Siapa Brian Yuliarto? Mendiktisaintek baru pengganti Satryo Soemantri
  1. Home
  2. ยป
  3. Sosok
19 Februari 2025 16:35

Siapa Brian Yuliarto? Mendiktisaintek baru pengganti Satryo Soemantri

Kenali Brian Yuliarto, Mendiktisaintek baru dengan karier mengesankan. Editor
foto: Sekretariat Presiden

Brian Yuliarto baru saja dilantik sebagai Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek) menggantikan Satryo Soemantri Brodjonegoro. Pelantikan ini berlangsung pada Rabu (19/2) dan menjadi sorotan publik setelah banyak spekulasi mengenai siapa yang akan mengisi posisi penting ini.

Brian, yang lahir di Jakarta pada 27 Juli 1975, adalah seorang Guru Besar di Fakultas Teknologi Industri (FTI) di Institut Teknologi Bandung (ITB). Ia dikenal luas sebagai pakar nanoteknologi dan teknologi kuantum.

BACA JUGA :
Mantan Menteri ESDM Darwin Zahedy Saleh meninggal dunia di usia 64 tahun


Pencapaian akademiknya sangat mengesankan, termasuk penghargaan Habibie Prize 2024 dan masuk dalam daftar World's Top 2% Scientist 2024. Tak hanya itu, ia juga dinobatkan sebagai Top 1 Indonesia Researcher dalam bidang Nanoscience & Nanotechnology pada tahun 2023.

Dengan total kekayaan mencapai Rp 18,6 miliar menurut Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) tahun 2023, Brian sebelumnya mencalonkan diri sebagai Rektor ITB untuk periode 2025-2030, meskipun tidak terpilih.

Sejak bergabung dengan ITB pada tahun 2006, Brian telah menjabat di berbagai posisi penting, termasuk Dekan Fakultas Teknologi Industri dan Kepala Research Center on Nanoscience and Nanotechnology. Ia juga aktif sebagai Visiting Professor di Tsukuba University, Jepang.

BACA JUGA :
Survei sebut ada 3 menteri kabinet Prabowo-Gibran kurang populer, begini pembelaan Istana

Dalam dunia penelitian, Brian Yuliarto sangat aktif dalam pengembangan nanomaterial, terutama untuk aplikasi sensor dan energi. Penelitiannya mencakup pengembangan sensor untuk mendeteksi gas berbahaya dan polutan, serta alat diagnosis untuk penyakit seperti demam berdarah dan hepatitis. Dengan lebih dari 326 publikasi yang terindeks Scopus dan 410 publikasi di Google Scholar, pencapaian ini menunjukkan dedikasinya dalam bidang sains dan teknologi.

Source: liputan6.com / Tyas Titi Kinapti
Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang dengan bantuan Artificial Intelligence dengan pemeriksaan dan kurasi oleh Editorial.

SHARE NOW
RELATED
MOST POPULAR
Today Tags