Brilio.net - Kalau lagi ngomongin micin, pasti langsung kebayang macem-macem, kan? Selama ini, MSG atau Monosodium Glutamat itu udah kayak jadi 'terdakwa' utama setiap ada masakan yang kelewat gurih. Ada yang takut, ada yang anti banget, pokoknya dramanya nggak habis-habis. Padahal, kalau ditelusuri faktanya, ceritanya bisa beda banget.

Nah, kayaknya SASA udah gerah sama semua salah kaprah ini. Makanya, SASA bikin gerakan lewat kampanye MSG #YangBenar buat ngajak kita semua melihat bahan ini dari kacamata yang bener.

Diungkap brilio.net dari rilis resminya, Rabu (24/9) SASA ingin kita bisa masak dengan perasaan tenang, tanpa was-was. Karena yang disajikan buat keluarga itu harusnya nggak cuma enak, tapi juga yakin aman dan malah bisa lebih sehat kalau caranya pas.

SASA SASA

Foto: Chef Martin Praja, Brand Ambassador Sasa MSG, memberikan kesempatan kepada peserta acara untuk langsung mencicipi masakan yang rasanya semakin lezat setelah diberikan MSG dengan takaran yang tepat.

Terus, gimana caranya SASA meluruskan benang kusut ini? Caranya nggak nanggung-nanggung. Pertama, SASA bikin 'markas' digital di di laman MSGyangbenar.sasa.co.id jadi semua fakta dan data valid ada di satu tempat. Info-info penting juga disebar lewat media sosial, agar semakin banyak yang tahu.

Yang paling keren, SASA nggak ngomong sendiri. SASA ngajak satu tim solid yang isinya orang-orang ahli di bidangnya. Ada nutrisionis Dr. Rita Ramayulis, Food Technologist Harry Nazaruddin, Dr. Sonia Wibisono, Mom-fluencer Caca Tengker, sampai Chef Martin Praja. Semuanya turun tangan buat berbagi pengalaman dan info yang objektif. Biar nggak cuma teori, ada juga demo masak dan sesi ngobrol bareng komunitas. Lengkap, deh.

FAKTA: MSG Berasal dari Bahan Alami

SASA SASA

Foto: Melalui kampanye MSG #YangBenar, PT Sasa Inti mengajak masyarakat untuk melihat MSG (Monosodium Glutamat) dari perspektif yang tepat. Sasa melibatkan para ahli, seperti dokter, ahli nutrisi, chef, dan food technologist untuk bersama-sama memaparkan informasi yang benar mengetahui kandungan alami dan manfaat sehat yang dimiliki oleh MSG. (Kiri-Kanan: Dr. Sonia Wibisono, Medical Doctor, Dr. Rita, Pakar Nutrisi, Albert Dinata, Head of Marketing PT Sasa Inti, Martin Praja, Celebrity Chef, Harry Nazaruddin, Food Technologist)

Bahan utama MSG itu ternyata bukan bahan kimia aneh dari laboratorium, tapi tetesan tebu. Prosesnya pun alami banget, yaitu lewat fermentasi. Cara ini mirip banget sama proses pembuatan tempe, kecap, atau yogurt yang sering kita makan. Nggak aneh-aneh, kan? Hasil akhirnya itu kristal murni 99% yang higienis.

Zat yang dihasilkan dari fermentasi itu namanya glutamat, dan ini ternyata 'teman lama' tubuh kita. Glutamat di MSG itu sama persis kayak yang ada di tomat, jamur, keju, bahkan ASI. Fungsi glutamat ini juga bukan cuma bikin enak, tapi juga bantu sel imun, fungsi otak, sampai ngatur rasa kenyang.

“Faktanya, glutamat dalam MSG sama dengan yang ada di sayuran, buah, dan daging. Jadi tidak ada alasan khawatir, asalkan secukupnya. Bagi yang ingin lebih sehat lagi, penggunaan MSG juga bisa mengurangi porsi garam untuk memberikan rasa lezat pada makanan kita,” jelas Dr. Rita Ramayulis, DCN, M.Kes, Nutrisionis.

Plus, ada bonus buat kesehatan. Kandungan natrium di MSG itu cuma sepertiganya garam dapur biasa. Artinya, pakai MSG bisa bantu kita ngurangin asupan garam sampai 30-40% tanpa bikin masakan jadi hambar. Ini bisa jadi langkah kecil buat jaga kesehatan jantung dan ginjal jangka panjang.

Soal izin dan legalitas, 'rapor'-nya solid banget dan daftarnya panjang. Di Indonesia saja, BPOM sudah secara resmi mengizinkan penggunaannya lewat Peraturan Kepala BPOM No. 11 Tahun 2019. Soal kehalalan, Sertifikat Halal dari MUI juga sudah dipegang dengan nomor 07870398 Tahun 2010. Bahkan, landasan hukumnya sudah kuat sejak lama lewat dukungan dari Kementerian Kesehatan (SK No: 235/Menkes/PER/DL/79) dan Kementerian Agama (SK No: B VI/02/2444/1976).

Di panggung dunia ceritanya sama. Badan kesehatan PBB (WHO/FAO) juga mengakuinya aman. Malah di Amerika, lewat US FDA, status amannya (GRAS atau Generally Recognized As Safe) itu udah diakui sejak tahun 1958. Kebayang kan, sudah lama sekali dianggap aman.