Bunga Citra Lestari, atau yang akrab disapa BCL, baru-baru ini mewakili Komunitas Visi Musik Indonesia (VISI) dalam diskusi penting mengenai Rancangan Undang-Undang (RUU) Hak Cipta. Dalam forum ini, BCL mengungkapkan rasa syukurnya karena bisa terlibat dalam pembahasan yang sangat relevan dengan isu hak cipta yang sedang hangat diperbincangkan.

Menurut BCL, pertemuan ini dihadiri oleh berbagai stakeholder dan musisi, dan menjadi platform yang baik untuk mencari solusi dari kisruh royalti lagu dan musik. Ia menekankan pentingnya adanya batasan dan sistem yang jelas mengenai perizinan penggunaan lagu, agar tidak ada lagi keraguan atau kekhawatiran saat para penyanyi tampil.

"Kita sih alhamdulillah diajak merumuskan ini karena ada banyak suara dari perwakilan berbagai macam bidang di ekosistem musik ini," ungkap BCL di Gedung DPR RI, di kawasan Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (27/8).

"Ya tadi ada dari pencipta diperlukan perizinan yang seperti apa dan bagaimana sistemnya, bagaimana batasan siapa yang boleh dan tidak," tambah BCL, yang juga dikenal sebagai bintang film My Stupid Boss.

Salah satu tantangan yang dihadapi BCL adalah ketika lagu ditulis oleh lebih dari satu orang. Dalam situasi seperti ini, proses perizinan bisa menjadi sangat rumit dan berpotensi menimbulkan masalah baru.

"Kalau pencipta lagunya ada tiga sampai empat orang, bagaimana izinnya? Jika dua dapat izin, satu tidak, itu gimana jadinya?" ungkap BCL, menyoroti perlunya sistem yang lebih baik.

Melalui forum ini, BCL berharap dirumuskan aturan pasti yang tidak merugikan pihak manapun. Tujuannya adalah menciptakan ekosistem musik yang seimbang, di mana hak-hak pencipta lagu terlindungi, tetapi para penyanyi juga bisa berkarya tanpa dibayangi ketidakpastian hukum.

"Kita mau punya aturan yang menjadi solusi untuk semuanya, tidak hanya untuk satu pihak saja. Intinya mau cari solusi yang terbaik buat semuanya," jelas BCL kepada awak media.

Sementara itu, Judika yang juga hadir dalam forum ini memberikan apresiasi terhadap diadakannya diskusi ini. Ia menyebut bahwa agenda ini adalah langkah yang tepat untuk menghentikan polemik royalti yang belakangan menjadi sorotan.

"Buat aku ini forum yang tepat buat ketemu, ada pemerintah, ada pelaku seni, dan lainnya. Ada belanja masalah ditaruh semua dan dibuat regulasinya," kata Judika.