Update evakuasi korban ambruknya Ponpes Al Khoziny di Sidoarjo: 91 santri tertimbun reruntuhan
  1. Home
  2. »
  3. Serius
1 Oktober 2025 12:35

Update evakuasi korban ambruknya Ponpes Al Khoziny di Sidoarjo: 91 santri tertimbun reruntuhan

Tim SAR terus evakuasi santri yang tertimbun reruntuhan di Sidoarjo. Editor
foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan

Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Abdul Muhari, mengungkapkan bahwa tim gabungan masih berupaya keras untuk mengevakuasi korban dari insiden reruntuhan di Pondok Pesantren Al Khoziny, yang terletak di Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur. Dari data absensi santri, tercatat sebanyak 91 orang diduga masih tertimbun di bawah material bangunan yang ambruk.

Tim pencarian dan pertolongan (Search and Rescue - SAR) yang terdiri dari 332 personel, termasuk BASARNAS, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Timur, BPBD Kabupaten Sidoarjo, serta dukungan dari kabupaten sekitar seperti Jombang, Mojokerto, dan Nganjuk, telah dikerahkan. Mereka bekerja secara bergantian untuk menjaga stamina dan ketahanan tim selama proses evakuasi berlangsung.


“Kami sudah menyiapkan peralatan berat, tetapi untuk saat ini, kami belum bisa menggunakannya. Kami khawatir getaran dari alat berat bisa memperburuk kondisi reruntuhan,” jelas Muhari dalam keterangan tertulisnya pada Selasa, 30 September 2025.

Fokus utama saat ini adalah melakukan penyelamatan secara manual, dengan menggali lubang dan celah untuk mencari korban yang masih hidup. Tim SAR juga mendeteksi adanya indikasi enam orang yang masih bertahan di salah satu segmen reruntuhan.

“Melalui celah yang ada, kami telah menyalurkan makanan dan minuman untuk menjaga kondisi para korban,” tambahnya.

Proses evakuasi ini juga menunggu hasil asesmen dari pihak berwenang di bawah komando Basarnas. Jika hasil asesmen menunjukkan tidak ada lagi korban yang selamat, maka tahap selanjutnya adalah menggunakan alat berat untuk mengevakuasi korban yang sudah meninggal yang masih tertimbun.

Di sisi lain, tim juga sedang merumuskan langkah-langkah teknis bersama ahli konstruksi untuk membersihkan puing-puing di jalur evakuasi secara aman, tanpa memicu kemungkinan terjadinya reruntuhan susulan.

Korban Selamat dan Dirawat

Data sementara per Sabtu, 30 September, pukul 19.00 WIB mencatat sebanyak 100 orang terdampak dalam insiden ini. Dari jumlah tersebut, 26 orang masih dirawat inap, 70 orang sudah diperbolehkan pulang, tiga orang dilaporkan meninggal dunia, dan satu pasien dirujuk ke rumah sakit di Mojokerto.

Beberapa fasilitas kesehatan telah ditunjuk sebagai rujukan utama untuk penanganan korban, termasuk RSUD RT Notopuro, RS Siti Hajjar, RS Delta Surya, RS Sheila Medika, dan RS Unair.

Rincian perawatan menunjukkan bahwa RSUD RT Notopuro merawat 40 pasien, dengan delapan pasien rawat inap dan dua meninggal dunia. RS Siti Hajjar menangani 52 pasien, dengan 11 pasien rawat inap, satu meninggal dunia, dan satu pasien dirujuk. RS Delta Surya merawat enam pasien rawat inap, RS Sheila Medika menangani satu pasien yang sudah diperbolehkan pulang, sedangkan RS Unair merawat satu pasien rawat inap.

Kepala BNPB Akan Meninjau Lokasi

Insiden bencana ini, yang disebabkan oleh kegagalan teknologi konstruksi, menarik perhatian Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Letjen Suharyanto. Sesuai dengan Undang-Undang Penanggulangan Bencana Nomor 24 Tahun 2007, robohnya bangunan ini termasuk dalam kategori kegagalan teknologi, sehingga BNPB dapat memberikan intervensi untuk kelancaran penanganan.

“Kepala BNPB akan meninjau lokasi untuk memberikan dukungan dan pendampingan dalam upaya penanganan darurat, dengan prioritas utama pencarian dan pertolongan pada Rabu, 1 Oktober 2025,” ungkap Muhari.

Kepala BNPB bersama Deputi Bidang Penanganan Darurat Mayjen TNI Budi Irawan dan rombongan akan berangkat dari Jakarta pukul 06.00 WIB menuju Sidoarjo melalui udara. Setelah tiba di Bandara Internasional Juanda, mereka akan langsung meninjau lokasi kejadian.

Hingga malam ini, Kepala BNPB dan jajaran terus memantau perkembangan penanganan darurat dan berkoordinasi dengan pihak terkait seperti Basarnas, BPBD, serta unsur TNI dan Polri. Perkembangan penanganan darurat di lapangan akan terus diperbarui dan dilaporkan secara berkala seiring dengan upaya yang dilakukan pihak-pihak terkait.

Source: liputan6.com / Luqman Rimadi
Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang dengan bantuan Artificial Intelligence dengan pemeriksaan dan kurasi oleh Editorial.

SHARE NOW
MOST POPULAR
Today Tags