kanker
foto: Shutterstock.com
Teknologi yang ditemukan secara tak sengaja ini diberi nama histotripsy. Diungkap brilio.net dari hopkinsmedicine, cara kerjanya terdengar seperti cerita fiksi ilmiah, tapi ini nyata. Gelombang ultrasound yang sangat terfokus ditembakkan ke titik target di dalam tumor. Fokusnya sangat kecil, hanya sekitar dua kali empat milimeter, seukuran ujung spidol.
Tembakan gelombang suara ini menciptakan gelembung-gelembung super kecil atau microbubbles di dalam sel tumor. Gelembung ini kemudian mengembang dan pecah dalam hitungan mikrodetik. Ya, sepersekian detik. Proses pecahnya gelembung inilah yang secara mekanis merobek dan menghancurkan sel-sel kanker hingga lumat. Setelah hancur, sistem kekebalan tubuh akan datang untuk membersihkan sisa-sisanya. Semuanya dikerjakan oleh lengan robotik yang memandu alat dengan presisi tinggi. Hasilnya? Cepat, non-invasif, dan non-toksik.
Ini bukan sekadar eksperimen di lab. Pada Oktober 2023, FDA di Amerika Serikat sudah memberikan lampu hijau untuk penggunaan histotripsy dalam pengobatan tumor hati. Sebuah studi kecil yang didanai HistoSonics, perusahaan yang mengkomersialkan teknologi ini, menunjukkan tingkat keberhasilan teknis mencapai 95% pada tumor hati. Lalu pada Juni lalu, Inggris menjadi negara pertama di Eropa yang menyetujuinya untuk digunakan oleh layanan kesehatan publik (NHS).
Pasien yang menjalani prosedur ini biasanya hanya butuh waktu total satu hingga tiga jam dan bisa langsung pulang di hari yang sama. Rasa sakit jauh lebih minim dibandingkan operasi, dengan risiko infeksi dan pendarahan yang juga lebih rendah.
Tentu, ini bukan obat ajaib untuk semua jenis kanker. Tulang dan organ bergas seperti paru-paru masih menjadi penghalang bagi gelombang suara. Data jangka panjang tentang kekambuhan juga masih terus dikumpulkan. Namun, penelitian sudah berjalan untuk mengaplikasikannya pada tumor ginjal dan pankreas.