Brilio.net - Nama Nessie Judge kembali mencuat di media sosial setelah sebuah cuplikan dari konten Halloween-nya menampilkan foto Junko Furuta—korban pembunuhan brutal dari Jepang tahun 1988—yang dikenal sebagai salah satu kasus kekerasan paling mengerikan di dunia. Dalam video yang awalnya dibuat untuk membahas kisah menyeramkan dunia, Nessie dianggap tidak sensitif karena menggunakan foto asli Junko dalam konteks hiburan.
Warganet Jepang pun langsung bereaksi keras. Banyak dari mereka menganggap tindakan Nessie tidak menghormati korban dan keluarganya, mengingat kasus Junko Furuta masih menjadi luka mendalam bagi masyarakat Jepang. Tak butuh waktu lama, nama Nessie Judge pun mendadak trending di platform X (Twitter) Jepang, bahkan muncul di forum-forum diskusi internasional.
BACA JUGA :
Bukan saudara tapi mirip, 7 potret Nessie Judge vs TikTokers asal Kolumbia ini bak pinang dibelah dua
foto: X/@yukitichqn
Meski pihak Nessie belum memberikan klarifikasi panjang, perdebatan di dunia maya terus berlanjut. Sebagian netizen Indonesia mencoba membela dengan alasan ketidaktahuan, sementara lainnya menilai seharusnya kreator sebesar Nessie lebih berhati-hati dalam memilih materi visual, apalagi untuk konten publik.
BACA JUGA :
5 Kronologi Nessie Judge dihujat warganet Jepang gara-gara foto Junko Furota, ini alasannya
Gara-gara kontroversi ini banyak warganet yang kemudian mencari tahu sosok Nessie Judge, berikut brilio.net himpun ulasannya dari berbagai sumber pada Jumat (7/11).
Dari Vlogger Jalan-jalan ke Ratu Horor YouTube Indonesia
foto: Instagram/@nessiejudge
Nessie Judge, atau nama aslinya Nasreen Anisputri Daud Judge, lahir di Surakarta, 30 Oktober 1993. Ia berdarah campuran Belanda-Pakistan dari ayah bernama Anis Judge dan ibu bernama Bebbie Panwar. Ia mengenyam pendidikan di Springfield School Jakarta, lalu melanjutkan studi bisnis di IPMI International Business School dan Audencia Business School Finlandia.
Perjalanan karier Nessie di YouTube dimulai pada 20 Juli 2013 dengan video bertema traveling berjudul Pulau Tidung Adventure. Namun, titik balik kariernya muncul pada tahun 2017, saat ia merilis video “Chat History Terseram di Dunia” yang kemudian viral. Sejak saat itu, kanalnya dikenal dengan konten horor, misteri, dan konspirasi—dengan label khas #NERROR (Nessie Horror). Penggemarnya bahkan memiliki nama komunitas sendiri: “Nerrorist.”
Kreativitasnya membawa Nessie ke berbagai proyek lain, mulai dari musik hingga film. Ia pernah merilis lagu “Yours Truly”, “Stay” (duet dengan Jerome Polin), hingga “Coba Lagi.” Di dunia film, Nessie tampil dalam Kampung Jabang Mayit: Ritual Maut dan terlibat dalam produksi film adaptasi konten YouTube-nya, Mama: Pesan dari Neraka, yang dijadwalkan tayang 11 September 2025.
Badai Kritik yang Tak Asing bagi Nessie
foto: Instagram/@nessiejudge
Kontroversi bukan hal baru bagi Nessie. Sebelumnya, pada Agustus 2022, ia pernah menuai kecaman dari The Jakmania setelah menyebut komunitas suporter Persija dalam video “Suporter Bola Paling Rusuh dan Anarkis di Dunia”. Namun kasus Junko Furuta kali ini terasa lebih serius karena melibatkan sensitivitas budaya lintas negara.
Warganet Jepang menilai penggunaan foto korban kejahatan nyata sebagai bentuk eksploitasi tragedi, sementara sebagian penggemar Nessie menilai video tersebut hanyalah upaya untuk memberikan edukasi sejarah kriminal.
FAQ Seputar Kontroversi Nessie Judge
Q: Kenapa Nessie Judge diserang netizen Jepang?
A: Karena menampilkan foto asli Junko Furuta—korban pembunuhan brutal tahun 1988—di konten Halloween-nya.
Q: Apakah Nessie sudah meminta maaf?
A: Hingga kini belum ada pernyataan resmi dari Nessie Judge terkait kontroversi ini.
Q: Siapa Junko Furuta?
A: Remaja asal Jepang yang diculik, disiksa, dan dibunuh secara kejam pada tahun 1988; kasusnya sangat sensitif di Jepang.
Q: Apakah Nessie pernah tersandung kontroversi lain sebelumnya?
A: Ya, pada 2022 ia dikritik The Jakmania karena menyebut komunitas itu dalam video bertema hooliganisme.
Q: Apa proyek terbaru Nessie Judge?
A: Ia sedang mempromosikan film Mama: Pesan dari Neraka, adaptasi dari konten horornya di YouTube yang akan tayang pada 2025.
