Baru-baru ini, terjadi insiden mengejutkan di SMAN 72 Jakarta, di mana terduga pelaku diduga meledakkan bom dari jarak jauh. Menariknya, dugaan ini diperkuat oleh penemuan remote control di taman baca sekolah tersebut.
"Analisa kami menunjukkan bahwa terduga pelaku tidak berada di dalam masjid saat ledakan terjadi, karena remote control ditemukan di taman baca," ungkap Kombes Pol Henik Maryanto, Dansat Brimob Polda Metro Jaya, dalam konferensi pers, dikutip dari Liputan6.com, pada Selasa (11/11).
BACA JUGA :
Pelaku ledakan SMAN 72 Jakarta, usia 17 tahun dan masih dioperasi
Dalam penyelidikan, ditemukan tujuh bom di tiga lokasi berbeda di SMAN 72 Jakarta, yaitu masjid, bank sampah, dan taman baca. Dari tujuh bom tersebut, hanya empat yang meledak; dua di dalam masjid dan dua lainnya di bank sampah.
"Jadi, dari tujuh bom, empat meledak, sementara tiga lainnya masih aktif dan telah diamankan oleh tim gegana satuan brimob," jelas Henik.
Penemuan Paku di Masjid
Henik juga mengungkapkan bahwa polisi menemukan sejumlah barang bukti di lokasi ledakan, termasuk paku baja dan paku seng yang berserakan di dalam masjid.
BACA JUGA :
Polisi ungkap 9 orang jadi korban bom Astana Anyar, satu polisi meninggal
"Paku-paku itu ditemukan berserakan dalam masjid," tambahnya.
Selain itu, tim juga mengamankan empat baterai, remote, dan serpihan plastik yang diduga berasal dari jerigen plastik berkapasitas satu liter.
"Berdasarkan analisis, rangkaian bom aktif ini menggunakan remote, sesuai dengan penemuan empat baterai transmitter dan receiver yang menggunakan daya 6 volt," jelasnya.
Cerita Mencekam dari Siswa
Salah satu siswa, yang hanya ingin disebut A, menceritakan suasana mencekam saat ledakan terjadi. Dia berada di tengah masjid saat kejadian berlangsung.
"Ledakan pertama terjadi saat salat Jumat hendak dimulai, dan ledakan kedua sekitar 10 hingga 15 menit setelahnya," ujarnya.
A mengaku langsung keluar dari masjid bersama teman-temannya dan mengalami luka di kepala akibat serpihan.
"Saya hanya terkena goresan kecil, tidak perlu dijahit," tambahnya.
Kronologi Ledakan Menurut Guru
Insiden ledakan terjadi pada Jumat (7/11) di SMA Negeri 72 Jakarta, saat khotbah Jumat berlangsung. Menurut Kepala Pusat Data dan Informasi BPBD DKI Jakarta, Mohamad Yohan, ratusan siswa dan guru sedang mengikuti khotbah saat ledakan terjadi.
Saksi mata, Totong, yang berada di saf depan saat salat, mendengar suara ledakan keras dari arah belakang aula.
"Ledakan tidak terjadi bersamaan, melainkan secara berurutan dari tiga titik berbeda," ujarnya.
Setelah kejadian, banyak siswa dan guru yang mengalami luka-luka dan segera dibawa ke Rumah Sakit Islam Cempaka Putih untuk mendapatkan perawatan.