Brilio.net - David Ozora Latumahina akhirnya kembali muncul ke hadapan publik setelah sekian lama menjalani perawatan intensif. Penganiayaan brutal yang dialaminya membuatnya harus berjuang melewati masa pemulihan yang panjang.

Seperti diketahui, David menjadi korban penganiayaan yang dilakukan oleh Mario Dandy pada Februari 2023 lalu. Ia dianiaya dengan sadis oleh Mario Dandy, yang kemudian membuatnya menjalani koma hingga beberapa bulan.

Dokter mendiagnosisnya mengalami diffuse axonal injury stage 2, kondisi yang membuatnya mengalami kemunduran intelektual dan perkembangan sosial emosional. Kondisinya saat itu diprediksi setara dengan anak berusia delapan tahun, membuat keluarganya harus bekerja keras dalam proses pemulihannya.

"Kemunduran perkembangan sosial emosional. Kemunduran intelektual," ungkap ayahnya, Jonathan Latumahina, melalui akun X pribadinya.

David Ozora korban penganiayaan Mario © Instagram

Instagram/@tidvrberjalan

Namun, kondisi David saat ini berbanding terbalik dengan prediksi banyak orang. Setelah menjalani masa pemulihan yang panjang, ia kini terlihat jauh lebih sehat dan kuat.

Dalam unggahan terbaru sang ayah di Instagram @tidvrberjalan, Jonathan membagikan momen kebersamaannya dengan sang anak. Ia mengantar David untuk mengikuti kegiatan mengaji di sebuah tempat di Leteh.

"Nganter David ngaji pasanan di Leteh, semoga istiqomah," tulis Jonathan dalam unggahan tersebut.

David terlihat mengenakan kaos bergaris, dipadukan dengan sarung dan peci yang semakin mempertegas penampilannya sebagai seorang santri. Perubahannya yang semakin positif pun menjadi sorotan banyak orang.

David Ozora korban penganiayaan Mario © Instagram

Instagram/@tidvrberjalan

Ternyata, tiga tahun sebelum insiden tragis yang menimpanya, David sudah memutuskan untuk menjadi mualaf. Keputusan itu ia ambil pada 16 Juni 2019 di bulan Ramadhan di Muntilan, Magelang, Jawa Tengah.

Dalam sebuah video yang tersebar di Twitter, David terlihat mengucapkan dua kalimat syahadat di depan seorang ustaz. Momen itu disaksikan oleh sejumlah jamaah dalam sebuah majelis pengajian.

Keputusan tersebut diambil atas kesadarannya sendiri tanpa paksaan siapa pun. Dengan begitu, ia mengikuti jejak sang ayah, Jonathan Latumahina, yang lebih dahulu masuk Islam.

David Ozora korban penganiayaan Mario © Instagram

Instagram/@tidvrberjalan

Keinginannya untuk mendalami Islam itulah yang membawa David menjadi seorang santri. Ia pernah menempuh pendidikan di Pondok Pesantren Inggris Assalam, Megamendung, Bogor.

Pesantren tersebut menjadi tempatnya menuntut ilmu selama dua tahun sejak pertengahan 2017. Pengalaman belajar di pesantren memberikan dasar yang kuat bagi perjalanan spiritualnya hingga kini.