Brilio.net - Kisah inspiratif datang dari Jawa Barat, tentang perjuangan seorang pria sederhana yang berhasil membangun hunian mewah setelah melalui proses panjang dari nol. Rumah megah tersebut kini menjadi simbol dari hasil kerja keras yang tak pernah mengkhianati usaha.

Sosok pria bernama Haji Musa ini sukses mencuri perhatian publik setelah kisah hidupnya diangkat dalam kanal YouTube CepDen, Jumat (30/1). Siapa sangka, dulunya Musa hanyalah seorang kuli aduk semen yang kini menjelma menjadi direktur perusahaan konstruksi.

Bersama istrinya, Hajah Entin, Musa kini tinggal di rumah mewah berlantai dua yang berdiri megah di salah satu sudut Kabupaten di Jawa Barat. Hunian itu tidak hanya luas, tapi juga terdiri dari beberapa bangunan yang menyambung satu sama lain, hingga dijuluki sebagai “rumah seribu pintu”.

Dari tampak depan, rumah Haji Musa tampak dikelilingi pagar megah berwarna emas yang memberi kesan mewah dan elegan. Tak heran jika banyak orang terkesima hanya dengan melihat bagian luarnya.

“Ini tampak dari depan. Dari luarnya saja pagarnya sudah wow, luar biasa. Berapa miliar ya,” ucap sang pemilik video dengan takjub.

Tak hanya satu rumah, Musa dan Entin diketahui memiliki beberapa bangunan lain yang berjejer memanjang dari ujung gang ke ujung lainnya. Bahkan, terdapat jembatan penghubung antar bangunan yang menunjukkan luasnya kompleks hunian milik keluarga ini.

rumah seribu pintu pemiliknya bekas kuli © 2025 brilio.net

foto: YouTube/cepden

“Dan uniknya ini ada jembatan karena ini juga masih rumahnya. Jadi dari ujung sini sampai ujung sana itu rumahnya Ibu Hajah,” ujarnya.

Masuk ke dalam rumah, tamu langsung disambut dengan area pendopo luas tanpa dinding. Pendopo ini didesain khusus sebagai tempat menerima tamu, dihiasi warna-warna emas yang mewah. Kursi dan meja di area tersebut senada dengan desain rumah. “Ini luas banget, ada pendopo juga,” ujar perekam video.

Entin pun menjelaskan bahwa pendopo tersebut memang sering digunakan sebagai tempat berkumpul atau menerima tamu. “Kadang kalau ada tamu ya di sini, atau di mana saja. Yang senangnya di mana begitu,” tuturnya santai.

rumah seribu pintu pemiliknya bekas kuli © 2025 brilio.net

foto: YouTube/cepden

Menariknya lagi, rumah utama Musa terhubung langsung dengan rumah putri sulung mereka melalui jembatan khusus. Desain rumah menyatu ini menggambarkan kekompakan dan kehangatan keluarga. “Jadi ini nyambung ke rumah anak saya yang pertama,” ungkap Entin.

Saat menyusuri bagian dalam rumah, sang perekam video tak bisa menyembunyikan rasa kagumnya atas kemewahan dan kenyamanan hunian tersebut. Namun Entin tetap merespons dengan rendah hati.

“Seumur-umur saya baru pertama kali masuk rumah yang mewah begini bu,” ucapnya. “Biasa aja a’, ini mah di kampung,” jawab Entin merendah.

Kesuksesan Musa tentu tidak diraih secara instan. Ia memulai kariernya sebagai kuli bangunan, kemudian naik level menjadi tukang, mandor, pelaksana, hingga akhirnya dipercaya menjadi direktur perusahaan konstruksi berkat kerja keras dan kejujurannya.

“Bapak dulu itu, Pak Haji Musa ini dari kuli ngaduk sampai jadi tukang. Terus dia jadi mandor, lalu jadi pelaksana, terus diangkatlah dari perusahaan jadi direktur,” jelas Entin.

rumah seribu pintu pemiliknya bekas kuli © 2025 brilio.net

foto: YouTube/cepden

Sang perekam video pun terkesima dengan cerita perjuangan Musa. “Perjuangannya luar biasa ya bu,” katanya. “Iya dia, panjang sekali. Karena mungkin dia jujur terus lah diangkat sampai direktur. Tapi dia itu enggak sekolah, cuma dari SD. Enggak pernah kuliah tapi pengalaman kerjanya ini luar biasa,” lanjut Entin.

Meski hanya lulusan sekolah dasar, Musa membuktikan bahwa pengalaman dan etos kerja mampu menyaingi pendidikan formal. Semangat dan kejujurannya menjadi kunci utama hingga ia sukses membangun kerajaan bisnis dan hunian impian.

Menurut Entin, kunci keberhasilan sang suami tak hanya terletak pada kerja keras, tapi juga pada sikap sabar, tawakal, dan pandai bersyukur. “Kalau pengen sukses ya intinya bersabar, tawakal, ikhtiar, bersyukur,” ujarnya.

Ia menambahkan, sikap menerima dan berbagi ketika mendapat rezeki juga penting. “Kalau enggak begitu, ya repot. Kalau ada rezeki sedikit ya kita cukupi, kalau ada rezeki berlebih ya harus bisa berbagi dan menyisihkan untuk masa depan kita dan anak-anak,” pungkasnya.