Mendaki gunung kini jadi hobi banyak orang, tapi jangan sampai terjebak dalam keindahan alam yang bisa berbahaya. Salah satu ancaman serius yang harus diwaspadai adalah hipotermia. Apa sih hipotermia itu? Ini adalah kondisi ketika suhu tubuh kita turun di bawah 36-37 derajat Celsius, dan bisa berakibat fatal jika tidak ditangani dengan baik.
Hipotermia sering terjadi saat cuaca ekstrem, terutama di pegunungan yang suhu udaranya sulit diprediksi. Angin kencang, hujan deras, atau hanya ketinggian yang membuat udara dingin, bisa mempercepat hilangnya panas tubuh. Banyak kasus hipotermia berujung tragis, biasanya karena kurangnya persiapan dan pengetahuan tentang kondisi ini.
BACA JUGA :
Siapa Lilie Wijayati? Pendaki wanita berani yang meninggal di Puncak Jaya atau Carstensz Pyramid Papua
Jadi, penting banget bagi para pendaki untuk memahami penyebab hipotermia, mengenali gejalanya, dan tahu langkah-langkah pencegahan serta penanganannya. Di artikel ini, kita akan membahas tuntas tentang hipotermia, mulai dari penyebab, gejala, hingga cara mengatasinya.
Penyebab Utama Hipotermia di Gunung
Hipotermia terjadi ketika tubuh kehilangan panas lebih cepat daripada kemampuannya untuk mempertahankan suhu normal. Berikut adalah beberapa penyebab utama hipotermia di gunung:
a. Paparan Suhu Dingin yang Ekstrem
BACA JUGA :
Nasib tragis ABG mendaki Gunung Slamet, meninggal usai terjatuh ke jurang 30 meter
Suhu di gunung bisa sangat dingin, bahkan di siang hari. Saat malam atau cuaca buruk, suhu bisa turun drastis di bawah nol derajat. Tanpa pakaian hangat, tubuh akan kehilangan panas lebih cepat.
b. Angin Kencang yang Menurunkan Suhu Tubuh
Angin di pegunungan bisa sangat kencang dan mempercepat hilangnya panas dari tubuh. Dalam kondisi berangin, efek dingin bisa terasa lebih ekstrem dibandingkan suhu udara sebenarnya, yang dikenal sebagai "wind chill effect." Ini bisa memperburuk risiko hipotermia.
c. Tubuh Basah akibat Hujan atau Keringat Berlebih
Pakaian yang basah karena hujan, keringat, atau salju meningkatkan risiko hipotermia. Air menghantarkan panas lebih cepat daripada udara, jadi tubuh akan kehilangan suhu lebih cepat saat basah.
d. Kurangnya Persiapan dan Peralatan yang Memadai
Pendaki yang tidak membawa pakaian hangat, tenda, atau perlengkapan lain lebih rentan mengalami hipotermia. Memilih pakaian yang salah, seperti katun yang sulit kering, juga bisa memperburuk keadaan.
e. Kondisi Fisik dan Kesehatan yang Kurang Prima
Pendaki yang kelelahan, kurang tidur, atau memiliki masalah kesehatan seperti diabetes dan penyakit jantung lebih rentan terkena hipotermia. Tubuh yang lemah kesulitan menjaga suhu tubuh dalam kondisi ekstrem.
Gejala Hipotermia Berdasarkan Tingkatan
Hipotermia memiliki beberapa tingkatan dengan gejala yang berbeda. Mengenali tanda-tandanya sejak dini sangat penting untuk mencegah kondisi memburuk.
a. Hipotermia Ringan
- Menggigil
- Kulit pucat
- Napas pendek
- Kesulitan berbicara
- Kelelahan
b. Hipotermia Sedang
- Menggigil tidak terkendali
- Kesulitan berdiri dan kehilangan keseimbangan
- Perubahan perilaku, seperti kebingungan atau bicara tidak jelas
- Kulit semakin pucat atau membiru
c. Hipotermia Berat
- Hilangnya kesadaran
- Halusinasi
- Detak jantung melambat atau tidak terdeteksi
- Pernapasan melemah
- Risiko kematian jika tidak segera ditangani
Cara Mengatasi Hipotermia di Gunung
Jika seseorang menunjukkan tanda-tanda hipotermia, tindakan cepat sangat diperlukan untuk menyelamatkan nyawanya. Berikut langkah-langkah yang harus dilakukan:
a. Pindahkan ke Tempat yang Lebih Hangat
Cari tempat berlindung dari angin dan hujan. Jika bisa, buat tenda atau cari gua kecil untuk melindungi korban dari suhu dingin.
b. Ganti Pakaian Basah dengan yang Kering
Pakaian basah mempercepat hilangnya panas tubuh. Segera ganti dengan pakaian kering dan berbahan hangat seperti wol atau termal.
c. Berikan Sumber Panas
Gunakan sleeping bag, selimut termal, atau botol air hangat untuk membantu mengembalikan suhu tubuh.
d. Beri Minuman Hangat dan Makanan Berenergi Tinggi
Minuman seperti teh, cokelat panas, atau sup bisa membantu meningkatkan suhu tubuh dari dalam. Hindari minuman berkafein atau beralkohol karena dapat memperburuk kondisi.
Pencegahan Hipotermia Saat Mendaki
Mencegah lebih baik daripada mengobati. Berikut beberapa cara untuk menghindari hipotermia di gunung:
- Gunakan pakaian berlapis dan tahan air
- Selalu bawa jaket tebal, sarung tangan, dan penutup kepala
- Hindari mendaki sendirian
- Konsumsi makanan bergizi sebelum dan selama pendakian
- Periksa prakiraan cuaca sebelum berangkat
Pertanyaan Seputar Hipotermia
Q: Bagaimana cara mengenali hipotermia saat mendaki?
A: Hipotermia biasanya ditandai dengan menggigil hebat, kulit pucat, kesulitan berbicara, dan kehilangan koordinasi gerakan.
Q: Apa yang harus dilakukan jika teman mendaki mengalami hipotermia?
A: Segera cari tempat berlindung, ganti pakaiannya dengan yang kering, berikan minuman hangat, dan hubungi tim penyelamat jika kondisinya memburuk.
Q: Apakah hipotermia bisa dicegah?
A: Bisa, dengan persiapan yang matang seperti membawa pakaian hangat, makan cukup, dan memperhatikan cuaca sebelum mendaki.