Brilio.net - Kesempatan kuliah di perguruan tinggi ternama menjadi anugerah luar biasa bagi Devit Febriansyah. Pemuda dari lereng Gunung Singgalang, Malalak, Sumatera Barat ini tidak menyangka bisa menembus gerbang Institut Teknologi Bandung (ITB) pada tahun 2025.

Namanya mendadak menyita perhatian setelah unggahan Dosen ITB sekaligus influencer pendidikan, Imam Santoso, muncul di Instagram. Kisah inspiratif Devit menyebar cepat setelah dibagikan lewat akun @santosoim pada Senin, 9 Juni 2025.

Devit menjadi satu-satunya siswa asal Kecamatan Malalak yang berhasil lolos melalui jalur Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP). Ia akan menempuh studi di Sekolah Teknik Elektro dan Informatika (STEI), salah satu fakultas bergengsi di ITB.

Keberhasilannya membuat ITB memberikan perhatian khusus, terbukti dengan kedatangan langsung sang Rektor ke rumahnya di Sumatera Barat. Devit terlihat terkejut saat mengetahui dijemput oleh sang rektor.

"Diarak Rektor di lereng Gunung Singgalang, Sumatera Barat. Devit dari SMAN 1 Bukittinggi keterima STEI, tremor, tau ada Pak Rektor," tulis Imam Santoso, dikutip brilio.net, Selasa (10/6).

Anak kuli angkut tembus ITB © Instagram

foto: Instagram/@santosoim

Kedatangan sosok penting dari ITB disambut hangat oleh Julimar dan Doni Afrijal. Orang tua Devit itu tampak antusias menyambut tamu istimewa yang datang langsung ke rumah mereka.

Diketahui, orang tua Devit sehari-hari bekerja sebagai buruh angkut kayu manis dengan penghasilan yang tak menentu. Kondisi ekonomi yang sederhana tidak membuat Devit patah semangat untuk terus mengejar pendidikan tinggi.

Ia menjadikan pendidikan sebagai jalan untuk mengubah nasib keluarga. Tekad kuat Devit berakar dari keinginan besar untuk mengangkat derajat orang tuanya.

Anak kuli angkut tembus ITB © Instagram

foto: Instagram/@santosoim

Warga kampungnya turut bangga atas pencapaian Devit menembus ITB. Mereka bersama-sama menggalang dana secara sukarela demi mendukung keberangkatan Devit ke Bandung. Dukungan itu terlihat nyata dari pesan berantai yang beredar di grup WhatsApp warga.

"Devit keterima ITB bikin bangga sekampung, penduduk patungan bantu Devit, 50rb, 100rb, dan seterusnya," sambung Imam.

Saat berkunjung ke rumah Devit, Rektor ITB Prof. Tata juga menyerahkan bantuan dari PT Paragon Technology and Innovation. Bantuan tersebut berupa laptop dan uang tunai senilai Rp 5 juta sebagai biaya transportasi menuju Bandung.

Devit juga menjadi penerima manfaat dari program Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah. Bantuan ini menanggung biaya pendidikan sekaligus memberi tunjangan hidup bagi mahasiswa berprestasi dari keluarga kurang mampu.

Kunjungan ke rumah Devit tak hanya dihadiri oleh Rektor, tetapi juga diikuti jajaran penting dari ITB. Beberapa di antaranya yakni Imam Santoso dari KK Teknik Metalurgi FTTM, Prof. Dr. Sophi Damayanti selaku Direktur Kealumnian, serta Dr. Nurlaela Arief dari Humas ITB.

Anak kuli angkut tembus ITB © Instagram

foto: Instagram/@santosoim

Tak hanya Devit, dua mahasiswa baru lainnya juga dijemput langsung oleh Rektor ITB. Mereka adalah Nauli Al Ghifari yang diterima di Fakultas Teknik Pertambangan dan Perminyakan (FTTM) dan Deka Fakira Berna di Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara (FTMD).

Ketiga mahasiswa tersebut sama-sama berasal dari Sumatera Barat dan merupakan penerima beasiswa KIP Kuliah. Momen ini menjadi bukti nyata bahwa semangat dan prestasi mampu menembus batas keterbatasan.

Rektor ITB, Prof. Tata, merasa haru saat bertemu langsung dengan ketiga mahasiswa baru tersebut. Ia memberikan nasihat tulus untuk membakar semangat mereka dalam menjalani kehidupan akademik di kampus.

“Di kampus nanti, kalian akan bertemu banyak mahasiswa hebat. Harus tetap berusaha yang terbaik dan jangan putus asa,” pesan Prof. Tata.

[crosslink_1]