Baru-baru ini, rumah Ahmad Sahroni, anggota DPR dari Partai NasDem, di Tanjung Priok, Jakarta Utara, menjadi sasaran penjarahan. Dalam insiden yang cukup menghebohkan ini, dua patung superhero, Iron Man dan Spider-Man, dilaporkan hilang dan mengalami kerusakan. Kejadian ini membuat banyak warganet penasaran tentang berapa sih harga patung-patung tersebut?
Konten kreator mainan, Medy Renaldy, pun tak mau ketinggalan untuk menjawab rasa penasaran publik. Dalam video yang ia unggah, Medy menunjukkan bagian kaki patung Iron Man Mark II yang rusak.
BACA JUGA :
Pelaku bingung cara pakainya, jam tangan Rp11,7 M yang dijarah dari rumah Ahmad Sahroni dikembalikan
Ia menjelaskan bahwa patung berukuran life-size seperti itu biasanya dihargai ratusan juta rupiah. Misalnya, ia menemukan harga patung Iron Man di salah satu toko online yang mencapai Rp 235 juta!
Tapi tunggu dulu, Sahroni tidak hanya memiliki satu patung. Ia juga punya Iron Man Mark 85 yang diperkirakan bernilai sekitar Rp 168 juta. Dan jangan lupakan Spider-Man yang juga rusak dalam kejadian tersebut, yang diperkirakan bernilai Rp 127 juta. Dalam video yang beredar di media sosial, Spider-Man terlihat dalam kondisi hancur.
Medy mengungkapkan kekagumannya terhadap koleksi tersebut dan berharap suatu saat bisa memiliki patung serupa dengan hasil jerih payahnya sendiri. "Semoga suatu saat saya bisa membelinya dengan uang halal," tulisnya di unggahan tersebut.
BACA JUGA :
Ahmad Sahroni CS, anggota DPR yang dinonaktifkan masih terima gaji, begini penjelasannya
Massa yang mendatangi rumah Sahroni pada Sabtu (30/8) sore memang cukup banyak. Ratusan warga melakukan aksi pelemparan dan merusak rumah anggota DPR ini.
Mereka tidak hanya meneriaki, tetapi juga melempari rumah hingga merusak bangunan bertingkat tersebut. Informasi yang beredar menyebutkan bahwa massa mulai berkumpul sekitar pukul 15.00 WIB dan terus melakukan aksi hingga merusak kendaraan yang terparkir di garasi rumah Sahroni.
Setelah insiden ini, Ketua Umum DPP Partai NasDem, Surya Paloh, memutuskan untuk menonaktifkan Ahmad Sahroni dan Nafa Urbach sebagai anggota DPR. Keputusan ini diambil setelah pernyataan mereka yang dianggap merendahkan masyarakat. Sahroni mendapat kritik tajam setelah dianggap tidak peka terhadap aspirasi publik, terutama terkait pembubaran DPR.
Surya Paloh menegaskan bahwa aspirasi masyarakat harus menjadi acuan utama dalam perjuangan Partai NasDem. "Bahwa dalam perjalanan mengemban aspirasi masyarakat ternyata ada pernyataan dari pada wakil rakyat yang telah menyinggung dan mencederai perasaan rakyat," ujarnya dalam siaran pers.