Brilio.net - Tak banyak yang tahu sisi lembut dari vokalis NOAH, Ariel, terutama ketika berbicara tentang putri semata wayangnya, Alleia Anata Irham. Dalam sebuah kesempatan, Ariel mengungkapkan rasa bangganya terhadap Alleia yang tumbuh menjadi pribadi mandiri, terbuka, dan berprestasi.
“Gue senangnya dia nggak introver kayak gue,” ujar Ariel di acara Comic 8 Revolution.
BACA JUGA :
Usai 17 tahun menduda, Ariel NOAH ungkap alasan punya keinginan berumah tangga lagi
Bagi musisi yang dikenal pendiam ini, Alleia adalah cerminan yang berbeda dari dirinya—lebih ekspresif, ceria, dan mudah bergaul. “Dia ekstrover. Dia kayak nyaman senang ngobrol sama orang,” lanjutnya.
Kebanggaan Ariel tidak berhenti di situ. Ia juga menceritakan prestasi akademik sang putri yang membanggakan. Alleia yang sempat menempuh pendidikan di Al Jabr Islamic School ternyata meraih beasiswa penuh dari jenjang SMP hingga SMA.
“Pintar banget lagi. Dia dari SMP sampai SMA dapat beasiswa,” imbuhnya.
BACA JUGA :
Sosok Baru Dilan: Mengapa Ariel NOAH yang terpilih?
Meski jarang mengumbar kehidupan pribadinya, Ariel jarang menutupi rasa bangganya terhadap Alleia. Di balik jadwalnya yang padat, ia mengaku sempat menyesal karena tak bisa selalu berada di sisi sang anak.
“Ada banyak yang kita harapkan seharusnya bisa lebih baik, salah satunya waktu lebih banyak sama Alleia,” ungkapnya jujur.
Musisi asal Bandung itu sadar bahwa perjalanan hidup tak selalu berjalan sesuai rencana. “Cuma, ya, jalan hidupnya memang agak-agak sih,” sambungnya. Kalimat sederhana itu mencerminkan sisi reflektif Ariel sebagai seorang ayah yang berusaha menyeimbangkan karier besar dan kehidupan pribadi.
Kini, Alleia yang lahir pada 5 Juni 2005 telah berusia 20 tahun dan melanjutkan pendidikan di BINUS Northumbria School of Design. Tak hanya cerdas secara akademis, Alleia juga dikenal aktif dan percaya diri di lingkungan pergaulannya.
Kisah Ariel dan Alleia memperlihatkan sisi lain dari sosok yang selama ini dikenal sebagai musisi penuh karisma di atas panggung. Di balik ketenaran dan kesibukan, Ariel tetaplah seorang ayah yang bangga melihat buah hatinya tumbuh menjadi pribadi mandiri dan berprestasi.
Lebih dari sekadar kebanggaan atas beasiswa, cerita Ariel adalah potret hubungan ayah dan anak yang hangat—tentang kebersyukuran, refleksi diri, dan harapan untuk bisa lebih dekat di tengah kesibukan hidup.
