Brilio.net - Tagar #KaburAjaDulu mencuat di awal 2025 dan menjadi simbol keresahan generasi muda terhadap situasi di Indonesia. Berbagai faktor seperti ketidakadilan dalam dunia kerja serta sulitnya membangun karier di dalam negeri membuat banyak orang mempertimbangkan kesempatan di luar negeri. Media sosial pun menjadi ajang diskusi panas mengenai beasiswa, peluang kerja, dan kondisi hidup di luar negeri.
Di antara perbincangan ini, seorang warganet bernama @ilhammedi menjadi sorotan setelah membagikan kisahnya. Dia yang merupakan seorang sarjana diejek karena memilih bekerja sebagai buruh di Australia. Namun, dia tak tinggal diam dan justru membalas dengan fakta tentang gaji yang diterimanya.
Dalam unggahannya, dia menceritakan pengalaman bekerja di Australia dan sindiran yang diterimanya dari orang-orang yang menganggapnya merendahkan pendidikan tinggi.
s1 jadi buruh di australia gaji Rp 23 juta per minggu
TikTok/@ilhammedi
"Kenapa cape-cape kuliah S1 malah jadi babu di Australia?" tulis @ilhammedi menirukan salah satu komentar yang diterimanya.
Menanggapi sindiran tersebut, dia membalas dengan penjelasan tentang alasan bekerja di luar negeri. Menurutnya, kondisi lapangan kerja di Indonesia membuat banyak orang sulit berkembang secara finansial. Dia juga menyinggung realitas pengangguran yang tinggi di Tanah Air.
"Pengangguran di Indonesia sampai 7,86 juta, mayoritas adalah Gen Z," ujarnya dalam unggahan itu.
Selain itu, dia juga menyoroti perbedaan pendapatan yang sangat mencolok antara bekerja di dalam dan luar negeri. Dia menegaskan bahwa gaji yang dia terima di Australia jauh lebih besar dibandingkan dengan rata-rata gaji pekerja di Indonesia.
s1 jadi buruh di australia gaji Rp 23 juta per minggu
TikTok/@ilhammedi
"Kerja apaan di Indo dibayar 23 juta seminggu? Lo sandwich generation? Cari peluang abroad," imbuhnya.
Lebih lanjut, dia juga menyinggung stigma negatif yang sering dilekatkan kepada pekerja migran. Banyak orang masih memiliki persepsi bahwa bekerja di luar negeri sebagai buruh adalah hal yang memalukan, padahal kenyataannya tidak demikian.
"Direndahin karena dikira TKI? What a joke, gapapa gatau apa yang coba kita bangun. And really sorry bro, anak WHV bukan TKI. Kita bayar pajak bukan ke pemerintah Indonesia, tapi ke OZ (Australia)," ungkapnya.
Namun, dia juga mengingatkan bahwa Indonesia memiliki potensi besar yang belum sepenuhnya dimanfaatkan. Menurutnya, banyak orang terlalu fokus mencari kerja yang aman tanpa menyadari peluang besar yang ada di luar sana.
s1 jadi buruh di australia gaji Rp 23 juta per minggu
TikTok/@ilhammedi
"Banyak orang gatau seberapa potensi bonus demografi Indonesia, mereka terlalu fokus sama kerjaan cari aman," pungkasnya.
Unggahan ini langsung menarik perhatian netizen dan memicu diskusi panjang mengenai realitas dunia kerja serta pilihan untuk membangun karier di luar negeri. Beberapa warganet setuju dengan pandangannya, sementara yang lain masih mempertanyakan nasionalisme generasi muda yang lebih memilih bekerja di luar negeri.
"Kak spill caranya? Udh muak nyari kerja di negara sendiri," kata @cloudscandyy.
"Ada sodara gua lulusan s1 hukum sekarang kerja di australia," kata @_abiswe.
"Intinya seneng banget yah bang tiap minggu liat payslip meledaquee," kata @aswadkarim96.
"Bner bgt si, whv cocok bgt buat sandwich gen, bismillah otw," kata @tpr.ca.
Recommended By Editor
- Pindah ke Australia, WNI ini pilih jadi petani, biar kerjanya berat, gaji 2 minggu capai Rp 60 juta
- Wanita lulusan UGM IPK 3,94 jadi buruh di Jepang, bagikan suka duka kerja, setahun dapat 17 kali gaji
- Bukan cuma kata nenek, bidan juga setuju pentingnya jamu terstandar pasca persalinan
- Daftar 10 negara dengan upah minimum terendah di dunia, salah satunya Indonesia, urutan ke berapa?
- Wanita lulusan UGM IPK 3,94 spill gaji jadi buruh di Jepang, sisanya bisa ditabung 19 juta tiap bulan
- Lulusan UGM IPK 3,94 susah dapat kerja layak di Indonesia, wanita ini pilih jadi buruh di Jepang
- Kuliah ratusan juta jadi guru honorer bergaji Rp1,2 juta, pria ini kabur ke Taiwan jadi kuli serabutan




