Pasti masih teringat dalam benak kita bagaimana rumah Politikus Partai NasDem, Ahmad Sahroni, menjadi sasaran penjarahan. Kejadian yang berlangsung di Jalan Swasembada, Kebon Bawang, Tanjung Priok, pada Sabtu sore, 30 Agustus 2025, ini benar-benar mengguncang.
Ratusan orang berkumpul sejak pukul 15.00 WIB, melemparkan batu ke arah rumah Sahroni. Kini, setelah kejadian tersebut, ia kembali muncul di hadapan publik, menceritakan pengalaman menegangkan saat terjebak di rumahnya yang dijarah.
BACA JUGA :
Lulus doktor dengan IPK 3,95, 9 potret Ahmad Sahroni saat jalani sidang disertasi ini tuai sorotan
Sahroni mengungkapkan bahwa sebelum kerusuhan terjadi, ia sempat bertemu dengan beberapa pemuka agama. Saat situasi mulai memanas, ia dan keluarganya terpaksa mengungsi ke rumah tetangga.
"Satu jam sebelum kejadian, saya bertemu dengan perwakilan tokoh agama. Terima kasih kepada Pak Haji Rusdi dan istrinya yang telah menerima Pak Imam dan keluarga saya di rumah sebelah," ujarnya dalam sebuah video yang beredar.
Ketika massa mulai menjarah, Sahroni merasa terjebak dan tidak bisa melarikan diri. Ia menggambarkan situasi tersebut seperti adegan dalam film. "Saya bersembunyi dari amukan massa, sampai plafon rumah saya hancur," katanya.
BACA JUGA :
7 Potret Ahmad Sahroni wisuda S3 Universitas Borobudur, disertasinya soal pemberantasan korupsi
Ia bahkan harus menghancurkan plafon untuk mencari jalan keluar. Sayangnya, atap rumahnya jebol dan ia terjatuh ke kamar mandi. Beberapa orang yang melihatnya tidak mengenali karena wajahnya penuh debu.
"Saya sempat bersembunyi di atas plafon, tapi plafonnya tidak kuat dan saya jatuh. Ada tiga orang melihat saya, dan bertanya, tapi saya tidak dikenali," tambahnya.
Sahroni juga mencoba melarikan diri melalui genteng rumahnya, tetapi terpaksa mundur karena suara berisik. Ia pun kembali ke rumah Pak Haji Dhani yang kebetulan tidak ada di tempat. "Di rumah Pak Haji Dhani, ada tangga menuju ke bawah, dan saya beruntung bisa bersembunyi di sana," ujarnya.
Ia menyesali tindakan massa yang merusak dan menjarah harta bendanya, termasuk mobil dan barang elektronik. "Mereka menganggap rumah ini adalah duit rakyat dari hasil pajak. Saya yakin orang-orang yang teriak itu tidak membayar pajak," tegas Sahroni.
Lebih mengejutkan lagi, foto keluarganya juga dicuri. "Kebayang, foto keluarga pun dicuri. Buat apa coba?" tanyanya. Sahroni juga menambahkan bahwa barang-barang pribadi, seperti kolor dan sikat gigi, ikut diambil penjarah, yang membuatnya merasa aneh dan lucu sekaligus.
Dia menegaskan bahwa semua harta bendanya diperoleh dengan cara yang sah dan tidak korup. "Saya alhamdulillah tidak korupsi," ujarnya dengan tegas. Sahroni juga mengungkapkan kekecewaannya terhadap coretan kata-kata kotor di tembok rumahnya, yang menurutnya sangat tidak bertanggung jawab.
"Ini kalau enggak ditutup sama terpal omongannya ya Allah ya Tuhan," tutup Sahroni, menandakan betapa seriusnya situasi yang ia hadapi.