Brilio.net - Kabar duka datang dari dunia pendakian, di mana dua pendaki dilaporkan meninggal dunia saat melakukan ekspedisi ke Puncak Carstensz, Papua, pada 28 Februari 2025. Kedua korban adalah Lilie Wijayati Poegiono dan Elsa Laksono, yang tergabung dalam kelompok beranggotakan 10 pendaki dan 5 pemandu. Kejadian ini terjadi di ketinggian 4.884 meter di atas permukaan laut, diduga akibat Acute Mountain Sickness atau hipotermia saat perjalanan turun dari puncak.
Musisi dan penulis Fiersa Besari turut serta dalam rombongan pendakian tersebut. Ia sempat dikabarkan hilang kontak dengan istrinya, Aqia Nurfadla, setelah insiden tragis tersebut mencuat. Namun, beberapa waktu kemudian, sang istri mengonfirmasi bahwa Fiersa dalam keadaan selamat, meski sempat sulit dihubungi.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, rombongan pendaki tersebut terdiri dari Fiersa Besari, Indira Alaika, Furki, Elsa Laksono, Lilie Wijayanti Poegiono, Saroni, Ludy Hadiyanto, serta dua pendaki asal Turki dan satu pendaki dari Rusia. Mereka didampingi oleh pemandu bernama Nurhuda, Alvin Perdana, Arlen Kolinug, Jeni Dainga, dan Ruslan.
Insiden ini bermula saat para pendaki menggunakan helikopter hingga Lembah Kuning sebelum melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki menuju puncak. Saat turun kembali, kondisi cuaca yang ekstrem menyebabkan beberapa pendaki mengalami hipotermia.
foto: Instagram/@mamakpendaki
Jurnalis Andreas Harsono, yang merupakan teman SMA dari Lilie Wijayati Poegiono, turut mengonfirmasi berita duka ini melalui akun media sosialnya. Ia menyampaikan bahwa Lilie dan Elsa diduga mengalami hipotermia hingga akhirnya meninggal dunia.
"Meninggal dunia karena kedinginan di Puncak Carstensz, dekat Timika, Papua. Lilie perancang busana di Bandung, Elsa dokter gigi di Jakarta. Mereka alumni SMA Dempo Malang tahun 1984," tulis Andreas dikutip brilio.net pada Senin (3/3).
Dalam penjelasannya, Andreas mengungkapkan bahwa rombongan pendaki awalnya berhenti di Lembah Kuning menggunakan helikopter sebelum melanjutkan perjalanan. Namun, di tengah perjalanan, lima pendaki mengalami hipotermia, termasuk Lilie dan Elsa.
foto: Instagram/@explorewithelsa
"Selain Lilie Wijayati dan Elsa Laksono, ada tiga pendaki lain terkena hipotermia. Kesehatan mereka sudah membaik, kini tunggu evakuasi," tulis Andreas.
Proses evakuasi dilakukan untuk membawa jenazah kedua pendaki turun ke Lembah Kuning, yang berada di ketinggian sekitar 4.200 mdpl. Upaya ini dilakukan dengan penuh kehati-hatian mengingat medan yang sulit dan kondisi cuaca yang tidak menentu.
Kabar mengenai kondisi Fiersa sempat menjadi perhatian publik, terutama setelah sang istri, Aqia Nurfadla, mengungkapkan bahwa ia kehilangan kontak dengan suaminya selama beberapa waktu.
Melalui akun Instagram pribadinya @aqianr, Aqia membagikan bahwa dirinya sempat kesulitan menghubungi Fiersa setelah mendengar berita duka tersebut.
foto: Instagram/@fiersabesari
"Aku tidak bisa menghubungi Fiersa sejak 28 Februari 2025," ungkap Aqia dalam unggahannya.
Namun, dalam unggahan berikutnya, Aqia mengabarkan bahwa suaminya dalam kondisi selamat dan mengucapkan terima kasih atas perhatian yang diberikan oleh masyarakat.
Insiden ini menjadi pengingat bagi para pendaki akan risiko besar yang dihadapi saat mendaki gunung dengan medan ekstrem. Persiapan yang matang, baik dari segi fisik, mental, maupun perlengkapan, menjadi hal yang sangat penting untuk meminimalisir risiko yang ada.
Recommended By Editor
- Nasib tragis ABG mendaki Gunung Slamet, meninggal usai terjatuh ke jurang 30 meter
- Momen pendaki bobot 1 kuintal jatuh di Gunung Lawu, proses evakuasi butuh 20 relawan untuk menggotong
- Bukan cuma kata nenek, bidan juga setuju pentingnya jamu terstandar pasca persalinan
- Siapa Lilie Wijayati? Pendaki wanita berani yang meninggal di Puncak Jaya atau Carstensz Pyramid Papua
- Sewa teman buat naik gunung lagi nge-tren, tarifnya tergantung penampilan fisik
- Pendaki pesan pizza diantar ke puncak gunung, ongkos kirim bikin syok




