Psikolog Lita Gading merasa gerah setelah namanya dilaporkan oleh musisi Ahmad Dhanike Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI). Dalam pernyataan yang disampaikan kepada media pada Kamis (10/7), Lita mengungkapkan ketidakpuasannya terhadap laporan tersebut.

Ia merasa bahwa Ahmad Dhani seharusnya lebih introspektif dan tidak mencari kesalahan orang lain, terutama kepada seseorang yang ahli di bidangnya seperti dirinya.

"Sebaiknya introspeksi diri jangan mencari kesalahan orang, apalagi yang dia laporkan adalah orang yang ahli dalam bidangnya sebagai pengamat sosial dan psikologi! Kalau mau, silakan dia melaporkan seluruh netizen! Harusnya terima kasih saya mengkondisikan anaknya dari bully-an netizen," ujarnya dalam pesan tertulis.

Ketika ditanya mengenai video yang ia buat, Lita menegaskan bahwa tujuannya adalah untuk edukasi. "Tentu bisa dilihat videonya. Di mana letak pem-bully-annya? Justru saya menghalau netizen dari pem-bully-an sesungguhnya," tambahnya.

Soal Foto yang Dibagikan

Ia juga membantah tuduhan melakukan perundungan dengan memasang foto anak Ahmad Dhani, karena potret tersebut sudah beredar di publik.

"Justru kalau mau mengedukasi masyarakat, harus terang benderang foto atau bagian mana yang di-bully, kecuali tabrakan, kekerasan yang ada luka, darah-darah perlu di-blur. Kalau ini kan foto cantik? Yang beredar di semua platform bukan rahasia lagi!" kata dia.

Sentil Ahmad Dhani dan KPAI

Dalam pernyataan yang sama, ia menyentil Ahmad Dhani. "Sebagai anggota dewan, harusnya dia lebih fokus kerja, ingat digaji oleh rakyat loh, jangan malah mengintimidasi secara tidak langsung untuk kepentingan pribadi!" kata dia.

Ia juga mempertanyakan kepada KPAI mengenai banyaknya kasus lain yang ada di masyarakat. "Ke mana saja kalian? Jangan hanya muncul saat kasus seperti ini!"

Lantas, bagaimana dengan ancaman Ahmad Dhani yang berencana melaporkannya ke polisi? "Santai saja. Semua bukti ada di jejak digital," tulisnya. Ia juga menyebutkan bahwa ia belum menerima surat dari KPAI karena sedang berada di Eropa.