Pada Jumat, 7 November 2025, sebuah ledakan mengguncang SMAN 72 Jakarta Utara, tepat saat pelaksanaan salat Jumat. Suara dentuman yang keras dari arah masjid sekolah membuat siswa dan guru panik, berhamburan keluar untuk menyelamatkan diri.
Menurut informasi dari pihak kepolisian, sebanyak 54 orang mengalami luka-luka akibat insiden ini. Beberapa di antaranya mengalami luka bakar dan terkena pecahan kaca akibat tekanan ledakan. Saat ini, penyebab pasti dari ledakan tersebut masih dalam penyelidikan. Tim Gegana Polri telah diturunkan untuk mensterilkan area dan memastikan tidak ada ledakan susulan.
BACA JUGA :
6 Fakta ledakan pemusnahan amunisi di Garut yang tewaskan 13 jiwa, kronologi hingga penyebabnya
Berikut adalah beberapa fakta penting mengenai insiden ledakan di SMA Negeri 72 Jakarta Utara, brilio.net lansir dari liputan6 pada Jumat (7/11).
1. Ledakan Terjadi saat Salat Jumat
BACA JUGA :
Sosok Kolonel Antonius, Kepala Gudang Puspalad yang gugur dalam ledakan amunisi Garut
Situasi Pasca Ledakan di SMAN 72 Kelapa Gading Jakarta. (Liputan6.com/Nanda Perdana Putra)
Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Budi Hermanto, mengonfirmasi bahwa ledakan terjadi sekitar pukul 12.09 WIB, saat sholat Jumat. Dua orang korban luka telah dibawa ke rumah sakit terdekat untuk mendapatkan perawatan. Tim Gegana Polri sedang melakukan penyelidikan untuk menemukan sumber ledakan.
2. Ledakan Terjadi Secara Beruntun
Situasi Pasca Ledakan di SMAN 72 Kelapa Gading Jakarta. (Liputan6.com/Nanda Perdana Putra)
Saksi mata bernama Totong menyatakan bahwa ia mendengar suara ledakan keras dari tiga arah berbeda, baik di dalam maupun di luar area sekolah. Ia menjelaskan, ledakan tersebut terjadi secara berurutan, bukan bersamaan. "Setelah di satu titik, satu lagi. Jarak suaranya tidak lama," ujarnya.
3. Ada Puluhan Korban
Gubernur Jakarta Pramono Anung menyambangi lokasi ledakan. (Foto: Liputan6.com/Nanda Perdana Putra).
Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, mengonfirmasi bahwa hingga saat ini terdapat 55 korban luka akibat peristiwa tersebut. Korban terdiri dari siswa, guru, dan petugas sekolah yang berada di sekitar lokasi ledakan. Sebagian besar mengalami luka bakar dan terkena pecahan kaca.
4. Polisi Dirikan Posko
Kapolda Metro Jaya, Irjen Asep Edi Suheri, mengumumkan bahwa posko akan didirikan di sekitar rumah sakit untuk membantu keluarga korban menemukan anak-anak mereka yang sedang dirawat. Posko ini akan berada di Rumah Sakit YARSI dan Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih.
5. Biaya Pengobatan Korban Ditanggung Pemprov DKI
Gubernur Pramono Anung memastikan bahwa Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan menanggung seluruh biaya perawatan korban ledakan. Kebijakan ini berlaku untuk semua korban, baik yang dirawat di RS Islam Cempaka Putih, RS Yarsi, maupun di rumah sakit lainnya.