Awalnya berat, Vincent Verhaag beberkan alasan bisa menerima El Barack sebagai putranya

Brilio.net - Sosok Vincent Verhaag selama ini dikenal sebagai figur ayah yang hangat bagi El Barack, putra sulung Jessica Iskandar. Di balik kedekatan mereka, tersimpan kisah panjang tentang bagaimana Vincent berusaha membangun hubungan dengan El sejak awal pernikahannya dengan Jedar. Perjalanan itu tidak selalu mudah, terutama karena ia harus menyesuaikan diri menjadi sosok ayah bagi anak yang bukan darah dagingnya sendiri.

Hubungan ayah dan anak antara Vincent dan El tidak terbentuk dalam waktu singkat. Pria berdarah Belanda itu menyadari bahwa mencintai Jessica berarti juga mencintai El sepenuhnya. Keputusan itu menuntut kesabaran dan empati besar agar El merasa diterima tanpa perbedaan sedikit pun.

Vincent mengaku sejak awal ia memahami betul konsekuensi dari keputusannya menikahi Jessica. Baginya, membangun rumah tangga bukan hanya menyatukan dua hati, tetapi juga dua kehidupan yang berbeda.

foto: Instagram/@inijedar

"Kalau aku menikahi dia, berarti aku bukan menikahi satu hati doang, tapi dua. Gimana aku juga harus menerima El Barack sebagai anak saya sendiri," kata Vincent Verhaag dikutip brilio.net dari For Your Pagi pada Kamis (13/11).

Ia menambahkan, menjalin hubungan dengan El bukan hal yang bisa dijelaskan hanya lewat kata-kata. Prosesnya memerlukan waktu karena setiap anak memiliki perasaan dan cara pandang yang berbeda terhadap sosok baru dalam hidupnya.

"Yang mana secara kita harus menceritakan itu gampang. Tapi kalau kita harus menjalani itu memang nggak mudah karena ini sosok orang yang punya hati, punya perasaan juga, gimana kalau di saya cocok, belum tentu di Elnya cocok. Nah, itu yang saya sangat jaga saat itu," sambungnya.

Vincent kemudian mengenang momen pertama kali ia merasa tersentuh dengan sosok El. Saat itu, ia berkunjung ke rumah Jessica bersama teman-temannya dan melihat El tengah bermain sendirian di tepi kolam renang. Pemandangan itu membuatnya tergerak untuk lebih mengenal El dan berusaha hadir sebagai sosok ayah.

foto: Instagram/@v.verhaag

"Yang nge-trigger aku itu pas El di usia 4 tahun atau 5 tahun itu di ujung kolam renang pas aku main ke tempatnya Jess bareng temen-temen. Ini kok El main sendirian doang, kayak kasian banget," ujar Vincent.

Sejak saat itu, ia menetapkan satu prinsip sederhana namun bermakna. Vincent ingin menjadi teman bagi El sekaligus membuatnya kembali tersenyum. Ia menegaskan, kedekatan emosional dengan anak bukan soal hubungan darah, melainkan ketulusan dan keinginan untuk memberi kasih sayang tanpa syarat.

"Dari awal prinsip aku cuma satu, gimana caranya aku bisa berteman dengan El dan gimana caranya membuat dia senyum lagi. Karena mau gimana pun, mau itu anakku atau enggak, pasti sebagai orang dewasa sedih itu kan bikin berhati-hati," jelasnya.

Kisah Vincent dan El menjadi gambaran tentang perjuangan membangun keluarga baru yang harmonis. Hubungan mereka kini terlihat begitu akrab, hasil dari proses panjang yang dilandasi kesabaran, cinta, dan penerimaan tulus tanpa batas.