Brilio.net - Nyamuk pembawa malaria yang kebal insektisida akhirnya menemukan lawan tangguh. Sebuah obat resep yang selama ini digunakan untuk mengatasi penyakit genetik langka, nitisinone, ternyata mampu membuat darah manusia menjadi racun mematikan bagi nyamuk.
Temuan yang dipublikasikan pada 31 Juli 2025 di Parasites & Vectors ini juga menunjukkan bahwa nitisinone bisa membunuh nyamuk hanya dengan membuatnya mendarat di permukaan yang sudah disemprot zat tersebut.
Diungkap brilio.net, Jumat (15/8) dari Popular Science, hasil penelitian ini membuka peluang baru untuk menghentikan penyebaran penyakit seperti malaria dan demam berdarah, terutama saat populasi nyamuk semakin banyak yang kebal terhadap metode pencegahan tradisional. Peneliti menyebut, nitisinone bekerja dengan mekanisme berbeda dibanding insektisida yang ada, yakni dengan menargetkan proses pencernaan darah pada nyamuk.
Seperti apa obatnya?
Nitisinone berasal dari racun alami tanaman Australian bottlebrush. Awalnya dikembangkan sebagai herbisida, kemudian terbukti efektif mengobati dua penyakit genetik langka yang mengganggu metabolisme tirosin: tyrosinemia type I dan alkaptonuria.
Disetujui FDA pada 2002, obat ini membantu tubuh memproses tirosin. Namun pada nyamuk, proses itu justru menjadi bumerang. Penelitian di Science Translational Medicine awal tahun ini menunjukkan nyamuk yang mengisap darah orang yang mengonsumsi nitisinone mati hanya dalam hitungan jam, bahkan pada dosis rendah.
foto: Pixabay/@Ralphs_Fotos
Proses peracunan terjadi karena enzim yang dibutuhkan nyamuk untuk memproses protein dan asam amino dalam darah terhambat. Sistem pencernaan darahnya terganggu dan tersumbat. Studi terbaru menemukan efek serupa ketika nyamuk terpapar permukaan yang diberi nitisinone, meskipun tanpa mengisap darah manusia yang mengonsumsinya. Racun terserap melalui kaki nyamuk, menimbulkan kelumpuhan dan menggelapkan warna tubuh serangga itu. Mengapa racun ini bisa masuk lewat kaki, sementara empat obat serupa lainnya gagal, masih menjadi misteri.
Kabar ini memberi angin segar dalam perang melawan nyamuk kebal insektisida. Data WHO mencatat, nyamuk resisten terhadap setidaknya satu jenis insektisida telah ditemukan di lebih dari 90 persen negara endemik malaria. Sementara itu, malaria masih menginfeksi 263 juta orang per tahun dan merenggut hampir 600 ribu nyawa. Efektivitas nitisinone bahkan pada nyamuk resisten menjadikannya kandidat kuat untuk diaplikasikan pada kelambu atau bahan tidur lain sebagai alternatif insektisida.
Dari nyamuk hasil rekayasa genetika di AS, pelepasan pod nyamuk biodegradable di Hawaii, hingga nyamuk kanibal di China, berbagai cara kreatif sudah dicoba untuk mengendalikan populasi serangga pengisap darah ini. Ke depan, mungkin saja cukup dengan mengoleskan nitisinone pada permukaan rumah untuk membuat nyamuk berpikir dua kali sebelum hinggap.
Recommended By Editor
- Soffell turun ke Malang, libatkan 220 kader demi selamatkan puluhan ribu warga dari nyamuk DBD
- Percaya nggak minyak kelapa bisa enyahkan nyamuk? Cewek ini buktikan sendiri hasilnya
- Bukan cuma kata nenek, bidan juga setuju pentingnya jamu terstandar pasca persalinan
- Trik pakai obat nyamuk tanpa perlu dibakar, sekarang pakai 1 jenis minyak bisa bebas dari asap
- Trik mudah mengusir nyamuk tanpa obat atau semprotan khusus, cukup dengan 3 bahan dapur
- Baru tahu! Ternyata ini trik sepele bikin rumah wangi berhari-hari dan bebas nyamuk dengn bahan sereh


